_____
Garlien sudah ada di kamarnya. Sekarang ia sedang sibuk mencari dress yang cocok untuk di gunakan bersama Vano, sayangnya dia tak melihat penampilan Vano sehingga dia tak tau warna baju yang Vano kenakan.
Dia menaruh semua dress di kasurnya mulai dari yang berwarna putih, hitam, merah, pink dan biru berjejer rapi di kasurnya. Tak lupa Garlien mencobanya sambil melihat penampilannya di pantulan cermin.
Garlien memang terkejut saat Lino mengatakan bahwa Vano ada di sini. Jangan-jangan dia mau lamaran? mau ngajak Garlien nikah? Ngaco!
Dalam pikirannya, Vano mungkin akan mengajaknya jalan-jalan menyelusuri kota metropolitan ini. Makan bareng, liat pemandangan kota, foto-foto. Ah bukankah itu sangat luar biasa? Nggak mungkin kan Vano kesini karena gabut. Hilangkan nething.
Tak lupa Garlien mencari sepatu atau sandal yang cocok dengan dress nya itu, ingin rasanya dia memanggil Gina untuk membantunya. Tapi ya kali dia akan teriak memanggil Gina atau datang ke ruang tamu untuk memintanya secara langsung. Tidak bisa, ntar nggak jadi suprise.
Ok cukup, gue cantik, gue manis, harus pede! batin Garlien menenangkan detak jantungnya.
Garlien berjalan sambil tertunduk, dia tak mau melihat Vano karena malu atas kejadian tadi. Rasanya Garlien ingin memakai topeng jika ke inget apa yang dilakukannya tadi.
Berteriak di lantai atas dengan rambut singa dan air liur di bibir?! belum lagi lari-larian nggak jelas dengan menggunakan pakaian aibnya! bolehkah Vano lupa akan kejadian memalukan itu?
Vano melihat Garlien dari bawah hingga atas kemudian terlihat sangat jelas terdapat kerutan di dahi Vano. Ia terlihat kebingungan.
"Bajunya?"
"Ah iya, kenapa sama bajunya? nggak bagus ya? kurang apa?" tanya Garlien beruntun. Garlien masih dalam mode malu.
"Olahraga pake itu?"
Garlien yang mendengar kalimat Vano langsung mengadap ke arahnya, melihat apa yang di kenakan Vano. Vano pake pakaian santai kenapa Garlien pake dress?
KAMU SEDANG MEMBACA
Garlievano | I✓
Teen FictionGarliena Gendies Gyanaputri : Manusia cantik, imut dan sifatnya sesuai mood. Dia tak pernah menyukai laki-laki kecuali laki-laki yang menolongnya dulu. Gue cuma suka sama dia, selamanya! Galvano Farrenza Faruq Al-Varo: Pencinta kesunyian, buku adala...