Bab 37

20.9K 1.7K 154
                                    

Chapter 37

Sekarang sudah satu bulan berlalu sejak kepergian Jenny. Banyak hal disekitar Jisu yang berubah, mulai dari suasana mansion yang tidak ramai lagi, seolah-oleh semua orang masih dalam suasana berkabung.

Jisu menyadari ada perubahan drastis pada diri Taehyung. Sang istri paham, suaminya sedang mencoba melawan stress setelah ditinggalkan sahabat masa kecilnya, apalagi Jenny adalah cinta pertama pria itu hingga bertahun-tahun lamanya, dan Jisu tak memiliki hak untuk menghilangkan kenyataan itu dari kepala Taehyung. Benar kata pria itu, Jisu takan bisa menggantikan posisi Jenny, sebenci apapun pria itu pada Jenny yang selalu menolaknya.

Taehyung jarang pulang kerumah, lebih sering menghabiskan waktunya untuk lembur di kantor, jika ia pulang, hanya akan mandi, tidur, makan lalu pergi berangkat berkerja lagi.

Terkadang suaminya itu mengabaikan Jisu karena terlalu kelelahan, terkadang pula ia merespon walaupun lambat, Jika ia pulang maka objek yang paling dirindukan adalah anak dalam kandungan Jisu, setiap malam ia mengusap-usapnya, memeluknya hingga terlelap, dan saat itu adalah saat bagi Jisu untuk memandangi paras suaminya yang terlihat sangat kelelahan, Jisu amat sangat rindu wajah tersenyumnya, rindu tawanya, rindu tingkah kekanakannya, terkadang merindukan nafsu dadakannya, dan yang paling ia rindukan adalah kehangatan pria itu.

Kemana Taehyung yang selalu ada untuknya?

Tadi malam Jisu menangis, entah mengapa ia merasa sudah lelah untuk terus hidup seperti ini. Apakah Taehyung masih mencintai Jisu? Apakah kedudukan Jisu dihati pria itu? Mengapa Taehyung seolah tak peduli lagi pada istrinya ini? Begitulah kira-kira pertanyaan yang tak terjawabkan namun terus menggerogoti kepala Jisu, terus berputar-putar di otak wanita itu membuatnya benar-benar terganggu, ditambah lagi punggungnya terus terasa nyeri belakangan ini.

Jadi hari ini adalah kesempatan yang tepat untuk bicara, Jisu memilih membahasnya, ia ingin semuanya nampak jelas, setelah itu ia akan mengambil keputusannya, sebab sesuatu yang dipaksakan bukanlah hal yang baik, walau semuanya akan berakhir menyakitkan, Jisu ingin bebas dari rasa sakit ini.

"Kamu pulang lebih cepat?" Seru Jisu pada Taehyung yang berada dilantai satu.
Ruang itu sepi, semua orang sibuk pada urusan masing-masing, hanya ada Taehyung yang baru pulang dari kantor dan Jisu yang menyapanya dari lantai dua. Hari masih sore, tak biasanya pria itu pulang lebih cepat.

"Minumlah" ujar sang istri menawarkan segelas air putih yang sebenarnya hendak ia minum, ia putuskan untuk memberi Taehyung yang tampak kekelahan, namun empu yang dipanggil nampaknya benar-benar kelelahan hingga mengabaikannya sejak awal, memang seperti itu biasanya.

Jisu yang selalu berpikir bahwa mungkin pria itu mungkin kelelahan sebenarnya tahu, itu hanya alasan yang Jisu buat sendiri supaya dirinya sendiri tidak khawatir dengan kelangsungan pernikahan mereka.

"Taehyung ah" Jisu menyerukan namanya dengan lembut, dan Taehyung yang berjalan membelakanginya sempat berhenti.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu" nada suara Jisu ragu, ia tahu ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan hal ini, namun Jisu benar-benar tidak bisa menahannya, ia butuh kepastian.

"Lain kali saja, aku ingin istirahat"

"Apa kamu masih mencintaiku?" Ujarnya to the point. Taehyung masih membelakanginya, tubuhnya membatu dan Jisu tak bisa menebak bagaimana ekspresi pria itu saat ini.

Crazy Rich Korean [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang