Penerbangan akan memakan waktu lebih kurang satu jam dari Bandara Internasional Jeju menuju Bandara Internasional Gimpo. Tak ada percakapan yang terjadi antara Jisu dan Jenny hingga saat ini ketika Pesawat mulai lepas landas, keduanya sama-sama membisu dengan benang kusut yang memenuhi kepala masing-masing.Jenny tak berani memulai percakapan, dan Jisu tidak berada dalam mood yang baik untuk mulai bicara pada gadis itu. Rasa khawatir menyelimuti perasaan Jenny, kejadian semalam tentu menjadi pemicu ketegangan diantara mereka, tapi Jisu yang mulai bersikap dingin padanya membuat Jenny yakin pasti ada kesalahpahaman, takut-takut istri Kim Taehyung itu menduga Jenny terlibat dalam rencana busuk Suaminya.
"Aku lupa memujimu Jenny-shi, akting menangismu bagus sekali hari ini"
Hingga saat ini kalimat yang terdengar seperti tuduhan itu masih tengiang-ngiang dalam kepalanya, tak salah lagi kalau Jisu salah paham. Padahal Jenny sendiri tak menyadari bahwa Taehyung telah membuat rencana busuk untuk menjebak istrinya, rasanya seperti ia juga ikut terjebak walau ia bukan objek utama, tapi entah mengapa sangat sulit bagi Jenny melontarkan rangkaian kalimat penjelasan yang telah ia susun supaya Jisu memahami situasinya saat ini.
Semuanya sudah terlambat. Batin Jenny penuh sesal.
Jika Jenny mengatakan kalimat pembelaannya sekarang, semua itu hanya akan terdengar seperti sebuah alasan. Jisu pasti tidak mempercayai kata-katanya lagi. Sejak awal Jenny yang memaksa untuk ikut bersama mereka ke Jeju, ia pula yang memutuskan untuk memeluk Taehyung ketika perasaannya kacau semalam, dan semua itu menjelaskan bahwa dirinya sendiri yang meminta untuk terlibat dalam rencana busuk Taehyung, pria itu memanfaatkan situasinya dengan baik.
Pada akhirnya semua itu akan menjadi kalimat pembelaan Jenny yang terdengar egois, penjelasannya akan semakin menyakiti Jisu.
Sementara disisi Jenny, tubuh Jisu membeku menatap keluar jendela pesawat, Ibu hamil itu juga sibuk bergelut dengan pikiran yang memenuhi kepalanya.
Tidak ada yang bisa Jisu katakan ketika semalam Taehyung mengaku bahwa sejak awal ia memang orang yang membawa Namjun kemari untuk merayu Jisu. Bahkan jika Jisu marah dan melaporkan Taehyung pun tak akan menghilangkan tekad Pria itu untuk menyingkirkan dirinya dari kediaman keluarga Kim.
Miris, tapi itulah kenyataannya.
Pria itu benar-benar tidak bisa menerima Jisu bahkan jika Jisu adalah satu-satunya wanita yang tersisa di dunia.
Jisu tidak habis pikir bagaimana mungkin ada seorang Suami yang rela memberikan istrinya pada orang lain dengan cuma-cuma. Jangan bicara tentang cinta, Jisu tahu Taehyung tidak mencintainya, tapi tidak kah pria itu berpikir tentang harga dirinya sendiri? Bagaimana perasaan Ayahnya saat nama perusahaan yang telah beliau jaga sebaik mungkin, hancur lebur dalam sekejap karena skandal yang menyangkut anaknya sendiri, dan dimana Taehyung akan meletakan wajahnya ketika prasangka orang lain datang silih berganti menghujamnya. Jisu tidak bisa membayangkan hal itu terjadi.
Satu-satunya alasan Jisu bertahan hingga sekarang adalah demi anak yang berada dalam kandungannya dan sampai akhirpun akan tetap seperti itu, ia hanya tidak ingin anaknya tumbuh tanpa orang tua seperti dirinya, bahkan jika ia harus berperang dengan suaminya sendiri tidak masalah, yang bisa Jisu harapkan hanyalah anaknya tumbuh dengan baik, ia tidak akan menjadi sosok yang apatis lagi, ia akan menjadi sosok yang lebih kuat sekarang.
"Kau boleh mengabaikanku, bahkan kau boleh menikah lagi, tapi kau tidak boleh melepaskan tanggung jawabmu sebagai sosok Ayah" itu adalah keputusan final yang Jisu lontarkan semalam, tak yakin Taehyung mau menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Korean [END]
Fanfiction"Cinta dan Benci" Kwon Jisu nyaris tak bisa membedakan kedua kata itu usai pernikahan paksa mengikatnya bersama Kim Taehyung, meskipun kedua kata itu merupakan dua hal yang saling berlawanan. Taehyung membencinya, sekalipun Jisu adalah satu-satunya...