________
GARLIEN POV ON
Sakit.
Hanya itu yang terasa saat ucapan 'murahan' terlontar di bibirnya, kata terkutuk itu selalu terngiang di kepala ku. Ntah mengapa dua sungai kecil di pipiku turun dengan seenaknya, tanda izin dari pemiliknya.
Tangisan sudah tak bisa tertahan, mental dan fisik ku benar-benar down. Ada apa ini? kenapa teman ku begitu? mereka sedang bersandiwara? atau mereka membuka topengnya? namun apa alasannya? sangat membingungakan.
"Maksut lu apa ambil Rano dari gue?" ujar Risa sambil memegang dagu ku dengan erat, kemudian menghempasnya dengan kasar.
"Gua tuh suka sama Rano udah lama! gua kenal dia sebelum lu kenal dia! gua mencintai dia lebih dari gua mencintai diri gua sendiri!" Ujar Risa sambil menarik rambutku hingga ada yang terlepas, namun aku tak bisa melawan karena aku tak punya keberanian. Aku lemah.
"Tapi lo dengan seenak jidat datang terus ngancurin segalanya. Lo jadi Waketos? salah! lo deket sama Rano? salah! dan lo masih selamat pas gua taruh lo di toilet? salah! harusnya lo itu udah mati! udah jadi mayat beku! itu baru benar," ujar Risa dengan kejamnya.
Dan tak ada orang yang membantu ku. Aku sendiri dalam keramaian, aku sendiri dalam kerumunan dan aku sendiri dalam pertemanan. Mungkin sekarang adalah jalan takdir untuk diriku.
Hidup untuk kesendirian.
"Guys ayok kita pesta! mana tepung dan teman-temannya yang udah nunggu untuk dimasak hahaha!!!"
Risa mengambil tepung yang ada di tangan salah satu temannya kemudian menaburkannya di atas kepala ku, lalu teman-teman yang lain melemparkan telur di seluruh badan ku, dan apa yang kulakukan? hanya diam dan menangis.
Lalu mantan teman ku menaruh kecap di rambut panjang hitam milik ku, kemudian mencampurnya seolah-olah kecap tersebut adalah sampo, tak lupa mereka menguyur air comberan di seluruh tubuh ku. Apa lagi sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Garlievano | I✓
Teen FictionGarliena Gendies Gyanaputri : Manusia cantik, imut dan sifatnya sesuai mood. Dia tak pernah menyukai laki-laki kecuali laki-laki yang menolongnya dulu. Gue cuma suka sama dia, selamanya! Galvano Farrenza Faruq Al-Varo: Pencinta kesunyian, buku adala...