_______
Hari terus berganti, sudah tiga hari Garlien tidak melihat Vano dan sudah tiga hari ini Garlien mengecek seluruh sekolah hanya untuk mencari Vano, dia rela untuk tidak belajar hanya untuk Vano. Namun dia entah kemana.
Mesa sudah memberi tau Garlien, mungkin Vano tidak berangkat karena ada urusan. Tapi bagi Garlien itu tidak mungkin karena Vano tak mungkin menyia-nyiakan sekolah tanpa izin, belum lagi dia tak mengabari Garlien walaupun satu detik saja.
Rutinitas Garlien hanyalah itu sekarang. Mencari Vano dan mencari Vano, membuatnya seperti kehilangan akal. Dia hanya memiliki raga namun jiwanya ntah kemana.
Seperti biasa Garlien akan duduk di pinggir rooftop mungkin jika dia di dorong sedikit saja pasti akan jatuh ke bawah.
"Dor!!"
Rivan memegang punggung Garlien bermaksud mengagetinya namun Garlien sama sekali tidak terkejut. Rivan tersenyum kecut kemudian duduk di sebelah Garlien.
"Hai," ucap Rivan namun tak ada jawaban dari orang yang di sapanya.
"Tayo, hai Lani dia bus kecil ramah, melaju melambat Rogi se ... "
"Boleh pergi?" tanya Garlien lesu.
"Akhirnya lu ngomong juga, gua kira lu bakal kaya Vano ... eh maaf," kata Rivan keceplosan dan Garlien mengangguk lemah.
Hening akhirnya terjadi, Rivan tak suka jika Garlien sedang seperti ini. Rivan lebih suka jika dia tidur di kelas, dari pada lari kesana kemari dan duduk di pinggir sini tanpa alasan yang jelas. Ini bukanlah Garlien.
"Lu nggak mau ngecek rumahnya Vano? kali aja dia disana kan? m ... "
Garlien langsung berdiri dari tempatnya kemudian berlari pergi dari rooftop. Dia benar-benar mendengarkan ucapan Rivan dan tentu saja dia sangat terburu-buru membuat Garlien lupa untuk mengatakan terimakasih.
"Sama-sama, good luck Lien," monolog Rivan yang diakhiri dengan tersenyum hambar. Namun kerutan muncul di dahi nya.
"Good luck artinya apa ya?" tanya Rivan sendiri.
~|•|~
Garlien sudah sampai di gerbang sekolahannya dan ternyata di kunci. Sial! kemana Pak Satpam itu, percuma ada jika tak ada guna.
Ternyata Pak satpam itu sedang tidur, Garlien melihat kunci itu ada di tangannya, namun di genggam dengan sangat erat.
Dia berusaha untuk mengambil kunci itu walaupun di percobaan pertama gagal karena dia bergerak, namun akhirnya Garlien berhasil.
Dia segara membuka gerbang, tapi kunci itu sangatlah banyak membuatnya harus mencoba satu persatu. Ribet! tidak apa-apa jika demi Vano. Semangat!
"Pak ada yang mau bolos!" teriak seorang siswi dengan lantangnya membuat Pak Satpam terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garlievano | I✓
Teen FictionGarliena Gendies Gyanaputri : Manusia cantik, imut dan sifatnya sesuai mood. Dia tak pernah menyukai laki-laki kecuali laki-laki yang menolongnya dulu. Gue cuma suka sama dia, selamanya! Galvano Farrenza Faruq Al-Varo: Pencinta kesunyian, buku adala...