#24

49 8 0
                                    

Flashback on

Rainda pov

Aku rainda kristian, sejak kecil hidupku berkecukupan, mama dan papa pekerja keras tapi dibalik semua itu ada yang mereka lupakan.

Aku memiliki 2 orang kakak rudy dan ridwan, mereka seperti orang tua ku, mama dan papa terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri, kasih sayang mereka diganti dengan uang.

Usiaku baru 3 tahun waktu itu, melihat begitu banyak kekerasan didepan mataku, saat usia ku 6 tahun, aku tinggal bersama paman dan bibiku. Rudy dan ridwan mereka tinggal bersama oma dan opa.

Sejak kecil aku jarang berteman sifat ku yang terbilang angkuh dan dingin membuat teman-temanku pergi.

Hanya ada satu teman dan sahabat yang sangat dekat denganku, Nisa orang yang tidak pernah menanggapi setiap ocehanku. Nisa bukan berasal dari keluarga yang baik, dia broken home sejak kecil dia hanya tinggal berdua dengan ibunya. Terkadang aku ingin Menjadi sepertinya, dia memiliki ibu yang baik dan sangat mengerti keadaannya.

Dirumah paman dan bibiku sangat nyaman, mereka memiliki 2 orang anak, steve dan stevani. Aku dianggap sebagai anak mereka, dan aku memanggil mereka mama dan ayah. Disini aku mendapatkan kasih sayang yang tidak kudapatkan dari kedua orang tuaku.

Saat usiaku 9 tahun kita pindah rumah, alasannya aku ingin dekat dengan kedua kakakku, padahal mereka sering menjengukku.

Dirumah baru aku mendapatkan seorang teman, dia Dimas anaknya lucu dan baik, aku tidak menyangkah mendapatkan seseorang yang menyanyangi dan menjagaku seperti kedua kakak ku.

Tak terasa waktu terus berjalan saat usiaku 12 tahun opa pergi, itu meninggalkan duka yang mendalam.

Kasih sayang mama dan ayah berkurang padaku sejak lahirnya anak ketiga mereka, revan. mereka tidak pernah lagi memberiku kasih sayang seperti dulu, bahkan mereka kasar padaku, membentak dan bahkan memukulku.

Tapi aku menyimpan semua itu, kedua kakakku juga sama hancurnya denganku, ridwan dikeluarkan dari sekolah karna jarang masuk, rudy dia terjebak kenakalan remaja. Aku tidak ingin bercerita karna akan menambah beban mereka.

Masa SMP ku dilewati dengan air mata, Dimas, Nisa semua orang menganggap ku baik-baik saja. Kedua kakak ku jarang pulang kerumah, terkadang aku juga takut, mereka memarahi dan memukulku lagi.

Aku juga menjadi korban bullying disekolah saat SMP, mereka mengejekku dan aku tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Aku menyimpan rapi semua rasa sakit ku.

Malam-malam yang aku lewati Selalu takut dan menangis, mereka memaksa ku menjadi apa yang mereka mau, aku merasa tidak memiliki hak atas hidup ku.

Penderitaanku bertambah saat mama kandung ku hamil, tapi bukan bersama papa, ternyata selama ini mama seorang germo mamy semua wanita panggilan.

Papa marah dengan keadaan ini, mereka bercerai dan mama pulang kerumah oma. Aku tidak menyangkah bahwa kedua kakakku semakin hancur. Mama menjual rumah kita, kafe tempat mama bekerja ditutup dan tidak ada lagi pemasukkan.

Aku melampiaskan semuanya dengan mencari pasangan, hingga akhirnya tindakan bodohku membuat Dimas meningalkanku.

Tepat sehari dimas pergi, mama melahirkan dan orang yang membuatnya hamil pergi tampa ada kata. Orang tua angkatku semakin bruntal terhadapku hingga akhir nya aku pergi dari rumah.

Malam itu aku bertemu sekelompok anak jalanan mereka seperti pesta, aku menghampiri mereka dan duduk Disana.

"Boleh duduk disini?" Tanyaku sopan yang hanya Diangguki mereka.

Untuk Dimas (End) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang