Prolog

114K 4.1K 343
                                    


Perpisahan adalah sebuah luka.
Sejenis luka dalam hubungan kita yang tak dapat disembuhkan.
Kita saling memendamnya, hingga luka itu terperuak
menghancurkan diri kita dari dalam.

Kau dan aku bagaikan ponsel,
Jika kita tercerai-berai, kau tahu kita akan hancur

Raut wajahmu yang dingin mengungkapkan segalanya padaku
lebih dari sekedar kata-kata.
Kita hanya bisa menyaksikan perpisahan yang bangkit di depan mata,
menyeramkan bagai pasang air laut.
Saat itu, kata berakhir akan segera datang menghampiri kita.
Walaupun aku sangat tidak ingin mendengarnya.

Lalu mengapa kita harus berdebat sepanjang waktu?
Mengapa aku hanya bisa melihat dirimu diantara bintang yang bersinar lainnya?
Mengapa kau bertindak bagai racun sekaligus penawar dalam waktu bersamaan?















Crazy Rich Korean
Prolog : Luka yang dibiarkan menganga.

Aku adalah gadis yang bahagia.

Begitulah caraku menghibur diri setiap sesuatu yang menyesakan menghantam batinku, meskipun aku sendiri tahu persis kalimat itu adalah sebuah kebohongan, Aku ingin membuatnya nyata dengan cukup bersyukur pada apa yang telah aku lalui dalam hidup. Tidak akan ada keluhan, bahkan jika tetes peluh meluncur bebas dari pelipisku, aku tetap tidak ingin mengeluh. Sebab dengan begitu, aku bisa merasakan kebahagiaanku sendiri.

Benar, hidupku sudah cukup bahagia. Sekalipun aku membohongi diriku sendiri, tidak apa-apa, aku ingin semua orang bahagia.

GS25 Mart Yangpyeong-dong, Seoul at 19:12 PM KST

Suara deritan pintu terbuka membuyarkan lamunan sang kasir malam itu, gadis dengan nametag Kwon Jisu buru-buru mengusung senyum ramah menyapa pelanggan yang masuk ke dalam toserba, namun sepersekon berikutnya senyuman itu segera memudar digantikan mimik wajah suram usai menyadari siapa yang hadir ke dalam toko.

"Selamat datang"

Didepan pintu masuk, Yoon Sohee bersama rombongannya menyeringai, bergegas mendekat dengan tubuh semampai berbalut gaun mini mereka, nampaknya barusaja kembali dari pesta.

Tubuh Jisu menjadi kaku seketika mendapati tatapan sinis gadis itu, tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih dan kukunya hampir melukai telapak tangannya sendiri. Daripada disebut kesal, Jisu lebih tampak takut saat ini, terlebih karena disini adalah tempat kerja barunya, dan mustahil ketiga gadis yang kian mendekat itu tidak membuat masalah, seperti kejadian sebelum-sebelumnya hingga Jisu harus dipecat.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Seharusnya kau senang bisa bertemu dengan kami lagi, Kwon Dungu-shi"

Sebuah panggilan yang familiar dalam kepala Jisu setiap kali mata mereka bersitatap. Beberapa pelanggan yang berkunjung melontarkan cemooh kearah mereka ketika Sohee dengan lancangnya mulai duduk di atas meja kasir sembari mencabut sebatang permen loli didekatnya, ia membuka bungkus permen itu dan melahapnya tanpa basa-basi.

"Ini tempat kerja barumu? Wow, Kalau begitu kau harus mentraktir kami"

Tanpa peduli pendapat empu yang diajak bicara, Mirae membuka sliding freezer ice cream dan memunguti satu persatu jenis Ice cream yang ia gemari, dilain sisi Joe mulai meraih beberapa kaleng minuman soda dari lemari pendingin, Persetanan dengan para pengunjung toserba yang hanya menyaksikan mereka, ketiga gadis itu tertawa puas.

Crazy Rich Korean [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang