BAGIAN 2📌

3.3K 592 459
                                    

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

Mesa bingung dengan Garlien yang terlihat sudah mengenal Vano. Bukankah tadi Garlien tidak ada di kelas, lalu bagaimana Garlien bisa mengenal Vano?

"Lo kenal Vano?" tanya Mesa sambil menepuk pundak Garlien, Garlien terlihat terkejut. Jadi bisa di pastikan tadi dia melamun sambil melihat Vano.

"Masa lalu gue," ujar Garlien sambil tersenyum manis.

Mesa langsung konek.

"WHAT!!! VANO PACAR LO!" ujar Mesa dengan suara toanya.

Garlien menutup mulut Mesa dengan tangannya, kemudian melihat ke kanan dan kiri, takutnya ada orang yang mendengar ucapan Mesa tadi. Dan ternyata orang-orang masih pada sibuk membeli jajan, atau bisa di katakan suara manusia kelaparan lebih keras di bandingkan suara toa Mesa.

Garlien bernafas lega karena tak ada yang mendengarnya. Mesa menaikan dua jarinya menbentuk huruf 'v'.

Akhirnya Garlien melepaskan tangan yang ada di mulut Mesa, kemudian Garlien duduk kembali ke bangkunya. Lalu mengaduk lemon teanya.

"Jangankan pacar temen aja bukan," ujar Garlien memelas.

"WHAT!!! KATANYA LDR!" ujar Mesa dengan murut toanya lagi, Garlien langsung menginjak sepatu Mesa dan Mesa meringis kesakitan.

"Lo jahat."

"Emang."

Mesa meniup poninya ke atas, kemudian memanyunkan bibirnya. Garlien meminum lemon teanya kemudian bertanya pada Mesa. "Emangnya gue nggak boleh bilang LDR sama dia?"

"Ya nggak lah, LDR itu hubungan jarak jauh, lah kalo nggak ada hubungan berarti lo ngarep," ujar Mesa sambil menekankan kata 'ngarep'.

Bagi Mesa, mungkin itu akan menyakiti hati Garlien. Tapi sebagai sahabat dia harus menasehati Garlien, supaya tak terlalu berharap. Harapan dan kenyataan kadang tak sejalan, jadi mungkin harapan itu akan jatuh dan membuat luka.

Garlien memikirkan ucapan Mesa yang menurutnya tidaklah salah, tapi bukankah tak ada salahnya untuk berharap, itu akan membuat kita lebih menghargai impian dan membuat kita semangat menggapai impian tersebut.

~|•|~

Sekarang Vano sedang duduk di bangkunya sambil membaca buku tebal berwarna hitam, ini adalah buku yang paling sering Vano baca, karena buku ini menangkup semua pelajaran menggunakan bahasa inggris.


Tak lama ia beberapa gadis mendekatinya bahkan ada yang menarik bangku di samping Vano supaya lebih dekat dengan dirinya, ia merasa risi dengan wanita itu.

Bukankah sudah Vano katakan bahwa tak ada yang boleh mengganggunya saat sedang membaca? Ia tak pernah main-main dengan ucapannya, Vano tak peduli dia wanita ataupun laki-laki. Baginya semuanya sama saja.

Garlievano | I✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang