Chapter 42
Jisu masih mantap pada posisinya, duduk diatas sofa dengan berbalut selimut tebal sembari menatap lurus keluar jendela dimana salju berjatuhan dari langit.
Sejak Lily pergi dan Taehyung pulang, jantung Jisu masih berpacu dua kali lebih cepat. Yang tadi hampir saja terjadi jika Lily tidak datang dan membuyarkan nafsunya, padahal Jisu sudah membuat dinding pertahanan yang cukup kuat agar tak kembali di jajah oleh Kim Taehyung.
Namun dinding pertahanan itu tak cukup kuat untung menahan rasa rindunya pada Taehyung, seolah ember penuh air yang bocor di salah satu sisinya, kemudian air itu merebes keluar tak terkendali hingga menghancurkan sisi lainnya, kini dinding pertahan Jisu telah hancur, dan Taehyung bisa dengan mudah masuk dan menyerang bak pasukan penjajah.
Apakah kesalahan di masa lalu akan kembali terulang? Entahlah.
Tringg.
Bunyi ponsel Jisu menghentikan lamunan wanita itu, ia segera menggapai ponselnya lalu membuka kunci layar yang menggunakan wallpaper ia bersama anak kembarnya.
Jihyun Eonnie : "Bagaimana kabar mu dan si kembar? Apa semuanya baik-baik saja?"
Tapi tidak, Jisu merasa cukup lega karena ia masih mempunyai pasukan yang siap melawan penjajah itu kapan saja, bahkan dirinya sendiripun mampu atau tidak harus siap melawan kehadiran Kim Taehyung, ia punya dua malaikat kecil yang selalu memberinya kekuatan untuk bertahan.
Haruskah aku beritahu Jihyun Eonnie tentang hari ini?
Lalu wanita itu kembali menatap keluar jendela, dimana salju berjatuhan itu nampak begitu putih dan bersih dimatanya, di masa depan Jisu ingin terlahir menjadi salju saja.
***
Hari ini salju kembali turun di minggu pagi, cuaca yang super dingin itu tentu membuat orang malas untuk menginjakan kaki diluar rumah atau bahkan malas melakukan rutinitas biasa mereka didalam rumah, kebanyakan orang memilih berbaring didalam gumpalan selimut agar tubuh mereka selalu hangat.
Tapi tidak untuk Kim Taehyung yang kali ini nampak terbakar api semangat.Seperti biasa, sudah menjadi rutinitas Kim Taehyung belakangan ini untuk bangun pagi dan bersiap-siap, sejak ia bertemu dengan Jisu di Restoran dan mengikuti wanita itu hingga kerumah tempat mereka menetap sementara. Taehyung seolah lahir kembali, atau mungkin ia mulai menemukan cahaya dalam kehidupannya yang gelap gulita itu.
Pagi ini Taehyung akan kembali mengunjungi Jisu dan kedua Anak kembarnya, Keluarga memang pilihan tepat untuk orang kesepian seperti Taehyung, hanya dalam sehari Taehyung sudah merindukan keluarga kecilnya.
Taehyung menata rambut gondrongnya pagi ini, memilih mantel yang kira-kira berkesan di mata Jisu, dan menyemprotkan aroma maskulin dari parfum favoritnya di musim dingin. Persetanan dengan Apartemennya yang lebih mirip kapal pecah, ia harus tampil rapi dan tampan pagi ini.
Di persimpangan jalan ia berhenti untuk membeli beberapa tangkai mawar merah lalu menjadikannya satu karangan bunga yang cantik, tentu saja itu untuk istrinya.
Hingga mobil yang ia kendarai tiba di depan rumah, Taehyung membentangkan payungnya saat keluar, lalu langkahnya berhenti di teras rumah Lily untuk kembali menata penampilannya, karangan bunga itu ia sembunyikan di balik tubuh, berniat memberi kejutan.Ding dong...
Ding dong...
Bel dibunyikan beberapa kali. Taehyung menunggu dengan senyum berseri-seri, tak sabar melihat ekspresi Jisu dengan penampilannya pagi ini.
Cklek
Tapi nampaknya pagi ini bukanlah minggu pagi yang baik, karangan bunga itu jatuh begitusaja ke permukaan lantai teras. Pemandangan yang pertama kalinya Taehyung dapati adalah wajah bengkak Jisu seperti habis menangis, digendongan nya ada Hyuntae yang tidur dengan wajah luar biasa pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Korean [END]
Fanfiction"Cinta dan Benci" Kwon Jisu nyaris tak bisa membedakan kedua kata itu usai pernikahan paksa mengikatnya bersama Kim Taehyung, meskipun kedua kata itu merupakan dua hal yang saling berlawanan. Taehyung membencinya, sekalipun Jisu adalah satu-satunya...