#26

54 7 1
                                    

Flashback on

Malam itu aku tidak menyangkah akan merubah semuanya, termasuk hidup ku dan rudy.

Selama 11 bulan aku hidup dengan keadaan yang salah, tapi juga bahagia. Dalam hidupku sekarang semuanya hampa. Aku jarang bertemu nisa untuk alasan apa pun.

Rasanya aku tidak ingin nisa tau yang terjadi, aku takut nisa tidak mau menjadi sahabatku lagi. Aku memang Belum menerima keputusan orang tuaku untuk berpisah, tapi semuanya sudah terjadi.

Hujan deras pada malam tahun baru, kejadian paling menyakitkan untuk ku.

"Rain, nanti aku mau balapan motor kamu ikut ya?"

"Aku kan juga ikut ridwan gimana sih, pasti Lupa?"

"Maklum kali kebanyakan minum jadi Lupa."

"Nanti kalau salah satu dari kita menang hadiah nya bagi 2." Kataku dengan tertawa.

"Iya kalau menang kalau kalah?"

"Pasti menang nanti duitnya buat pesta." Kami tertawa lepas waktu itu, dan tampa disadari itu tawa lepas terakhir kita.

"Rain, ridwan kalian jadi ikut balapan? Gak usah lah lagian nanti kita pesta." Kata Rudy sebelum kita berangkat.

"Rud pestanya besok aja, janjilah kita yang traktir, iya gak rain?" Jawab ridwan dengan menoleh padaku.

"Aku khawatir sama kalian."

"Kakak ku sekali ini aja, janji ini balapan terakhir kita." Kataku dengan memegang pundak Rudy.

"Sekali aja dengerin, aku cuma khawatir sama kalian udah cukup main² nya, dan kamu rain aku sama ridwan udah gak bisa sekolah karna ulah nakal kita, harapan kakak cuma kamu Sekarang rain, jadi dengerin kakak jangan pergi." Untuk pertama kali Rudy memohon.

"Ridwan kayaknya gak usah deh kasian juga Rudy." Kataku pada ridwan.

"Ayolah rud sekali ini aja, janji ini yang terakhir." Kata ridwan.

"Terserah mau kalian apa, untuk pertama Kali nya gue minta sebagai kakak kalian, dan itu buat kebaikan kalian sendiri, gue tau kok kita sama bajingan nya, tapi mungkin lebih bajingan gue. Gue gak tau ini firasat apa tapi rasanya berat untuk liat kalian pergi." Kata Rudy membuatku terdiam, tapi aku melihat ridwan tetap ingin pergi.

"Sejak kapan loe jadi melow rud, kita pergi cuma sebentar dan kita juga janji ini jadi balapan kita yang terakhir."

"Kurang ajar loe, gue cuma mau yang terbaik buat kalian, brengsek!" Kata Rudy dengan memukul pelipis ridwan.

"Loe lebih brengsek, buktinya loe gak bisakan ngelindungi kita, yang pertama kali nakal siapa loe, ngerokok dirumah, pulang malam kadang juga gak pulang, bawa cewek Sana-sini, keclubing, loe minum. Sadar gak loe figure ayah buat gue, mungkin juga buat rain selama ini, Tapi loe rusak gimana kita gak rusak? Hah jawab kenapa diem, gak ada jawaban karna emang loe gak pantes disebut kakak!"

"Gue udah nyesel punya orang tua yang gak ada tanggung jawabnya, jangan sampai gue juga nyesel karna ada loe didunia ini." Tampa kata ridwan pergi dengan motor kesanyangannya, mengendarai dengan cepat. Ucapan ridwan membuatku terkejut dan pasti menyakiti rudy, bagaimana pun rudy yang menjaga kita selama ini, terutama aku.

"Kak"

"Kenapa? Mau ngomong juga kalau loe nyesel punya kakak kayak gue, gue gak berguna buat kalian, gue buruk pergi aja kalau mau pergi."

Hati nya saat ini sangat terluka, bagimana pun rudy tetap papa untuk ku bahkan papa dan mama ada dalam diri rudy.

Aku memeluknya, aku ingin menyampaikan lewat pelukan ini bahwa betapa bahagianya aku memiliki kakak seperti dia.

Untuk Dimas (End) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang