Dimas pov
Sekarang aku berada jauh ditengah hutan, bersama seseorang untuk melihat orang yang kucintai menemui musuhku diam-diam. Bukan secara langsung, tapi lewat camera tersembunyi yang terhubung pada layar tabku.
Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar, jadi yang dimaksud dengan melakukan sejak awal adalah ini. Pengorbanan, lebih baik jika memilih aku tiada daripada harus melihat dia memilih rey.
"Dimas, apa yang kamu dengar belum tentu itu kebenarannya. Rain juga tidak akan menikah dengan rey, ini hanya untuk memancingnya." aku hanya menatap acuh kearah dani.
Mungkin iya dani teman rain tapi dia lebih dekat denganku, walaupun hidupnya berada pada bawah tangan rudy.
"Aku tidak perduli ini benar atau hanya sandiwara, intinya sekarang rain memilih rey dan dia juga bersedia untuk menikah." mataku masih fokus pada layar yang menampilkan rain dengan lelaki gila itu.
"Ancamannya adalah nyawamu dan rain tidak ingin kau mati dimas! Bukan berarti dia menikah karna keinginannya."
"Jangan membentakku! Dani, rey itu licik dia tidak akan membiarkanku hidup. Jika kau berfikir sama seperti rain itu salah."
kepalaku serasa berdenyut seakan ingin pecah, jadi untuk apa kesembuhanku. Lebih baik aku mati sejak dulu tanpa bertemu rain lagi, setidaknya itu lebih baik daripada hidup tapi tidak bisa berbuat apapun untuk orang yang kucintai.
"Nyawaku, kau fikir setelah ini aku akan tetap hidup?" tidak akan, ini sudah membuatku mati."
"Aku marah dani, dia memilih rey dengan alasan nyawaku?" aku menatap dani dengan tajam rasa marah dan cemburu benar-benar mendominasi.
"Dimas, kenapa rain bisa memiliki harapan untuk bertemu denganmu lagi, tapi kau meragukannya? Kepercayaanmu perlahan mulai luntur." dani menatap jauh kedepan.
"Rain bisa membuatku jatuh cinta hanya dalam hitungan hari, tapi dia mencintaimu hingga sisa harinya. Aku membantu dia karna rain mengatakan, hidupmu ada diatas nyawanya. Aku selalu bermimpi berada diposisimu tapi semakin hari aku sadar, cintanya telah habis saat dia mulai mencintaimu."
"Percayalah padanya untuk kali ini, biarkan dia selesaikan tugas terakhirnya." aku hanya bisa diam menahan semua luapan emosi yang tidak bisa kujabarkan.
Marah, sedih, kecewa, malu, semuanya membaur apa mungkin kita bukan jodoh? Hingga rasanya untuk bersatu sangat sulit. Jika bukan dia yang pergi, maka aku lalu sebaliknya.
Tapi jika memang bukan jodoh kenapa kita selalu dipertemukan? Bahkan setelah sekian lama, saat kuanggap dia melupakanku. Kita malah bertemu dan bersatu, lalu terpisah lagi, setelah itu bertemu, dan apa ini akhirnya? Sekarang aku mulai ragu tentang takdir Tuhan.
"Dani sekarang tunjukan aku dimana keluargaku. Dani, jika kau memang menganggapku teman bantu aku menyelamatkan rain." aku yakin dani tau tapi dia terpaksa diam.
"Dim, jika aku mengetahuinya untuk apa membawa rain kemari. Lebih baik langsung membebaskan mereka."
"Kalau begitu hubungi rudy, aku yang akan bicara. Dia pasti tidak ingin rain jatuh ketangan rey." aku tidak ragu lagi sekarang. Jika rain ingin aku hidup, maka aku ingin dia bahagia. Jika rudy ingin aku pergi maka biarkan, setidaknya aku bisa memperjuangkannya lagi.
...
Rain pov
Aku terkejut saat rey memecahkan camera tersembunyi disudut ruangan ini. Aku juga baru mengetahuinya jika ada camera disini.
"Sekarang akan kubuat kau melupakan dimas untuk selamanya." rey mendekat kearahku dengan pisau lipat ditangannya.
"Apa yang kau inginkan rey?" aku bertanya dengan terus menjaga kewaspadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Dimas (End) REVISI
عاطفيةmenunggu dan selalu begitu , terus mencari dan berusaha memperbaiki sebuah hubungan yang telah hancur . hati yang terus mencintai dan selalu rindu pada seseorang yang entah kapan akan terbalaskan, menanti dan terus mencari lelaki yang sangat dicint...