#33

37 5 0
                                    

"Jika rindu dibayar dengan tunai, maka saat ini aku menjadi seorang bilionaire, karna terlalu Merindukanmu." rain

Rain pov

Mataku menatap hamparan tanah luas, tempat peristirahatan terakhir, menjelajah dan melewati nisan-nisan yang tersusun rapi. Uhh, aku merindukamu selalu. Aku berhenti melangkah saat menemukan tempat yang kutuju, meletakkan tanganku dan berharap saat ini menyentuh halus rambut hitamnya, tapi itu tidak mungkin karna sekarang yang kuusap hanyalah nisan, berukir indah namanya.

Jika saja kau tak pergi mungkin saat ini aku tidak akan merasa bimbang, karna aku tau dimana aku melangkah.

"Hai." sapaku pelan

"Maaf baru kemari, aku...

Aku tak mampu menahan semua gejolak dalam diriku, jika saja kau disini pasti aku langsung memelukmu saja, ini menyiksaku.

"Ce kamu lupa ya dia benci air mata kamu." kata nisa menyadarkanku.

"Ridwan maaf, aku tidak bermaksud membuatmu sedih, kau tau setiap hari aku merindukanmu dan berharap kau hadir untuk sekedar memelukku tapi kenyataan nya, kau pergi meninggalkan ku dan rudy ditengah keluarga kita yang masih berantakan." aku menunduk menumpahkan segala yang membebaniku.

"Aku kehilangan dirimu dan juga dimas, kau tau aku sangat mencintainya, kenapa? Bahkan rasanya aku kehilangan semangat untuk memulai hidupku, semua yang kutatap hanya rasa ragu." diam, hening sejenak.

"Tapi jika aku berhenti rudy pasti kecewa karna melihatku hancur, ridwan jadi aku akan pergi bersama rudy. Untuk memulai hidupku dan melupakan semua kenangan yang ada disini. Ku mohon jangan marah jika kami jarang berkunjung tapi sebelum itu aku ingin menyelesaikan masalah kita, bantu aku menahan egoku." aku diam dan berfikir sejenak.

"Menurutmu apa aku harus memberi mama kesempatan kedua? Jika Dilain sisi aku ingin bersamanya, tapi aku juga masih sangat membencinya."

"Ce aku yakin ridwan pasti menyetujuinya, dan pasti dia juga ingin melihat kalian berkumpul lagi."

Diam, aku mencerna semuanya dan ucapan mama saat dirumah sakit saat ridwan meninggal, dan saat aku kerumah oma dengan rudy seakan terus berputar. Mama menamparku, mengataiku dan mengusirku, tapi kemarin dia ingin memperbaiki semuanya.

"Ce, diakan mama kamu, dan sampai kapanpun dia tetap orang tua kamu. jika kamu memaafkan mama kamu, rudy pun juga."

"Ridwan aku pulang, lain waktu aku datang dengan rudy dan jika semuanya baik mungkin mama juga akan datang."

"Semuanya akan baik-baik saja ce." aku tersenyum dan berjalan beriringan bersama nisa meninggalkan area pemakaman.

16.00

Aku dan nisa berhenti dicafe, aroma kopi menyeruak saat kami baru memasuki tempat itu. Kita memilih duduk dibangku didekat cendela, karna disini merupakan "SMOKING AREA" ya tempat untuk melepas penat.

Untuk Dimas (End) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang