#20

51 5 1
                                    

Rainda pov

Hari ini fajar menyapaku, membuatku terbangun dari sebuah mimpi indah, dan digantikan dengan kenyataan.

"Rain" sapa seseorang dengan lembut seperti biasa, rey

" rain, kamu makan ya terus bersih-bersih dulu, biar aku periksa dimas" kata rey saat disebelahku.

Aku menatap dan mengelus telapak tangan nya, dimas aku merindukanmu.

"Bangun dari tidurmu, aku merindukanmu" air mataku selalu jatuh saat menatap dirimu yang lemah, aku tak pernah menyangka ini semua akan terjadi.

"Rain berhenti menangis, dimas tidak suka air matamu" rey menghapus air mataku

"Sekarang istirahat ya, nisa didepan sudah menunggu" rey mengusap halus rambut ku.

"Cepat bangun ya, aku merindukanmu" aku berbisik ditelinganya, dan berharap dia mendengarku.

Rey pov

Pagi ini seperti biasa aku melakukan pekerjaanku, menjadi seorang dokter.

Dengan langkah pasti aku mengarah kesebuah kamar, disana ada sahabat dan adikku.

Dimas kapan kau bangun?

Saat aku membuka pintu lagi-lagi gadis itu menangis, entah apa yang terjadi aku tidak rela jika dia terus menangis karna ini.

"Rain" aku menyapanya dan dia hanya menolehku sebentar.

" rain, kamu makan ya terus bersih-bersih dulu, biar aku periksa dimas" dia masih tidak merespon ucapan ku tapi aku tau mendengarnya.

Rain mengusap halus tangan dimas, dan aku merasa iri akan hal itu.

"Bangun dari tidurmu, aku merindukanmu" dia menangis lagi dan aku tidak suka.

""Rain berhenti menangis, dimas tidak suka air matamu" begitupun denganku" aku menghapus air mata nya, sejenak terbesit aku iri dengan dimas karna bisa membuat rain Mencintainya.

"Sekarang istirahat ya, nisa didepan sudah menunggu" aku mengusap halus rambutku dan dia belum menatapku.

"Rey, terima kasih" katanya yang membuatku tersenyum.

"Untuk apa?"

"Semuanya, kau mau menjadi temanku dan membantu dimas untuk melewati semuanya"

"Itu sudah menjadi tugasku rain, aku juga berterima kasih kau mau menjadi temanku, sekarang berhentilah menangis aku tidak suka"

Rain mengusap halus kepala dimas, mencium keningnya dan lagi-lagi aku iri dengan semua ini.

Rain menepuk pundakku membuatku terbangun dari lamunan.

"Selamat bekerja dokter, aku menyayangi mu" rain tidak tau ucapannya menjadi semangatku pagi ini.

Dia keluar setelah itu.

"Cepat bangun dim, atau aku akan mengambil rain dari hidupmu" kataku dengan nada mengancam, aku merasa sudah gila sekarang mengancam orang yang sedang koma apa bisa dia mendengarku?

"Cepat bangun, aku juga merindukanmu"

Rain pov

Aku keluar dari kamar dimas dan benar nisa sudah duduk dibangku dengan memegang jaketnya.

"Nisa, kau kesini sendiri?" dia menoleh kearahku dan tersenyum.

"Tidak, aku kesini dengan rudy, bagaimana keadaan dimas?"

"Masih sama"

"ce aku tau kau pasti sangat sedih, tapi juga pikirkan kita, aku dan rudy merindukanmu yang tersenyum bukan seperti Ini"

Untuk Dimas (End) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang