BAGIAN 3📌

2.8K 528 255
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

Penampilan Bu Sukma seperti orang jaman dahulu, dengan konde besar di kepalanya tak lupa kacamata bulat berwarna hitam. Dia memiliki kulit sawo matang, dengan tubuh yang gemuk dan tidak terlalu tinggi. Sudah bisa di banyangkan bukan?

Bu Sukma memasuki kelas, murid yang tadinya berisik langsung diam seketika. Kelas menjadi sangat sunyi seperti tak berpenghuni kaya hati yang melayat sepi, oke alay. Jika mereka ada di hutan mungkin akan terdengar suara jangkrik krik krik ....

"Sekarang ulangan!" tukas Bu Sukma saat sudah berada di tengah ruangan. Murid otomatis terkejut dengan ucapan Bu Sukma.

"APA!" ujar beberapa murid.

"API!! siapkan peralatnnya sekarang!" ujar Bu Sukma kemudian duduk di bangkunya.

Semua murid mengambil peralatannya di tas, namun Robin terlihat berbeda, dia melihat ke kanan dan ke kiri, seperti orang kebingungan. Dan Bu Sukma melihatnya.

"Kamu," ujar Bu Sukma sambil menunjuk ke arah Robin, Robin menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan apakah Bu Sukma memanggilnya atau bukan. Dan tenyata Bu Sukma manggangguk.

"Kenapa?"

"Ini itu anu ... hmm peralatnnya apa aja Bu?" tanya Robin dengan ragu.

Ya ampun Robin! tidak adakah pertanyaan yang lebih berbobot dari itu, anak SD juga tau apa saja peralatnya. Mesa bahkan sudah melakukan sumpah serapahnya, mungkin siswi dan siswa lain juga melakukan hal yang sama.

Sekarang Bu Sukma sedang dalam keadaan gawat darurat kuadrat, dia akan mengatakan hal yang sangat menusuk perasaan para murid, Bu Sukma sedang melakukan tarik nafas panjang, ati-ati Bu ntar keluarnya bau lagi. Eh.

"Peralatannya itu pulpen, lebel dan kertas coret-coretan, itu juga kalo butuh, kalo nggak otaknya aja yang di coret-coretin biar ada isinya, percuma kan kalo ada otak tapi nggak ada isinya, sama aja buat pajangan, mending kalo pajangannya bagus lah kamu, begis!" ujar Bu Sukma kemudian tersenyum.

"I-iya makasih Bu."

Ucapan tadi belum seberapa, dulu Rivan pernah di suruh keliling lapangan gara-gara pertanyaan Rivan yang bisa di bilang aneh atau bisa di katakan petanyaannya lebih o'on dari Robin.

"Omongannya pedes amat ya. Lagian ulangan kok dadakan mulu, harusnya yang dadakan itu cinta kan jadinya gue betah," ujar Rivan pada Robin, Rivan terkekeh sendiri mendengar ucapnnya dan Robin ikut terkekeh.

Perkataan Rivan tadi hanya untuk menyemangati Robin, karena Robin terlihat sangat gugup dengan ucapan Bu Sukma tadi.

"Kaya ada yang mau sama lo aja," ujar Robin sambil terkekeh.

"Jangan kejujuran bambang," ujar Rivan yang langsung di sambut tawa oleh mereka berdua.

"Udah jangan ketawa aja, ntar kalo Busuk denger bisa ngamuk," ujar Rivan, mereka akhirnya menghentikan tawanya.

Garlievano | I✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang