Ini updatean ke-5 hari ini, pastiin baca chapter sebelumnya dulu, sorry untuk typo.
Enjoy.
Chapter 29."Kau belum tidur?" Taehyung tak merespon, nampaknya pria itu sudah tertidur di samping Jisu. Lebih tepatnya hanya kepalanya yang tertidur diranjang sementara tubuhnya duduk dikursi.
Satu selimut tebal mengurung tubuh mereka yang saling menggenggam tangan satu sama lain. Taehyung mengatakan, pelukan adalah cara menghangatkan tubuh paling ampuh, juga paling romantis, tetapi keduanya tidak bisa berpelukan satu sama lain saat ini, jadi genggaman tangan adalah alternatif lain.
Dalam keheningan, Jisu masih terjaga sementara Taehyung sudah menutup mata begitu lama, yang membuat Jisu menyimpulkan bahwa sang suami benar-benar sudah tidur.
"Kenapa rasanya sakit sekali?" Gumam Jisu, berniat membalas ucapan Taehyung ketika dia tidur tadi, suaranya hanya seperti sebuah bisikan, namun masih terdengar oleh Taehyung, pria itu segera mengangkat wajahnya.
"Mana? Bagian mana yang sakit?"
Rasanya sakit sekali jika mengingat hubungan kita hanyalah sesuatu yang sudah direncanakan orang lain.
"Perutmu yang sakit? Haruskah aku panggil Perawat?" Respon yang berlebihan, tapi Jisu suka membuat pria itu khawatir untuk saat ini. Tidak ada respon dari Jisu, ia sibuk memandangi wajah Taehyung yang sangat tampan bahkan di cahaya yang minim.
"Kenapa kau belum tidur?" Wanita itu akhirnya kembali bersuara.
"Aku tidak datang kesini untuk tidur, tapi untuk menjagamu" Taehyung mengusap puncak kepala Jisu lembut, suara yang berat dan serak sehabis tidur itu menggetarkan hati Jisu. "Haruskah aku panggil Perawat sekarang?"
"Tidak perlu, aku baik-baik saja"
Mata Taehyung beralih ke perut Jisu yang semakin besar. Tatapan Taehyung benar-benar sedu, Jisu melihat semua itu dengan bantuan sinar rembulan yang masuk melalui jendela rumah sakit. Dan ia tidak suka ketika suasana kembali menjadi kelabu seperti ini.
Taehyung mengangkat telapak tangannya untuk meraba perut besar sang istri, lalu berujar "Kenapa aku tidak merasakan tendangan atau apapun seperti yang suami lainnya rasakan?"
"Entahlah, mungkin karena kau tidak bertingkah seperti suami selama ini"
Bualan Jisu sukses membuat Taehyung memandangnya dengan terkaget, mulutnya sedikit menganga dan ada sedikit sorot khawatir disana."Benarkah?!"
"Tentu saja aku berbohong, hahaha" Taehyung memandang jengkel, sementara Jisu tak mampu menahan gelak tawanya.
"Kau harus sering-sering mengikuti penyuluhan suami Kim Taehyung, bayinya sedang tidur, kau pikir anak kita robot yang tidak pernah tidur?"
Ketimbang merespon Jisu, pria itu lebih fokus menikmati tawa wanita itu, dan perasaannya begitu bahagia setelah mendengar kata 'kita' yang terucap dari bibir Jisu. Pria itu melempar istrinya dengan tatapan hangat.
"Akhirnya aku bisa melihat tawa mu" gumamnya yang justru membuat Jisu terdiam, sontak menatap kesembarang arah, tiba tiba ia merasakan tubuhnya memanas, terutama pada bagian pipinya.
"Aku rindu sarapan, bekal makan siang, dan makan malam buatanmu"
"Memangnya kau pernah memakannya?"
"Tentu saja, aku diam-" Ucapan Taehyung berhenti, sementara Jisu menyipitkan mata kearahnya, menampilkan tatapan introgasi, memaksa sang suami berbicara jujur.
"Selesaikan kalimatmu"
"Aku tahu ini terdengar menggelikan tapi aku menyantapnya diam-diam selama ini, kau tahu kan didunia ini ada yang namanya gengsi, dan aku melepaskan semua rasa itu sekarang, aku minta maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Korean [END]
Fanfiction"Cinta dan Benci" Kwon Jisu nyaris tak bisa membedakan kedua kata itu usai pernikahan paksa mengikatnya bersama Kim Taehyung, meskipun kedua kata itu merupakan dua hal yang saling berlawanan. Taehyung membencinya, sekalipun Jisu adalah satu-satunya...