Rey pov
Aku menatap lurus kearah pagar rumahku, tampak sepasang kekasih sedang melepas rindu.
Entah yang kulihat benar atau tidak?
"Apa dimas harus tau tentang ini? Ternyata rain telah benar-benar melupakan tentang dimas, tapi aku juga tidak bisa langsung menyimpulkan begitu saja"
Ahh semuanya membuatku pusing, kenapa sosok rain yang sangat dicintai dimas sangat penuh dengan pertanyaan.
Sungguh jika dimas tau tentang ini dia pasti sangat kecewa.
"Aku harus mencari tau siapa pria itu"
Aku kembali melangkah kearah dapur dan diatas meja sup buatan rain masih ada.
"Aku antar saja sup ini untuk dimas pasti dia suka" aku bermonolog sendiri dan memasukkan sup itu ditempat makan.
Rumah sakit 20.05
Aku melangkahkan kakiku kearah ruangan yang menjadi tempat istirahat pasien sekaligus sahabatku.
Sepi, sunyi dan aku melihat dimas belum tidur dia duduk menatap kearah gelapnya langit malam ini.
"Dimas" sapaku pelan, dia hanya menoleh sebentar lalu kembali mentap langit.
"Ada apa rey?" katanya saat aku duduk disamping ranjangnya.
"Aku membawakan mu sup, makanlah" dimas menaikkan satu alisnya saat aku memberikan sup itu.
"Aku tidak mencampurkan racun, kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Ayolah rey kau bahkan tidak bisa merebus air, bagaimana kau bisa memasak sup ini? Aku tidak yakin akan bernafas besok setelah memakan ini" dia tertawa sedangkan aku merasa kesal dengan leluconnya,tapi juga senang.
"Bukan aku yang membuat itu, tadi rain yang masak tapi aku tidak ingin memakannya" dimas tersenyum aku tau dia menyukainya.
Dimas pov
"Bukan aku yang membuat itu, tadi rain yang masak tapi ingin memakannya" jadi sekarang rain sudah bisa memasak,aku hanya bisa tersenyum.
"Dimas"
"Dimas, dimas" rey membuatku bangun dari dunia fantasiku.
"Aku harap ini bukan tanda kelainan pada jiwamu"
"Aku masih sehat"
"Otakku yang kumaksud, karna tubuhku sekarang sakit"entah kenapa kenyataan bahwa aku sakit membuatku tidak lagi kuat.
"Kamu pasti sembuh dimas percayalah, sekarang makanlah dan segera istirahat besok kita akan melakukan steam cell"
"Iya aku harap itu bisa membantu"
"Kamu harus sembuh dan aku percaya kamu bisa"
"Aku harap begitu"
Kami menghentikan pembicaraan, aku sangat menikmati setiap suap makanan ini,sungguh ini membuatku merasa lebih baik.
"Dim" suara rey memecahkan keheningan
"Kenapa?"
"Tidak, tidak jadi" aku tau rey ingin mengucapkan sesuatu tapi entah apa
Aku menyerahkan tempat makan yang kosong kepada rey.
"Rey, bisakah aku keluar besok?"
"Jam berapa?"
"Sekitar pulul 16.00 sore, aku ingin ketaman itu rasanya sangat ingin sekali duduk disana"
"Kita lihat saja kondisi dulu setelah melakukan steam cell, jika memungkinkan kita bisa kesana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Dimas (End) REVISI
Romancemenunggu dan selalu begitu , terus mencari dan berusaha memperbaiki sebuah hubungan yang telah hancur . hati yang terus mencintai dan selalu rindu pada seseorang yang entah kapan akan terbalaskan, menanti dan terus mencari lelaki yang sangat dicint...