Bab 44

22.7K 1.7K 128
                                    

Chapter 44

Sejak hari dimana Taehyung hanya bicara sendirian diluar tanpa ada respon dari Jisu, pria itu tak pernah lagi muncul di hadapannya, tak pernah lagi berkunjung ke Rumah Lily, ataupun ke restaurant tempat mereka biasa bertemu, pria itu hilang seolah ditelan bumi, bahkan Jisu tak pernah menemukannya muncul di layar televisi.

Ada sedikit perasaan bersalah pada Taehyung, sebab penantian panjang pria itu kini hanyalah upaya yang sia-sia, setelah ini Taehyung mungkin akan mengirim kembali dokumen perceraian itu yang sudah ia tanda tangani, mungkin saja pria itu sudah sampai pada batas kesabarannya.

Entah mengapa memikirkan itu justru membuat Jisu merasa miris, apakah hanya sampai disitu usahanya? rencana membuat pria itu merasakan rasa sakit yang sama justru berbalik menyerang kearahnya sendiri. Jisu tidak siap jika nanti Taehyung benar-benar menikah lagi, padahal sebelumnya Jisu mampu menahan diri setelah kakaknya, Kwon Jihyun mengatakan bahwa Taehyung sudah kembali menikah.

Sekarang Jisu justru menolak mentah-mentah kedatang pria itu kedalam hidupnya, Seolah ia menolak jackpot satu triliun hanya demi segenggam harga diri.

Hari ini Jisu masih larut dalam pikirannya yang kacau, tak tahu harus merasa senang atau justru sedih jika dugaannya perihal dokumen perceraian itu benar. Ia tak bisa berpikir jernih ketika mengerjakan proyeknya bersama Kim Namjun, mantan pacar yang kini merambat menjadi partner kerja.

Sejak awal ia tiba di resto itu untuk menemui Kim Namjun siang ini, Jisu tidak menunjukan senyumnya sedikitpun, ia hanya diam, melamun, membuat pria dihadapannya kebingungan.

"Jisuya, tunggu sebentar aku akan memesan minuman" ujar Namjun mencoba membuyarkan lamunan teman kerjanya, tapi Jisu justru tak bergerak barang seincipun.

"Huft" Jisu menghela nafas panjang untuk sesaat, ia menunduk lesu dengan mata terpejam, berusaha meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik baik saja, toh sebentar lagi di pulang ke Busan.

"Bukumu jatuh"

Suara itu, Jisu kenal suara itu, suara yang belakangan ini terus tengiang-ngiang di kepalanya, suara yang terdengar begitu rapuh beberapa hari lalu.

Jisu menengadah untuk memastikan, dan benar saja, Taehyung berdiri dihadapannya dengan raut yang tak bisa Jisu jelaskan maksudnya. Terkesan dingin tapi nampak ada kesedihan disana.

"Taehyung..." tanpa sadar Jisu menggumamkan namanya, tapi pria itu tak merespon, justru segera melanjutkan langkahnya keluar dari resto.

Apakah dia melihatku bersama Namjun? Apa dia salah paham saat ini?

"Jisuya, ini minuman mu" Namjun muncul kembali dengan menyodorkan secangkir teh hangat Jisu, tapi wanita itu belum memalingkan wajahnya dari pintu keluar, dimana Taehyung barusaja pergi meninggalkan tempat.

"Tunggu sebentar"

Tanpa ingin kehilangan jejak pria itu, Jisu berlari meninggalkan tempatnya untuk mengejar sosok yang barusaja pergi itu, ia menoleh ke trotoar sebelah kiri, ke arah Taehyung pergi, namun nihil, ia tak bisa menemukan pria itu disana selain pejalan kaki dengan jaket atau mantel yang semuanya hampir sama dimata Jisu.

Akhirnya aku kehilangan dia lagi, tapi syukurlah dia baik-baik saja, setidaknya aku bisa pulang tanpa penyesalan.

***

Malam sudah terlalu larut bagi seorang wanita untuk melakukan aktifitas, jalanan disekitar sudah mulai sepi, meski kota Seoul terbilang jarang berkaitan dengan kata sepi, tapi tetap bagi wanita yang hanya berjalan seorang diri dilarut malam bukanlah ide yang bagus.

Jisu yakin ia tidak mabuk, ia hanya minum sekitar dua botol saat di berada di perkumpulan tadi, tapi mengapa kini pipinya sudah memerah.

Namjun sempat menawarkan untuk mengantarnya pulang tadi, tapi melihat wajah Namjun yang seolah tidak bersalah itu justru membuat Jisu kesal, padahal pria itu adalah penyebab Taehyung salah paham tadi pagi, pasti Taehyung tengah berpikir bahwa Jisu berselingkuh saat ini.

"Huaaaa, rasanya aku akan benar-benar gilaaa!!"

Jisu berteriak seperti orang gila sembari mengacak rambutnya kasar, ia menyandarkan kepalanya di tiang halte bus dan memejamkan mata, mencoba mengistirahatkan otak dan tubuhnya sesaat.

Wanita itu kebingungan sendiri, sekarang siapa yang harus disalahakan? Kepalanya pusing karena terlalu banyak masalah yang datang di waktu bersamaan, sekarang dia merasa perutnya sedang dalam kondisi buruk, ia mual.

Grep

"Kamu ketinggalan bus terakhirmu"

Seseorang menarik tangan Jisu cepat, memaksanya berlari mengejar bus yang entah sejak kapan tiba dan kini sudah berlalu pergi meninggalkan halte.

"Paman! Tunggu sebentar!" Pekik sosok yang membawa Jisu berlari mengejar bus bersamanya.

Kwon Jisu Bodoh! Itu bus terakhirmu!

Umpatan itu di lontarkan Jisu kepada dirinya sendiri, dan sekarang ia sudah kelelahan berlari mengejar bus, staminanya sudah terkuras setelah seharian penuh mengunjungi banyak tempat.

"Tidak, aku tidak sanggup" Jisu berhenti berlari, membuat pria yang menarik tangannya juga berhenti dan segera memastikan kondisi wanita itu.

"Kamu sedang sakit?" Tanya pria itu khawatir.
Tanpa perlu melihat wajahnya, Jisu tahu pria itu adalah Taehyung, suara beratnya yang khas itu sudah ia kenali sejak pria itu menarik tangannya dan membawanya berlari, punggung lebar pria itu sudah familiar dimata Jisu sejak awal.

"Bodoh, aku bisa memanggil taksi, kenapa harus membawaku berlari-latian tengah malam begini huh!" Jisu tak bermaksud memulai perdebatan, ia hanya kesal melihat ekspresi bodoh pria dihadapannya.

"Maaf" ujar Taehyung sembari menggaruk kepalanya. Pria itu segera melepas tautan tangan mereka, menghilangkan kehangatan yang tersalur selama beberapa detik itu. Suasana yang sepi di malam yang larut itu membuat keduanya merasa canggung.

"Kalau begitu pulanglah, malam sudah semakin larut" Taehyung berujar sembari memasukan kedua tangannya di masing-masing saku kiri dan kanan mantelnya, lantas berbalik dan pergi meninggalkan Jisu dengan langkah cepat di sepanjang trotoar.

Heol, dia tidak bermaksud menemani hingga taksiku datang? Ada apa dengan ekspresi kecewa itu? Dia kecewa karena aku bertemu Kim Namjun? Dia ingin aku memohon maaf kepadanya? Menyebalkan.

Berbagai macam pemikiran berkecamuk dikepala Jisu. Ia menatap punggung pria itu kesal, berharap Taehyung berbalik dan berlari kearahnya, tapi tidak, pria itu sudah melangkah semakin jauh, membuat Jisu khawatir kalau-kalau ia kehilangan jejak pria itu lagi.

"KIM TAEHYUNG!!"

Pekik Jisu tanpa berpikir panjang, dan langkah pria didepan sana benar-benar berhenti. Taehyung diam membeku.

"KAMU HARUS MEMBUAT PESTA PERNIKAHAN LAGI DENGANKU!!" Persetanan dengan rasa malu, Jisu berteriak nyaring ketika beberapa orang melintas disekitar mereka.

Bodoh! Seratus kali bodoh!! Apa yang kamu katakan Kwon Jisu!!

Pria didepan sana hanya diam untuk beberapa saat, lantas berbalik dengan menampilkan raut yang lagi-lagi tak bisa Jisu jelaskan, dingin tapi juga hangat di waktu bersamaan.
Jisu menelan salivanya dengan susah payah, detak jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, ia yakin kesadarannya sudah kembali total saat ini. Dan pria didepan sana benar-benar membuatnya menggila.

Taehyung melangkah mendekat kearahnya, semakin cepat beriringan dengan detak jantung Jisu yang seperti akan melompat dari tempatnya, lalu kabur meninggalkan Jisu.
Mengapa semuanya seolah mengkhianati Jisu, keberani itu kini kabur entah kemana, takut akan aura dominan Taehyung yang semakin dekat semakin membuat Jisu sesak. Wajah pria itu menyeringai, entah apa yang akan pria itu lakukan setelah tiba dihadapan nya.

TBC

Crazy Rich Korean [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang