BAGIAN 12📌

1.4K 261 153
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

"Bicara.berdua," ujar Vano dengan penuh
penekanan di setiap katanya.

Vano pergi meninggalkan mereka berdua, Garlien bersiap pergi mengikutinya, tak lupa dia peringatan kepada Mesa supaya tidak usah ikut. Tapi Mesa itu kepala batu jadi dia mengikuti Garlien secara diam-diam.

Vano berhenti di jalan, kemudian berbalik menghadap Garlien, Garlien hanya tersenyum sambil melihat manik mata Vano begitupun sebalikinya.

Vano mengambil tangan Garlien kemudian memberikan amplop berwarna cokelat yang tadi di berikan Garlien.

Garlien teesenyum lalu memberikan amplop cokelat itu kembali kepada Vano dengan mengambil tangannya. Sama seperti apa yang di lakukan Vano tadi.

"Buat lo, ingat jangan kembaliin lagi!" ujar Garlien dengan serius sambil menunjuk muka Vano dengan jari telunjuknya.

Vano mengambil tangan kanan Garlien yang tadi menunjuk mukanya dengan seenak jidat, seumur-umur Vano tak pernah di tunjuk-tunjuk di depan mukanya.

"Gak," Vano mengembalikan uang itu lagi, dia tak bisa menerima uang dari Garlien.

"Pergi," usir Vano dengan halus.

"Nggak mau! gue kan mau deketin lo bukan jauhin lo," rengek Garlien.

Vano mengusap mukanya dengan frustasi lalu menghela nafas kasar, Garlien harus di apakan lagi? gimana cara jauhin Garlien dari Vano?

Vano mencari alasan yang masuk akal supaya Garlien menjauh darinya, tak lama dia mendapatkan ide yang cermelang.

"Gue punya pacar."

Ide yang bagus, Garlien pasti akan menjauh jika tau Vano sudah memiliki pacar. Terlihat dari muka Garlien yang sudah lesu, namun tak lama dia kembali tersenyum. Ada apa dengan Garlien?

"Ya udah gue tunggu sampai putus," ujar Garlien dengan sangat enteng.

"Mau nikah," ujar Vano.

Anehnya Garlien palah tetap tersenyum. Garlien kenapa sih? ketempelan setan? Tidak mungkin, setannya pasti akan kabur duluan.

"Ya udah gue tunggu sampai cerai."

"Langgeng."

Sekarang lihatlah apa yang akan dilakukan Garlien. Jawaban apa yang akan keluar dari bibir manisnya itu.

"Gue bakal tetep nunggu sampai nafas ini hilang!" ujar Garlien dengan serius, Garlien sebenarnya juga merasa bingung. Ada apa dengan dirinya? mengapa dia sangat mencintai Vano? Vano aja acuh banget!

"Gue hilang du ... " ucapan Vano terhenti karena Garlien bebicara.

"Nggak boleh ngomong gitu Vano, karena ucapan adalah doa! gue selalu berdoa supaya gue dulu yang di ambil baru lo!"

Mesa yang dari tadi mendengar perkataan Garlien menjadi cengo. Garlien kenapa? Mesa kira Garlien hanya seorang penggemar atau bisa di katakan bucin nya Vano.

Namun saat ini pikirannya berubah, dan membuatnya menjadi lebih yakin untuk bertanya pada Garlien. Pertanyaan yang sangat penting yaitu apa yang dilakukan Vano pada Garlien dulu?

Vano menjadi bingung sendiri, bukankah Garlien tak tau semuanya tapi kenapa dia seperti ini. Apakah dia sudah tau semuanya? jika iya siapa yang memberi tau nya? orang tua nya? itu tak mungkin karena orang tua nya sudah berjanji tak akan memberi tau nya. Atau Garlien belum tau semuanya?

Akhirnya Vano menghembuskan nafasnya kemudian melihat Garlien yang masih tersenyum dengan indahnya. Apakah bibirnya di kasih lem supaya tetap tersenyum? Nggak mungkin.

"Sekali lagi, jauhi gue."

"Vano gimana sih, kan gue udah bilang nggak bisa, masa dipaksa. Nggak boleh tau, dosa."

"Jauhi gue!"

"Nggak mau, titik nggak ada koma takutnya mati," kata Garlien dibumbui dengan candaan.

Awalnya Vano kebingungan dengan ucapan Garlien namun tak lama dia mulai mengerti.

"JAUHI GUE!" akhirnya suara keras Vano keluar, dia ingin berkata baik-baik, namun tak di indahkan oleh Garlien. Jadi sudahlah.

Garlien terkejut dengan bentakan Vano, baru kali ini dia di bentak oleh Vano jadi jantungnya belum terbiasa.

"Baiklah jika itu membut lo lebih bahagia akan gue usahakan, tapi gue minta lo harus ambil uang ini," ujar Garlien di lanjutkan dengan senyum lebarnya lalu memberikan amplop cokelat itu pada Vano.

"Oh iya Vano gue boleh ngomong sekali lagi sama lo, please?"

"Satu menit."

Garlien tersenyum. "Pertama-tama gue mau ngucapin terimakasih karena lo mau ada di masa lalu gue dan kembali di masa sekarang," ujar Garlien, tak lupa dengan senyum yang selalu terpatri di wajahnya.

"Terus gue mohon barang yang gue kasih di gunakan dengan baik dan jangan di kembaliin. Inget jangan di kembaliin, gue ikhlas. Kalo lo kembalikan gue bakal deketin lo lagi! Gue tau lo merasa harga diri lo turun gara-gara gue bantu. Tapi apa salahnya membantu?" Garlien tarik nafas panjang kemudian melanjutkannya lagi.

"Dan yang terakhir gue mohon maaf karena gue ngganggu lo, tapi ini yang terakhir kok gue nggak akan ganggu lo lagi, kecuali kalo lo yang minta."

"Gue harap lo bisa bahagia karena gue nggak akan ngganggu lo lagi. Inget kalo kangen ngomong ya, soalnya gue nggak pekaan kalo cuma pake kode te-"

"Habis," ujar Vano kemudian berjalan melewati Garlien yang ada di depannya.

Garlien ikut berbalik melihat kepergian Vano untuk kesekian kalinya. Tak lupa dengan senyum yang selalu ada di wajahnya, senyumnya tak akan pernah luntur kalo di hadapan Vano.

Percayalah, jika dia mulai menyukaimu saat hitungan ketiga dia akan menoleh menghadapmu, batin Garlien.

Kita mulai hitungannya
1, Vano masih tetap berjalan dengan gaya cool nya.
2, Vano tetap berjalan bahkan sudah hampir berbelok, Garlien mulai cemas sekarang.
3, Vano telah menghilang di balik tembok, hancur sudah harapan Garlien.

Senyum Garlien ikut menghilang bersama dengan jejak Vano, pundaknya menurun, kepalanya tertunduk. Berat rasanya melihat Vano pergi untuk kesekian kalinya.

Namun ternyata Vano menengok ke arah Garlien, Vano juga tak mengerti mengapa dia seperti ini? apakah yang dilakukannya keterlaluan? tapi bukankah dia ingin Garlien pergi? apakah salah? tidak bukan, tapi kenapa rasanya berat untuk meninggalkannya?

Mesa menghampiri Garlien yang masih berdiri dengan lesu, Vano memang sialan kadang buat Garlien baper kadang buat dia hancur. Ingat karma itu ada, tinggal tunggu waktu!

"Udah lah Lien, cowok kaya dia mah emang pantesnya di jauhin. Gue seneng banget soalnya lo mau jauhin Vano, harusnya dari dulu lo kaya gini."

yang mau jauhin Vano?"

"Lah tadi ... "

"Liat aja nanti," ujar Garlien kemudian tersenyum sedangkan Mesa sedang bingung dengan ucapan Garlien. Apaan sih, ucapan Garlien tadi itu bohongan? hanya sekedar ucapan? atau apa?

Gue liat lo kok, batin Garlien tak lupa dengan senyum mempesonanya.

Garlien tau tadi Vano melihatnya dan berarti Vano mulai ada rasa, ntah rasa anggur? coklelat? ataupun melon. Eh, maksutnya ada rasa dalam artian 'perasaan'.


Garlievano | I✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang