#19

56 6 0
                                    

Dimas pov

Untuk pertama kalinya aku menumpahkan semua rasa sakitku pada orang yang ku cintai, aku memeluknya sangat erat rasanya aku tak ingin kehilangan sedikitpun waktu untuknya.

Tapi yang kurasakan sekarang tanganku semakin melemas, kepalaku serasa berputar dan darah ini kembali keluar, Tuhan untuk pertama kalinya aku bahagia setelah bertemu dengan rain, apa secepat ini.

"Mas dim" aku hanya mampu tersenyum karna sekarang lidahku tak mampu berucap, semuanya lemas.

Rain melepas pelukanku yang memang tidak seerat tadi, dia terkejut dan aku hanya mampu terseyum seakan-akan aku berkata "bahwa aku baik-baik saja" tapi kenyataannya tidak.

"Mas dim ayo kita pulang, kamu pasti kecapekan aku telfon rey sekarang"

Aku memegang tangannya dengan lembut, dia menghapus darah dari hidungku dengan jari-jarinya.

Ini hari pertamaku dengan rain dan aku sudah merusaknya dengan air mata, dan itu semua karnaku.

"Kita pulang ayo" dia membantuku berdiri, namun kakiku sudah tidak kuat lagi, aku jatuh dan membuat rain semakin panik.

"Rey cepat kemari dimas sakit"

"cepat rey!!" Dia menutup ponselnya dan kembali memelukku, dia tidak lagi peduli dengan darahku yang terus mengalir.

"Kamu harus kuat, Tetap disini sama aku"

"Rain" aku hanya bisa mengucapkannya dengan nada rendahku dan menggelengkan kepalaku.

Entah apa yang terjadi selanjutnya mata mengabur dan pandanganku menggelap tapi aku masih sempat mendengar teriakan rain sebelum semuanya tak bisa kurasakan lag.

"Mas dimas!! Bangun"

Rain pov

"Mas dimas!! Bangun" aku terus saja memanggil namanya dengan air mataku yang tak henti-hentinya mengalir.

Dimasku orang yang kucintai saat ini sedang lemah Tuhan tidak bisakah kau mengambil rasa sakitnya.

Aku terlalu banyak membuatnya terluka sejak dulu, aku ingin dia sembuh, adakah sekarang Keajaiban untuk ini. Bila semua orang mengatakan tidak akan sembuh maka jika Kau mengambilnya biarkan aku ikut saja.

Ini sakit Tuhan air mataku tak henti-hentinya mengalir, apakah ini akan menjadi akhirnya, jika iya aku tidak bisa Tuhan ini terlalu berat untukku.

Aku mencintai tidak bisakah itu menjadi pertimbangan agar dia tetap disisiku. Kekuatannya sekarang sedang melemah, bisakah sekarang aku tetap kuat.

"Mas dimas, jangan pergi lagi bangun, bukankah hari ini yang kita tunggu,aku berhasil menemukanmu dan kau berhasil membuatku menyadari perasaanku"

"Rain, dimas, ayo cepat!!" rey datang dengan ambulance dan para petugas membawa dimas.

"Rain tenangkan dirimu, aku tau dimas kuat Dia pasti akan sadar jangan terus menangis, dimas akan benci itu" rey memelukku dan berusaha menenangkan ku.

"Ayo, kita harus cepat kerumah sakit" aku tak bisa lagi berkata ataupun merespon yang terjadi sekarang, yang kupikirkan dimasku sembuh.

Rumah sakit 22.12

Rey masuk dan memeriksa keadaan dimas, dan aku berdiri didepan pintu dengan terus menangis.

Rey sudah menghubungi keluarga dimas dan sekarang mereka dalam perjalanan.

"Bude" air mataku terus turun, ibu dimas menghampiriku dan memelukku.

"Dimas baik-baik saja, dia akan sembuh kau yang dia cari, dan bude yakin kamu adalah obat dan kekuatannya" aku terus terisak didalam pelukannya

Untuk Dimas (End) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang