Dimas pov
Aku mengambil rain darinya, apa tidak salah. Ucapannya kali ini berhasil membuatku tertawa ditengah rasa sakit.
"Aku mengambilnya?" pertanyaan lolos ditengah tawa sumbang dariku.
"Apa kau mulai gila rey, sejak kapan rain menjadi milikmu?"
"Kau yang sudah gila dimas, saat tubuhmu ini lemah bahkan hampir tiada. Kau mengatakan jagalah rain seperti aku menjaganya, jika kau mencintainya maka cintai dia setulus hatimu. Kau lupa? Jembatanku dengan rain adalah dirimu sendiri." ternyata rey masih ingat dengan ucapanku.
"Karna waktu itu aku mengira kau mencintainya dengan tulus, hingga walau hari itu adalah terakhir kali aku melihatnya setidaknya dia akan dibahagikan bahkan dicintai dengan tulus."
"Bahkan kau tega menghancurkan hati laras, apa menurutmu kita tidak sama? Kita sebenarnya sama-sama egois, hanya caranya yang berbeda." ucapanya berhenti dengan senyum menyebalkan bahkan aku sangat membencinya.
"Justru karna aku sadar tentang semua yang terjadi ini kesalahanku, maka aku berusaha memperbaikinya. Aku mempercayai dirimu melebihi diriku sendiri, meskipun aku mengetahui niat jahatmu terhadap wanita, termasuk laras." aku merasa sangat tidak berguna jika harus kembali mengingat kebodohanku.
"Aku selalu berfikir itu terjadi karna kau belum menemukan wanita yang kau cintai, tapi saat aku melihat bagaimna caramu melihat rain. Aku merasa kau mulai mencintai maka kulakukan semuanya agar rain dan dirimu bahagia, walau tanpa aku." aku melihat genggaman tangannya lepas dariku, maafkan aku tentang semua ini. Aku tidak bermaksud menyakiti siapapun, tapi kenapa cara yang kuambil menghancurkan segalanya. Menciptakan drama, bahkan mungkin ribuan tragedi dalam hidupku, rain, rey, hingga laras.
"Dan aku sudah menerima tugasku, tapi aku ingin kau tetap hidup dan menerima laras seperti aku menerima rain. Dengan cara menghilangkan kalian dari hidupku bahkan semua orang." rey mengatakan dengan penuh penekanan.
"Aku sadar ini terjadi karna kesalahanku, tapi saat aku melihat ketulusan bahkan kebaikan hati laras, yang hingga detik ini dia masih mencintai bahkan mengharapkanmu."
"Laras gadis yang sudah kau renggut dari keluarganya, mengambil kebahagiaan dan masa remajanya, yang rela dijadikan budak untuk hasratmu. Tapi dia mencintaimu bahkan tidak sedetikpun dia ingin meninggalkanmu." aku menghentikan ucapan ku, kenapa aku bisa sejahat ini dengan meminta kepada laras untuk merelakan rey. Jika saja itu berbalik padaku, apa bisa aku bahagia dan sabar merelakan rain untuk rey?
"Kau sadar sekarang? aku tidak pernah bersalah dalam hal ini, tapi kau sendiri yang memberikan jalan secara cuma-cuma untukku." rey menertawakan kebodohan bahkan kegilaanku waktu memintanya menggantikan posisiku, yang aku fikirkan hanya kebahagiaannya tanpa memperdulikan hati siapa yang akan kuhancurkan.
"Tapi aku sudah mengatakan maaf atas semua kesalahanku, dan kau juga berjanji akan menerima laras tapi dengan satu syarat. Aku harus sembuh dan bisa membahagiakan rain, kau bilang aku harus pergi dan kau berjanji akan menjaganya sampai aku kembali, atau bahkan membiarkan dia bahagia dengan orang lain. Karna kau memiliki laras yang sangat mencintaimu."
"Iya, tapi itu hanya untuk menutupi rasa sakit bahkan kecewa dihatiku. Kau menyuruhku untuk hanya menjaga rain hingga kau kembali, tapi jika tidak maka berikan surat yang terakhir. Aku membacanya kau menulis untuk mempertemukan dia dengan sahabat lelaki yang waktu itu kau anggap kekasihnya." suasana semakin panas saat kata terakhir keluar. Rain menatap kami berdua secara bergantian.
"Tegar yang kalian maksud?" aku tidak bisa langsung menjawabnya, karna rain pasti akan bertanya dimana tegar sekarang.
"Jawab aku apa itu tegar? Kenapa diam saat aku bertanya? Bukan nya tadi kalian beradu mulut untuk menang dihadapanku?" dia kembali bertanya dengan suara yang lebih tinggi. Sedangkan rey hanya menatap senang atas kekacauan yang dia buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Dimas (End) REVISI
Romancemenunggu dan selalu begitu , terus mencari dan berusaha memperbaiki sebuah hubungan yang telah hancur . hati yang terus mencintai dan selalu rindu pada seseorang yang entah kapan akan terbalaskan, menanti dan terus mencari lelaki yang sangat dicint...