Rain pov
Sampai dirumah, aku langsung membersikan kamar karna sebentar lagi nisa akan sampai,
Tok tok
"Ce! bukain pintunya!!" itu dia temanku yang gila, bukan sahabat yang setia.
"Bentar!" aku membuka pintu membiarkan dia masuk, karna memang dia sudah biasa main disini.
Kita duduk didekat jendela kamarku, karna itu memang tempat favorit untuk bersantai ataupun sekedar cerita.
"Ce, aku mau cerita"
"Cerita aja" kataku sambil fokus kedalam goresan diaryku.
"Aku bingung sama dimas, dia kayak beda rasanya"
Aku menutup diaryku dan menoleh pada temanku ini
Dimas yang nisa maksud berbeda, dia praditya dimasara tidak sama dengan dimas prayoga.
Tapi mereka sama dalam suatu hal, tidak mampu digapai dan juga sulit untuk dimengerti.
"Beda gimana emangnya?"
"Ya intinya dia itu udah gak kayak dulu, mungkin emang sengaja mau bikin jarak ce"
"Aku juga gak tahu nis, rasanya semuanya tentang dimas itu penuh teka-teki" aku berhenti sejenak rasa sesak mulai datang, aku tahu dimasku dengan nisa berbeda cerita tapi tetap saja terasa sakit jika membahas dimas.
"Kamu betul ce, tapi aku juga ingin tahu apa yang ada dipikirannya sekarang, aku juga mau tahu apa yang dia rasain"
"Nisa, sampai sekarang pun aku juga mau tau apa yang dia rasain, aku juga mau tahu apa arti penantian selama ini dan juga rindu yang belum tentu terobati"
"Ce, kalau menurutku ya udah lama dimasmu itu pergi dan kenapa kamu masih nunggu dia?"
"aku juga gak tahu kenapa rasanya gak bisa ngelupain dia, bahkan selama ini gak ada lagi yang mampu memberikan arti cinta sedalam yang dia berikan"
Rasanya aku kembali rindu, bahkan tidak bisa aku pungkiri bahwa kini aku menyesal tidak pernah bisa menghargai perasaannya.
Aku menghabiskan waktu sampai malam bersama nisa dengan berbagai cerita dan sekarang aku kembali sendiri.
Seperti biasa aku keluar rumah karna ini memang hampir pukul 10.00 malam itu artinya aku harus tiba diclub tempatku bekerja.
Author pov
Seorang gadis dengan seragam kerja khas dari salah satu bar dikota besar ini, berdiri dibalik meja bar dan dibelakangnya terdapat rak yang penuh dengan bermacam botol minuman.
Hingar bingar musik terdengar diclub tersebut dan gadis itu mulai melayani pengunjung yang ada disana.
Rain sebenarnya risih, karna tidak sedikit yang menggodanya juga banyak orang bercumbu didepannya.
Entah dilantai dansa ataupun tepat didepan meja bar, tapi dia hanya bisa diam karna dia hanya pelayan disini.
"Hei" sapa pria dewasa pada rain, itu pria sama yang kemarin datang ketempat ini
"Iya, mau pesan apa?" Sapa rain halus
"White wine."
Rain menuangkan persanan pria itu pada gelas ditangannya
"Siapa namamu?" tanya pria itu pada rain
Bagi rain sudah biasa ada yang menggodanya tapi, tidak ada yang pernah bertanya namanya mungkin mereka hanya ingin sentuhan.
"Rain" jawabku singkat
"Sudah lama bekerja disini hm?" pria itu mulai berani memegang tangan rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Dimas (End) REVISI
Roman d'amourmenunggu dan selalu begitu , terus mencari dan berusaha memperbaiki sebuah hubungan yang telah hancur . hati yang terus mencintai dan selalu rindu pada seseorang yang entah kapan akan terbalaskan, menanti dan terus mencari lelaki yang sangat dicint...