#18

57 9 1
                                    

Dimas pov

Ini adalah malam terindah yang pernah aku lewati, radit benar gak seharusnya aku menjauh dan bersembunyi.

Jika ini hari-hari terakhirku, aku ingin rain disini, disisiku selalu.

Malam ini kita duduk di bangku taman dengan mata yang lepas dari rembulan.

"Mas dim"

"Hm" sahutku

"Kamu kemana aja selama ini?" Aku tak langsung menjawab pertanyaan rain.

"Mas dim kenapa?"

"Enggak, kamu tau rain aku pergi dimana kamu tidak bisa menemukan ku, sejauh yang aku bisa karna itu yang kamu mau."

"Aku menyimpan semua kisah yang pernah aku lewati, aku mau ceritakan semuanya tapi aku harap kamu tidak pergi setelah tau semuanya" kataku dengan menggenggam tangannya.

Flashback on

Aku mengatur ulang kepergianku lebih cepat.

"Dimas yakin mau pergi, dim rain butuh kamu, plis dia cuma salah paham"

"Rud, karna aku cinta sama rain, aku gak mau buat rain kecewa jika aku terus disini. Ngertiin posisi aku rud" aku sedang berbincang dengan rudy kakak rain.

Bandara 20.21

"Dim hati-hati ya ibu sama mas radit nyusul kamu kalau udah selesai masalah penjualan rumah" Kata ibuku dengan memegang tanganku.

"Rudy, raka aku titip rain jangan sampai rain tau tentang masalah in, apalagi tau aku pergi kemana"

"Kalau rain udah tau permainannya alfa gimana dim?" Tanya rudy

"Kamu tenangin dia, rud aku janji bakalan kembali kalau aku udah pantes but rain. Ya mungkin sekarang aku harus berjuang dulu untuk masa depan aku"

"Aku gak akan tega liat rain nangis"

"Yaudah bu, dit, rudy raka aku berangkat ya sampai ketemu lain kali"

"Hati-hati dim" mereka melambaikan tangannya kearahku, dengan menarik koperku aku menjauh.

"Selamat tinggal kota kenanganku, rainku semoga aku lekas melihatmu lagi"

Perjalanan yang panjang telah aku tempuh untuk sampai disebuh desa yang terpencil dan nyaman.

"Aku udah sampai rain dan pastinya dengan selamat" bahkan baru sehari tapi aku sudah merinduknnya, bagaimana bisa aku melewati masa panjang ini.

Aku terus berjalan menyusuri pekarangan rumah baruku, sekolahku agak terlalu jauh dari sini, jadi aku harus berangkat lebih pagi.

Drrtt ponselku berbunyi dan ternyata itu panggilan dari ibu.

"Kenapa bu?"

"Yaudah gakpapa nanti dimas disini sambil kerja buat biaya tambahan"

"Dimas bisa bu tenang aja, iya bu dimas tutup ya"

Ternyata ibuku tidak bisa menjual rumah ddalam waktu dekat, jadi aku disini sendiri.

Hari ini tepat satu minggu aku pindah, dan sekarang aku sedang berkeliling desa dengan sepadaku.

Tak terasa aku sampai dikota, dijalan raya saat melihat keadaan disini mataku tak sengaja melihat sebuah rumah pondok diujung jalan sana rumah itu tampak asri dan hijau.

"Hai kak cari siapa?" Tanya anak kecil perempuan dikursi roda.

"Apa ini rumahmu?"

"Ini tempat kami berlindung, kakak mau masuk? ayo"

Untuk Dimas (End) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang