#22

64 4 4
                                    

Disebuah kafe dengan nuansa monokrom, dengan alunan musik tahun 90an, membuat seorang gadis yang sedang duduk disana merenung, dan memainkan minuman dihadapannya.

Entah apa yang sedang dalam fikiran dia tampak bahagia dan cemas dalam waktu yang bersamaan.

Nisa pov

Sudah beberapa hari ini aku dan praditya berbaikan, secara tiba-tiba dia membalas story whatsapp ku.

Dia membalas chatku dengan cepat rasanya aku mendapatkan pra yang dulu aku kenal, sekarang aku duduk dikafe menunggunya.

Tiba-tiba dia mengajakku untuk bertemu tapi entah apa alasannya.

"Nisa" praditya datang dan duduk dihadapanku.

"Udah lama?" tanyanya padaku

"Lumayan"

"Maaf ya, tadi ada urusan sebentar"

"Iya gakpapa, emang kamu mau bicara apa sama aku?" dia tampak mengatur duduknya dan mulai menatapku rasanya aku tenggelam dalam tatapannya.

"Aku cuma mau bilang makasih sama kamu"

"Untuk apa?" tanyaku saat memang tidak paham maksudnya.

"Makasih, kamu udah baik sama aletha, udah dikasih tempat buat dia tidur. Makasih banget untuk itu, sekarang kamu gak perlu repot lagi letha sekarang tinggalnya sama aku"

Jadi alasan dia mengajak ku bertemu hanya untuk membahas aletha.

"Sama-sama mas lagian kan aku udah anggap dia sebagai teman aku juga, jadi gak masalah dia tinggal sama aku"

"Makasih ya sa" dia berkata dengan memegang tanganku.

"Mas aku mau tanya sama kamu"

"Soal apa?" dia melepas tanganku, dan itu menbuatku sedikit kecewa.

"Kenapa cowok tiba-tiba baik, memberi harapan lalu dia pergi? Padahal dia selalu ada buat aku, ya membuatku tertawa setiap saat" aku bertanya padanya dan berharap dia paham siapa yang ku maksud.

"Nis, cowok deketin kamu bukan berarti dia punya rasa, ada kalanya dia butuh pelampiasan dan disaat itu kamu. Gak semua yang buat kamu bahagia itu dia suka sama kamu mungkin dia memang begitu, suka memberi kebahagian"

Kata-kata nya menyakiti perasaan ku, berarti selama ini dia tidak mencintaiku, tapi mengapa waktu itu dia marah dan pergi.

"Lelaki itu penuh teka-teki, aku memberikan semua waktu ku untuk menebus kesalahanku, tapi dia tidak pernah sedikit pun melihatku" kataku lagi pada praditya.

"Jangan berikan segala nya pada lelaki, kamu gak akan tau apa dia rasakan sama kamu, mungkin kamu rasa dia suka sama kamu tapi nyatanya enggak."

"Laki-laki itu mudah bosan nis apalagi kalau tidak dihargai, kamu juga bukan orang bodoh ngapain masih ditunggu ditinggal aja. Dan mungkin sekarang dia udah bahagia tampa perlu lihat kamu lagi."

Kata-katanya menyakitiku "aku bodoh" memang, itu karna kamu praditya. Mungkin sekarang jika pra tidak dihadapanku maka aku akan menangis sekarang.

"Jadi aku harus bagaimana dengan semua ini?" tanyaku lagi.

"lupakan dia, hidup itu panjang dan gak seharusnya kamu cuma bertahan pada masa lalu. Aku juga pernah terjebak pada masa lalu, tapi aku memilih pergi dan melupakannya, tidak semua masa lalu indah untuk diingat maka itu aku memilih pergi" Katanya padaku.

"tapi dia kenangan termanis dalam hidup ku. bagaimana bisa aku melupakannya?"

"Kenangan ku juga manis, tapi kenangan itu menyakitiku, membuatku berfikir untuk tidak jatuh cinta lagi. Aku menjauhinya, berperang dingin dan aku tidak pernah ingin melihatnya, sampai aletha datang dan merubah semuanya."

Untuk Dimas (End) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang