____
"Oh, jadi begindang ceritanya," ujar seseorang, bukan Zina atau pun Robin, namun seseorang di balik tembok.Seseorang itu segara muncul dari tembok dan membuat Zina maupun Robin terkejut, orang yang ada di balik tembok adalah ... Rivan.
Rivan segera menghampiri Robin kemudian tangannya di taruh di leher bagian belakang.
"Robin sama Zina temenan kah? eh salah mereka di jodohin lohh, wahh! kabar besar yang di tutup-tutupi," kata Rivan dengan santai.
Rivan melepaskan tangan yang ada di leher Robin kemudian meminum-minuman milik Robin tanpa aba-aba.
"Robin donorin darah buat Garlien? wahh! kabar besar yang di rencanakan," lanjut Rivan, kembali dengan gaya santainya.
Rivan menatap Robin tajam, cukup! Dia sudah malas untuk basa-basi. Dia merasa kecewa, teman yang paling Rivan percayai menutupi kebenaran.
Sedangkan Robin merasa bersalah, dia mengakuinya. Iya Robin salah, dia tau akan hal itu.
Berbeda dengan Zina yang dengan santainya tetep menikmati minuman yang ada di depannya, soalah tak ada yang terjadi di ruangan ini.
"Lu bisa kaya gitu ternyata, ga nyangka gue," ujar Rivan meluapkan amarahnya dengan berusaha untuk tetap santai. Karena emosi, bukanlah dirinya.
"Gue nga—"
"Orang yang awalnya bohong lanjutanya juga pasti bohong."
"Van denge—"
"Gue nggak mau dengerin pembohong."
Robin terdiam, bukannya dia menyerah hanya saja dia akan membiarkan Rivan berbicara semaunya dulu. Mungkin ini cara terbaik supaya nanti Rivan mendengarkannya.
Namun Rivan juga ikut terdiam, hal ini yang membuat Robin ingin mengutarakan apa yang ada di dalam otaknya.
"Dengerin gue dulu—"
Rivan segera meraih kerah Robin hingga punggungnya terbentur tembok yang ada di belakangnya.
Rivan terdiam bukan karena memberikan waktu untuk Robin berbicara. Dia diam karena ingin kesunyian, ingin berkecamuk dengan masalah yang Robin dan Zina perbuat.
"Lu juga tau kan gue suka sama Garlien dari pertama dia dateng? Kenapa lu bohongin dia sih?!" Rivan memberi jeda dalam ucapannya, nafasnya memburunya, membuat dia sulit meluapkan amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garlievano | I✓
Novela JuvenilGarliena Gendies Gyanaputri : Manusia cantik, imut dan sifatnya sesuai mood. Dia tak pernah menyukai laki-laki kecuali laki-laki yang menolongnya dulu. Gue cuma suka sama dia, selamanya! Galvano Farrenza Faruq Al-Varo: Pencinta kesunyian, buku adala...