______
"Pulang," perintah Vano.
"Lu ngusir kita?" tanya Rivan pada Vano, ntah kenapa dia merasa Vano mengusirnya dan dia tak tau apa salahnya.
"Kita?! yang di usir itu cuma lu yang dari tadi main game sambil ngoceh aja dan buat Garlien bete."
Yang paling Vano tak suka ya itu, bicara terlalu panjang. Padahal perkataannya bisa di buat pendek, atau mereka memang terbiasa seperti itu? entah lah.
"Kalian pulang," jelas Vano supaya tak ada yang berbicara lagi, namun itu salah. Nyatanya masih tetap ada yang tidak paham dengan perkatannya yang sudah sangat jelas itu.
"Gue juga?" beo Mesa dan dengan segera Vano mengangguk, meng-iya kan ucapan Mesa.
Mesa menghembuskan nafas kasar kemudian bersiap untuk pergi dari ruangan itu, sebenarnya dia ingin lebih lama di sini karena ada wi-fi gratis. Lumayan bisa download Drakor.
Rivan dan Robin pun mengikuti Mesa, mereka tak mau kena amarah Vano yang nyeremin pake banget. Namun saat Mesa akan berjalan dia terpikiran sesuatu yang membuat langkahnya terhenti kemudian berbalik menghadap Vano.
"Hayo!! lu mau ngapain bedua di sini sama Garlic?!" Tanya Mesa, ntah kenapa dia terpikirkan hal ini.
Sebelumnya Garlien sedang berpelukan dengan Vano, lalu saat mereka keluar apa yang akan dilakukan Garlien dan Vano? kan otaknya nakal.
Rivan dan Robin jadi ikut berbalik seperti Mesa karena memikirkan hal yang sama. "Hayoooo," kata Rivan mengikuti Mesa.
"Ooooo," kata Robin memanjangkan ucapan Rivan.
"Waktunya Garlien istirahat."
"BULSHIT!!!!" katanya kemudian tersadar dan menutup mulutnya. "Eh maaf, ga akan teriak-teriak lagi hehe," ucap Mesa saat melihat rahang Vano yang mengeras dan tatapan mata yang tajam—pertanda amarah.
"Bilang aja lu mau berduaan kan?" tanya Robin penuh selidik.
"Iya," jawab Vano pasrah, kali aja dengan jawabannya mereka mau pergi dan ternyata itu salah besar.
"NAH KAN BENER!!!!" teriak Mesa bangga karena tebakannya benar, kemudian ia teringat amarah Vano dan kembali menutup mulutnya. "Eh maaf gue pelupa hehe," kata Mesa mengerti dengan sikap Vano.
"Gue aduin Bunda ya," ucap Mesa lirih, hampir seperti bisik-bisik.
"Hm."
Mesa mengambil ponsel miliknya kemudian mencari kontak Gina dan saat ketemu benda pipih itu segera ada telinganya.
"Sana pulang," kata Garlien yang dari tadi diam tak ikut berbicara dengan mereka.
Perkataan Garlien tadi membuat Mesa tak jadi menelephone Gina, bahkan Garlien juga mengusirnya. Keterlaluan! Garlien nggak paham dengan kuota Mesa yang menipis!
KAMU SEDANG MEMBACA
Garlievano | I✓
Teen FictionGarliena Gendies Gyanaputri : Manusia cantik, imut dan sifatnya sesuai mood. Dia tak pernah menyukai laki-laki kecuali laki-laki yang menolongnya dulu. Gue cuma suka sama dia, selamanya! Galvano Farrenza Faruq Al-Varo: Pencinta kesunyian, buku adala...