_____
Garlien sungguh kebingungan dengan sikap Vano yang sekarang. Ada apa dengan nya? apakah dia sedang menyukai Zina? apakah dia mencoba untuk menjauhi Garlien? tolong jangan membuat Garlien tambah pusing.
Di saat seperti ini rooftop memang tempat yang sangat ampuh untuk menyendiri di sekolah. Seperti biasa Garlien sedang duduk di pinggir rooftop dengan tatapan kosong, dengan angin yang selalu menyapa dan dengan derita yang selalu ada.
Garlien mendengar suara langkah kaki mendekat, namun dia malas untuk berbalik. Apalagi keadaannya sedang kacau begini, Garlien langsung menghapus air matanya. Ia tak mau dibilang cewek lemah!
Ternyata orang yang ada di belakang Garlien itu adalah Mesa, Garlien tau karena Mesa langsung memeluk Garlien dari belakang.
"Ga usah pura-pura kuat. Kalo mau nangis, ya nangis aja," ujar Mesa mengingatkan.
"Gue nggak cengeng kaya lo," kata Garlien mencoba mencairkan suasana.
"Iya pas ada gue, kalo nggak ada pasti banjir deh itu muka."
Garlien hanya mengulum senyum, memang perkataan Mesa tak ada yang meleset. Semua itu benar apa adanya.
"Boleh nggak lu jauh-jauh sama Vano?" tanya Mesa lesu dan penuh harap.
Garlien memegang tangan Mesa lembut, tangan Mesa ada di leher Garlien sekarang. Mesa itu percuma banget tanya kaya gitu.
"Lu tau jawabannya."
Mesa langsung menghentikan pelukannya, kenapa dengan Garlien? kapan dia mau lepas dari Vano yang jahat itu. Manusia yang suka mempermainkan perasaan orang!
"Kenapa? dia itu jahat!"
"Hmm mungkin dia ada masalah, makanya jadi kaya gitu," kata Garlien bijak, dia tak bisa berpikiran negatif tentang Vano. Dan dia juga tak tau apa alasannya.
Kalo udah bucin emang susah.
"Alasan lu basi banget tau nggak?" tanya Mesa mulai frustasi dengan sifat Garlien yang terlalu mencintai Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garlievano | I✓
Teen FictionGarliena Gendies Gyanaputri : Manusia cantik, imut dan sifatnya sesuai mood. Dia tak pernah menyukai laki-laki kecuali laki-laki yang menolongnya dulu. Gue cuma suka sama dia, selamanya! Galvano Farrenza Faruq Al-Varo: Pencinta kesunyian, buku adala...