Chapter 34
"Taehyung! Kim Taehyung! Sadarlah, aku takan meninggalkanmu"
Suara panggilan yang semula samar-samar itu terdengar semakin keras, lambat laun disusul dengan cahaya terang yang menusuk kelopak mata, semakin lama semakin terang hingga empu yang dipanggil segera membuka mata dan memalingkan wajah.
Huh... mimpi?
Trekkk
Tirai kamar sudah terbuka, dan Bibi Hwang adalah pelaku yang membukanya, setelah mendengar pekikan Tuannya yang merasa silau, wanita separuh baya itu segera memastikan keadaan tuannya yang kini terbaring lemah diatas ranjang kamarnya.
"Syukurlah anda sudah sadar, panasnya juga sudah turun" ujarnya sembari mengambil handuk kecil yang dilipat diatas kening Taehyung. Pria itu mengerutkan keningnya bingung.
"Apa yang terjadi padaku?"
"Semalam anda tak sadarkan diri di depan Restaurant setelah kehujanan, syukurlah disana ada Pak Kang yang langsung membawa anda, Nyonya Jisu juga berkerja keras merawat anda tadi malam, padahal Dokter bilang dia juga harus beristirahat, atau dia juga akan kembali jatuh sakit"
Bibi Hwang menjelaskan secara singkat padat dan jelas. Hal itu membuat Taehyung perlahan-lahan teringat kejadian kemarin yang ternyata bukan bagian dari mimpinya.
Pemuda itu menoleh ke sebelah kirinya. Tanpa ia sadari, sedari tadi sang istri sedang tertidur pulas dengan tangan memeluk lengan Taehyung erat.
Sepertinya Jisu tertidur setelah merawatnya semalaman, handuk di kening pria itu adalah hasil kerja keras Jisu, diatas meja samping ranjang pula ada satu wadah besar yang mungkin berisi air.
Aku membuatnya sangat khawatir, dia pasti kelelahan.
"Apakah anda ingin saya membangunkan Nyonya, Tuan?"
"Jangan, tolong siapkan saja dua piring sarapan dan bawa kemari. Ayah dan Ibu pulang hari ini kan? Katakan pada mereka, kami akan makan disini, jangan biarkan mereka masuk sebelum aku mengizinkan"
"Baik Tuan"
Selepas kepergian Bibi Hwang, sang suami kembali menikmati visual sang istri. Tangan kanannya digunakan untuk menghadang sinar mentari menusuk kelopak mata Jisu, sementara tangan kirinya digunakan untuk mengelus puncak kepala wanita itu, menyisir rambut halusnya, dan mengusap pipi lembutnya.
Mengapa kau ini begitu bodoh, huh? Mengapa selalu memikirkan orang lain bukan dirimu sendiri?
Menit berikutnya, Jisu melakukan pergerakan, wanita itu mengeliat pelan yang membuat Taehyung segera menarik tangan dan berpura-pura tidur.
"Ouh, sudah pagi?... cepat sekali" Jisu bergumam pelan sembari bangkit dari tidurnya, tangan kanannya digunakan untuk menopang tubuh, sementara tangan kirinya singgah di kening Taehyung untuk memastikan suhu tubuh pria itu meskipun matanya belum sepenuhnya terbuka. Lantas ia tersenyum bahagia karena kondisi pria itu mulai membaik.
"Kurasa bubur cocok untuk sarapannya pagi ini, dia pasti kelaparan saat bangun nanti"
Jisu hendak beranjak dari ranjang, berniat turun kebawah untuk membuatkan bubur untuk sang suami, namun sebelum ia sempat berdiri, tangan prianya itu lebih dulu menahan pergelangan tangannya, tak membiarkan Jisu pergi."Jangan tinggalkan aku" Gumamnya, dengan mata masih tertutup.
"Apa maksudmu, aku hanya akan turun membuatkan bubur untukmu"
"Tidak, aku tidak mau bubur, aku hanya akan memakanmu" Pria itu sudah sepenuhnya terjaga, kini menatap sang istri dengan tatapan nakal, siap menerkam kapan saja, tangannya masih menahan pergelangan tangan Jisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Korean [END]
Fanfiction"Cinta dan Benci" Kwon Jisu nyaris tak bisa membedakan kedua kata itu usai pernikahan paksa mengikatnya bersama Kim Taehyung, meskipun kedua kata itu merupakan dua hal yang saling berlawanan. Taehyung membencinya, sekalipun Jisu adalah satu-satunya...