Author pov
Hari ini begitu cerah, matahari menampakkan sinarnya, membangunkan seorang ibu yang tertidur disamping anaknya.
"Pagi bu, apakah dimas sudah bangun?"dokter rey datang dengan perawatnya, dia tersenyum kearah ibu yang sedang mengusap halus kepala anaknya.
" pagi dok, belum mungkin putraku lelah"balasnya lirih hendak menangis
"Aku sudah bangun bu, jangan menangis aku baik-baik saja" mata itu menatap ibunya dengan tatapan sayunya, mengulurkan tangan menghapus membelai wajah ibunya.
"Maaf bisa keluar sebentar, kami ingin memeriksa keadaannya"
"Ibu keluar sebentar" ibuku keluar,rey memeriksaku dan perawat menulis perkembangan tubuhku.
"Sudah? Tunggu diruanganku, aku ingin bicara dengan dimas"
"Baiklah dok, saya permisi"
Dimas pov
Aki menatap perawat yang keluar dari kamarku, saat ini hanya ada aku dan rey.
"Ada apa rey?" tanyaku saat perawat itu berlalu dari kamarku.
"Dimas, kemoterapi dan radioterapi yang kita lakukan cukup bahaya untuk kondisimu, kita akan mulai dengan cara lain, mungkin herbal kau tau daripada metode kimia, metode herbal lebih cepat."
"Rey jika memang tidak mungkin, aku tidak masalah" sungguh ini sangat sakit kenyataan tentang kondisiku
"Dimas kita sedang berusaha sekarang kembali lagi kau ingin sembuh atau tidak, banyak caranya kami menghentikan pengobatan kimia ini bukan tampa alasan, aku dokter dan aku tau apa yang terbaik untuk pasienku" nada rey meninggi padaku
"Maafkan aku rey, apa aku salah kehilangan kepercayaan diri untuk sembuh? 9 bulan 3 minggu 5 hari dan 10 jam aku berjuang untuk sembuh, apa ada perubahan rey?"rey diam menatapku
" hampir satu tahun aku berjuang untuk sembuh, untuk mengejar mimpi rey dan mendapatkan cinta darinya, kau tidak tau rey bagaimana aku berjuang melawan rindu selama ini tapi sekarang aku sadar ini jalanku, mungkin ini akhir kisahku dengan risty tak ada harapan"
"Dimas, kau yang selalu berkata pada mereka untuk berjuang melawan rasa sakit tapi kenapa sekarang kau yang lemah?"
Aku diam entah kenapa rasanya sakit, mengalahkan sakit yang aku alami sekarang, rey benar aku memberi semangat kepada mereka untuk berjuang mengalahkan penyakitnya, tapi aku sendiri bahkan tidak bisa pulih dari rasa sakitku.
"Kau benar rey ternyata yang aku katakan selama ini tidak semudah yang terjadi, aku tak sanggup rey yang aku harapkan sekarang adalah keajaiban aku pulih, aku sembuh tapi entah itu terjadi atau tidak" aku berpaling dari rey melihat lurus arah langit, mengharapkan Tuhan mendengarku
"Istirahatlah, ingin aku panggilkan ibumu?"
"Aku ingin sendiri rey katakan pada ibuku untuk kembali nanti saja"
Aku berkata tapi tidak menatap rey"Baiklah" terdengar langkah kaki menjauh setalah itu pintu kamarku tertutup
Sendiri, sepi dan hening ini yang aku alami, aku kembali rindu tak tau kenapa hanya karna rasa ini yang membuatku bertahan untuk sembuh.
"Haruskah aku menemuimu,mengatakan alasan aku pergi dari hidupmu, tapi apakah kau mau menerima keadaan yang lemah seperti sekarang? Dan jika kau menerima apa aku bisa membuatmu bahagia dengan keadaanku? Mungkin ini yang terbaik membuatku jauh darimu agar kau tak lagi terluka karna kehadiranku"
"Sakit disini ris, semuanya terasa perih, entah kenapa keadaannya seperti ini sekarang?"
"Ini hari pertamamu bekerja bukan? Aku harap itu akan membantumu, lupakan aku buat dirimu bahagia walau tampaku, aku tak yakin akan kembali dan aku ingin kau melupakanku saja." aku sekarang hanya bisa bicara dengan foto dan bayanganmu yang tidak pernah bisa membalas setiap ucapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Dimas (End) REVISI
Romancemenunggu dan selalu begitu , terus mencari dan berusaha memperbaiki sebuah hubungan yang telah hancur . hati yang terus mencintai dan selalu rindu pada seseorang yang entah kapan akan terbalaskan, menanti dan terus mencari lelaki yang sangat dicint...