#25

53 8 3
                                    

Rain pov

Semuanya mengalir seperti air saat aku bercerita, tentang apa yang terjadi dalam hidup ku.

Flashback on

Setelah malam itu yang aku lakukan selalu sama, dengan teman-temanku rasanya sangat bahagia, yang ku fikirkan waktu itu keadaan ku Sekarang membuat semua orang sadar.

Tapi aku malah ikut terjebak dalam sebuah permainan yang telah ku buat.

22.13

Malam ini seperti biasa aku bertemu teman-temanku, Dani, franda, Linda dan Dika. Aku tau ini tidak baik, tapi siapa yang peduli, aku bahagia dengan cara mereka.

Aku mulai benci air mata ku, karna itu menunjukkan ketidak berdayaanku, sudah cukup semua orang membuatku menangis, ini hak ku untuk bahagia.

Hingar bingar dunia malam membuatku semakin tenggelam, melupakan segalanya. Disini aku mengenal semuanya, termasuk pekerjaan mama.

"Hai rain, nih" Dani datang dengan segelas vodka.

"Gue gak mau mabuk sepagi ini dan" kataku menolak minumannya.

"Oke loe butuh ini" Satu pack LA dan korek api.

"Loe tau Banget selera gue Kalau masih pagi"

Menikmati setiap dentuman music dengan terus menghisap rokok, dan ditemani dengan Dani.

"Rain, Dani" franda, Linda,dika dan fandi datang.

"Gila kalian sekarang berduan terus ya" celetuk dika

"Just friend bro" jawab Dani

"Lebih juga gakpapa kali dan, ya gak rain?"

Dalam fikiranku hanya terbayang dimas, mendengar pertanyaan dika aku hanya tersenyum.

"Aku gak mau pacaran, Karna aku gak mau punya komitmen" kataku dan membuat Mereka terdiam.

Melihat semuanya diam, aku menawarkan Mereka minum tapi bukan air putih.

"Yuk minum"

Kita minum dan melupakan sebentar masalah kita, dengan seperti ini aku merasa dihargai walau dengan cara yang salah.

"Rain"

"Kenapa nda?"

"Gue capek ngadepin semuanya"

"Maksudnya?"

"Gue pengen semuanya berakhir, mungkin dengan cara gue mati, Mereka akan sadar kalau gue terluka."

"Franda gak usah aneh-aneh, emang kalau loe mati masalah selesai, enggak Fran malah banyak."

"Seenggaknya gue gak ada dimasalah mereka kalau gue mati Sekarang"

"Ikut gue"

"kemana" Tampa kata aku menarik tangannya agar ikut bersamaku, kami berhenti sebuah taman dimana ini mengingatkanku dengan seseorang.

"Fran gue sadar semuanya salah, kalaupun mau bunuh diri itu dari dulu, tapi gue mau. Fikiran gue terpacu gak semuanya benci sama gue dan ya sama bajingannya kayak loe."

"Saat mama sama papa gue cerai gue hancur rasanya udah gak ada harapan, mau cerita sama kedua kakak gue mereka juga sama hancurnya."

"Gue cewek fran tapi sejak kecil figure mama sama papa udah gak ada, mungkin sejak bayi."

"Sekarang coba loe fikirin apa setelah loe mati orangtua loe bakalan sadar, enggak hancurnya kita Mereka gak peduli, apalagi kita mati."

"Jadi gue harus bertahan?"

Untuk Dimas (End) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang