#28

70 6 0
                                    

Pagi yang cerah dan indah, matahari menampakkan sinarnya. Ditempat yang dipenuhi dengan bunga-bunga indah dan tumbuhan hijau.

Seorang gadis terlihat berjalan dengan mendorong kursi roda, dia membawa seorang pria dan mengajaknya berkeliling.

Dimas pov

Setelah rain bercerita tentang apa yang dia lalui, semalaman aku berfikir kenapa diriku harus lemah disaat orang-orang yang kusayangi terluka.

Mengapa Tuhan membuat diriku sangat lemah, bahkan tak mampu untuk berjalan, aku tidak boleh egois dengan membiarkan rain tetap disebelahku dengan keadaan ku. Tapi aku juga tidak bisa melepasnya.

"Dim" sapaan rain membuatku sadar dari lamunan.

Saat ini kita sedang berjalan-jalan ditaman, bukan kita karna hanya rain yang berjalan, dan aku dikursi roda.

"Dari tadi kamu mikirin apa?"

"Enggak, cuma udaranya sejuk Banget"

"Kita duduk disana"

Rain mengajakku dibangku taman yang kosong, dan tepat didepan kami ada sungai kecil, ditemani dengan hembusan angin pagi.

"Tempat ini indah dan aku sangat menyukainya." Kataku

"Disini lebih indah saat malam, karna disekitaran sungai banyak lampu-lampu kecil yang indah." Katanya dengan menatap arah sungai.

"Rain" sapaku dengan ragu.

"Hm"

"Jika Tuhan mengajakku pergi apa yang akan kau lakukan?" tanyaku dan dia menatap ku tidak suka.

"Aku akan berhenti mencintai orang lain, jika itu bukan dirimu."

"Kenapa?"

"Karna jika bukan kamu, maka tidak akan pernah ada laki-laki lain dalam hidup ku."

"Sekalipun aku yang memilih laki-laki itu?" Rain hanya diam tampa mau berkata lagi, aku menggenggam tangannya dan dia masih diam.

"Berhenti mengatakan bahwa kau akan pergi, karna aku akan benci hari-hari itu. Aku tidak ingin berkomitmen dengan siapapun setelah kau pergi 3 tahun yang lalu, bagaimana bisa ada laki-laki lain saat kau benar-benar pergi." Aku menghela nafas mendengar ucapannya.

Dia bukan hanya membutuhkanku, tapi juga butuh orang yang ada untuknya, dan mungkin aku tidak punya.

"Karna aku mencintaimu maka, ku ingin meninggalkan semua cinta untukmu." Kataku dalam hati.

"Aku hanya ingin menghabisakan waktu bersamamu, jika boleh egois aku juga akan ikut denganmu, tapi kembali lagi dim apa bisa aku meninggalkan rudy?"

"Kau sangat mencintai rudy, apa bisa dia melihat mu hidup tampa siapapun?"

Dia melepaskan tanganku, mengusap wajahnya dan berdiri menjauh dariku.

"Rain" aku menghampirinya dengan kursi rodaku.

"Berhenti disana!" Rain mengeluarkan rokok dari saku jaketnya, dan menyulutkannya dengan korek.

Hembusan angin yang tadi sangat sejuk, seketika berubah menjadi mencekam.

"Berhenti mengatakan bahwa kau akan pergi dimas karna itu sangat menyakitiku."

"Aku ingin bersama mu apa itu salah? Tidak perduli sependek apa umurmu, karna aku mencintaimu bukan karna kau abadi. Jika untuk mendapat pria kemanapun aku pergi mereka selalu mengikutiku, tapi kembali lagi apa aku ingin bersama mereka."

Aku diam tampa mau berkata lagi, mungkin ini semua terjadi karna aku terlalu mencintainya, karna itu sebelum Tuhan benar-benar akan menjemputku, aku ingin memastikan dia bahagia.

Untuk Dimas (End) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang