Bab 16

29.9K 2.7K 195
                                    


Sohee tengah menikmati sarapannya di resto pagi itu ketika tiba-tiba Namjoon muncul dari balik pintu masuk dengan wajah berapi-api sembari membanting ponselnya di meja Sohee, mendesak gadis itu agar membaca artikel tentang Jisu dilayar ponselnya. Tapi Sohee tak perlu melakukannya dua kali, ia langsung paham maksud Namjoon.

"Hal menjijikan apalagi yang kau lakukan kali ini?" Namjoon menggeram kesal, tak peduli bahwa status Sohee sekarang adalah kekasihnya, tapi Sohee tidak tampak tersinggung, justru begitu tenang.

"Hal menjijikan? Kau bahkan belum mendengar penjelasanku tapi sudah menuduhku"

Sohee membuat gestur menunjuk bangku dihadapannya dengan dagu, lalu dengan anggun meraih sapu tangan dalam tas selempangnya, sekedar memastikan tidak ada noda bekas makanan yang menempel di sekitar bibirnya, Namjoon yang melihat itu semakin dibuat jengkel, tidak ada rasa bersalah sedikitpun tercetak di wajah Sohee.

"Apapun penjelasanmu itu, aku tahu kau memiliki jutaan ide busuk didalam kepalamu"

Kali ini ucapan Namjoon berhasil membuat telapak tangan Sohee mengepal. Gadis itu merasa heran dengan dirinya sendiri yang bisa jatuh cinta pada pria dengan mulut yang begitu sarkas. Tidak, sebelumnya Namjoon tidak seperti itu, dia pria yang lembut dan menggunakan logikanya dengan baik, tapi ketika suatu hal menyangkut Jisu, maka Namjoon akan berubah menjadi sangat sensitif, Sohee bisa merasakan perbedaannya.

"Kau yakin ingin terus menghinaku? Aku bisa mencabut beasiswamu kapanpun aku mau" ancam Sohee.

Itu adalah sebuah ancaman yang begitu familiar dalam ingatan Namjoon, hampir tercantum dalam setiap perdebatan mereka. Namjoon tak mengerti mengapa ia bisa begitu lemah jika kalimat itu telah terucap dari bibir Sohee, tiba-tiba bayangan kedua orang tuanya yang tengah mengalami fase sulit muncul dalam ingatannya, membuatnya berpikir dua kali untuk memberontak pada Sohee. Ya, hubungan mereka terpaksa karena ancaman Sohee padanya.

"Cepat katakan apa yang ingin kau katakan" Namjoon mengalah, memang selalu seperti itu biasanya.

"Baiklah, aku akan menjelaskannya meski aku yakin kau tak akan percaya" Sebelum memulai penjelasannya, Sohee menarik nafas panjang lalu membuangnya dengan sekali hembusan, pandangan wajahnya beralih kearah dinding kaca yang berhadapan langsung dengan trotoar jalan, pagi ini trotoar sudah ramai dilintasi oleh para pejalan kaki.

"Ku akui sebelumnya aku benci dengan Kwon Jisu, tidak ada hal yang begitu spesial darinya, tapi dia bisa memilikimu dengan mudah, sementara aku... aku sempurna, tapi begitu sulit bagiku bahkan untuk mendekatimu saja"

Didepan sana Namjoon mendegus kesal, walau terdengar tulus, tetap saja perkataan Sohee adalah omong kosong semata, gadis itu hanya senang melihat Jisu tersiksa, itulah yang Namjoon ketahui sejauh ini.

"Kau tak punya hati nurani" gumam Namjoon pelan hampir tak bisa didengar, namun Sohee jelas masih mendengar kalimat itu, tapi ia tetap melanjutkan penjelasannya seolah tak mendengar apapun.

"Tapi semua itu hanya masa lalu. Setelah pesta malam itu, aku menyadari sesuatu tentang Jisu yang menggerakan hatiku. Suami Jisu itu benar-benar membenci istrinya, aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi setahuku dari kabar yang beredar, mereka menikah secara paksa karena Jisu mengandung anak Direktur muda Kim Taehyung, sejak saat itu aku berusaha membantu Jisu dengan caraku" Sohee memasang raut penuh penyesalan diwajahnya, masih tak berani menatap mata Namjoon.

Crazy Rich Korean [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang