7:30 am
Alarm dimeja terus berdering tapi hanya mampu membuat gadis itu menggeliat tampa ingin terbangun dari alam mimpi.
Rain pov
"Aduh berisik, rud matiin alarmnya." kataku sambil menutup wajah dengan bantal.
"Rud, rudy." aku terbangun dan tak melihat rudy disamping ku, segera kumatikan alarm dan menatap sekitarku dan ini sangat berantakan.
"Rud kamu dikamar mandi? Rudy?" aku turun dari ranjang dan menuju balkon, tapi seketika aku berhenti saat melihat rudy tidur dilantai, apa dia jatuh? Jika iya itu lucu, memikirkan nya membuatku tertawa.
"Rud bangun, rudy bangun udah siang nih." aku menghampiri nya dan mengguncang bahunya.
"Apasih? Aku masih ngantuk." katanya dengan suara parau dan masih setia menutup mata.
"Kamu mau tidur terus seharian? Ayo cepetan bangun!!" merasa tak dihiraukan aku berteriak ditelinganya, dia menatapku dengan kesal.
"Ayo bangun sayang, mandi habis itu makan aku mau turun masak, oke." aku mencium pipi kanannya.
"Sana-sana." katanya dengan mengibaskan tangannya menyuruhku pergi.
"Bersiin kamarnya."
"Males, lagian bukan kamar gue."
"Rud, aku itu mau masak kamu yang bersih-bersih bantuin jangan numpang tidur aja."
Bukannya menjawab rudy malah tertawa.
"Kamu kayak mama kalau lagi marah, "rudy bersih-bersih mama mau kerja." lucu."
Emang aku mirip mama, enggaklah mama lebih serem buktinya aku sama rudy aja milih kabur dari rumah, enggak kabur sih kan emang diusir.
"ENGGAK RUD!! BERSIHIN KAMARNYA AKU SAMA MAMA BEDA LEBIH SEREM MAMA!"
"Sama aja." rudy mengejekku lagi.
"RUDY!!"
"CE, JANGAN BERISIK INI BUKAN HUTAN, DASAR ADIK KAKAK GILA."
"Tuh nisa jadi dengerkan, udah aku turun."
"NISA GAK AKAN DENGER KALAU KAMU GAK TERIAK RAIN!!"teriaknya dari kamar, malas berdebat jadi aku pergi.
aku menuruni anak tangga dan melihat nisa sudah duduk manis dimeja makan, dengan segelas susu.
"bisa gak sih jangan berantem? Aku masih mau kuliah belum mau mati." katanya saat aku sudah duduk disampingnya.
"Emang yang mau bunuh kamu siapa?" tanyaku.
"Kalian, kalo tiap hari berantem bisa-bisa gue jantungan apalagi suara loe kalo teriak, gila."
"Terlalu dramatis, lagian cuma semalam aja nanti rudy udah pindah dikamar sebelah."
"Kamar aku?" pertanyaan bodoh ala nisa dipagi hari.
"Rey itu pesen 2 tempat disini, satu buat kita dan yang satu rudy sama rey, lagian ngapain kakak gue masuk kamar loe? Gak guna, udah aku mau masak." Aku beranjak dan membuka kulkas melihat bahan-bahan yang ada.
"Orang cuma nanya pagi-pagi udah marah." Aku tak menghiraukannya dan kembali pada yang kukerjakan.
"Ce masak apa? Aku mau bantu."
"Rey gak beli bahan makanan banyak, cuma ada telur, roti tawar, salad oil, mayo, sama sayur itu pun cuma lettuce sama tomat."
"Jadi?"
"Ya kita buat sandwich atau salad."
"Lebih baik sandwich." tidak membutuhkan waktu lama, 4 piring sandwich pun jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Dimas (End) REVISI
Romancemenunggu dan selalu begitu , terus mencari dan berusaha memperbaiki sebuah hubungan yang telah hancur . hati yang terus mencintai dan selalu rindu pada seseorang yang entah kapan akan terbalaskan, menanti dan terus mencari lelaki yang sangat dicint...