Chapter 43.
Jisu menatap keluar jendela yang berhadapan langsung dengan lahan parkir luas, satu-satunya objek yang diperhatikannya saat ini tengah berdiri sembari melangkah kesana kemari tak tentu arah ditemani embusan angin dingin dimalam hari, untungnya salju tak lagi turun, atau bisa-bisa pria itu berubah menjadi Olaf.
Taehyung barusaja diusir paksa oleh Jisu lantaran tak kunjung undur diri dari sana. Padahal jelas sekali sebelumnya Jisu telah mengumumkan bahwa ia masih belum memaafkan Taehyung, tapi pria itu seolah mengabaikan perasaan Jisu dan bertingkah seolah tak ada masalah apa-apa sebelumnya.
"Aku penasaran apakah kamu benar-benar akan bertahan seperti ini, atau kembali menjadi Kim Taehyung yang sebelumnya" Jisu bergumam lebih pada dirinya sendiri, sebab Hyuntae sudah tidur di ranjang inap dan Hyunsoo sudah terlelap di sofa sejak tadi.
Hanya Jisu sendiri yang masih terjaga, melemparkan tatapan menerawang pada keberadaan Taehyung dibawah sana yang menunggu, berharap Jisu akan memperbolehkannya kembali masuk.
Drttt... drttt....
Ponsel Jisu kembali bergetar, menandakan sebuah pesan masuk ke inboxnya dan itu adalah pesan kedua yang belum ia buka karena terlalu sibuk menaruh perhatian pada keberadaan Taehyung.
Pesan itu berasal dari Partner kerjanya belakangan ini, Kim Namjun. Pria yang sebelumnya berada di satu kampus dan Jurusan yang sama dengan Jisu. Dan kini memiliki titel Mantan Kekasih Jisu.
KIM NAMJUN : "Kapan kita melakukan pertemuan?"
KIM NAMJUN : "Bagaimana jika besok? Di Resto yang sering kita kunjungi?"
Jisu diam sejenak, ia telah memutuskan, jika kali ini Taehyung masih memiliki perilaku yang sama seperti sebelumnya, maka sudah jelas usaha Jisu selama ini adalah kegagalan dan sangat sia-sia.
Kita lihat saja nanti.
***
Taehyung menghela nafas panjang, pagi ini adalah pagi yang tidak berlangsung ceria seperti paginya kemarin, selain karena ia harus kembali berkerja, ada perasaan lain yang mengganjal di hatinya dan Taehyung sendiri tahu apa itu.
Kemarin malam Jisu bersikeras menyuruh pria itu pulang ketimbang menemaninya menjaga Hyuntae di kamar inap, Taehyung enggan untuk kembali, tapi tingkah tak nyaman Jisu akan keberadaannya disana membuat rasa sedih Taehyung bertambah dua kali lipat setelah pernyataan wanita itu tetap ingin bercerai.
Apakah Jisu benar-benar sudah tak mencintaiku lagi?
Kira-kira pertanyaan itulah yang menghantui Taehyung sepanjang hari ini, dikantorpun ia kembali tak bersemangat dan kurang fokus, menciptakan pertanyaan tersendiri bagi para Karyawan.
Dan sore ini sehabis pulang kerja, disinilah Taehyung berakhir untuk menepis rasa penasarannya itu. Berada tepat didepan pintu kamar inap Hyuntae sembari berdebat dengan pikirannya sendiri, haruskah ia masuk dan menanyakan perasaan wanita itu sebenarnya? Tapi bukankah tidak baik untuk menanyakan pertanyaan seperti itu disaat Jisu tengah bersedih?
Huft, sejak awal aku memang pecundang, bahkan dihari kelahiran Hyuntae dan Hyunsoo aku tidak berada disisi mereka.
Cklek.
Bunyi pintu dibuka berhasil mengagetkan Taehyung, pria itu mendapati seorang suster berdiri didepannya dengan wajah bingung.
"Tuan, apa anda mencari penghuni kamar ini?" Ujarnya yang segera dibalas anggukan oleh Taehyung.
"Pasiennya sudah pulang tadi pagi, saya kemari hanya untuk membersihkan"
"Benarkah? Terima kasih untuk informasinya"
Taehyung meruntuki dirinya yang tidak memastikan terlebih dahulu isi kamar itu, dan sekarang ia sudah kehabisan banyak waktu.
Bagaimana jika Jisu buru-buru kembali ke Busan untuk menghindarinya? Maka itu akan menjadi penyesalan yang kesekian kalinya dalam hidup Taehyung.***
Hyunsoo senang akhirnya sang saudara bisa kembali bermain bersamanya, walaupun tak seaktif biasanya, setidaknya Hyuntae mau diajak menggambar oleh Hyunsoo dengan beberapa pensil warna yang Hyunsoo temukan dirumah Lily.
Gadis kecil itu duduk mantap dikursi belajar dengan kunciran rambut cepol bagian atas. Sementara Jisu, wanita itu fokus pada layar macbooknya setelah beberapa hari ini dia tinggalkan karena harus merawat Hyuntae yang sakit.
Ding dong.
Bunyi bel ditekan berhasil menghentikan aktivitas ketiga empu disana, Jisu mencoba menebak siapa yang datang, namun sebelum ia melangkah untuk membukakan, Hyunsoo selalu lebih dahulu melompat dari kursinya dan bersorak bahagia berlari menuju pintu.
"Papaaa" pekiknya dan hal itu tentu mengundang Hyuntae untuk ikut berlari memastikan siapa yang datang.Jisu merasa aneh, Hyunsoo seolah memiliki ikatan batin yang kuat dengan ayahnya, ia bahkan bisa menebak bahwa yang menekan bel itu adalah ayah mereka dan itu cukup membuat Jisu takjub.
"Mamaa, ada papa papa" Pekik mereka bahagia setelah memastikan dari jendela bahwa itu memanglah Ayah mereka. Si kembar melompat girang, menunggu pintu itu dibuka.
Tapi tidak, Jisu tak ingin membuka pintunya, ia hanya duduk dibalik pintu itu, mendengarkan suara Taehyung menyerukan namanya berulang kali. Jisu mengabaikan kedua anak kembarnya yang terus memaksa agar dibukakan pintu.
"Jisu, aku tahu kamu masih didalam, kumohon bukakan pintunya" seru Taehyung kali ini disertai ketukan pada pintu.
"PAPAAA PAPAAA"
Kening Jisu berkerut, cukup kaget karena kedua anak kembarnya kini berkhianat, mereka berteriak semakin kencang agar Taehyung mendengar suara mereka. Jisu berusaha menunjukan gestur telunjuk pada bibir, menyuruh si kembar untuk tidak bersuara dan tidak merespon panggilan Taehyung.
"Hyune-ya, Hyuno-ya, kalian masih disana? Syukurlah, Papa pikir kalian sudah pergi"
Setelah itu suasana menjadi sunyi, Jisu tidak mendengar suara langkah kaki pergi dari sana, justru terdengar suara benturan punggung dengan pintu yang menjadi senderan Jisu. Taehyung duduk diluar sana, saling membelakangi dengan Jisu.
"Hyune-ya, kamu benar-benar sudah sembuh kan nak?" Taehyung khawatir kalau-kalau Jisu buru-buru membawa Hyuntae keluar dari rumah sakit untuk menghindari Taehyung.
"NE!" Pekik Hyuntae lantang tanpa perlu ditanyakan kedua kalinya.
"Papa senang jika kondisimu sudah membaik. Maafkan Papa yang tidak datang sejak awal"
Kali ini tidak ada jawaban dari Hyuntae, ia kebingungan dengan maksud ucapan Taehyung sama halnya dengan Hyunsoo yang masih berdiri di depan jendela, menyimak percakapan Taehyung dan Hyuntae sama seperti Jisu saat ini."Papa adalah pria yang tidak berguna, maafkan papa yang telah meninggalkan kalian dalam kesulitan selama ini, Papa bahkan tidak bisa mengurus diri papa sendiri"
"Tapi sekarang, sampai kapanpun, dan situasj apapun, Papa tidak akan menyerah lagi"
"Papa ingin sekali memeluk kalian"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Korean [END]
Fanfiction"Cinta dan Benci" Kwon Jisu nyaris tak bisa membedakan kedua kata itu usai pernikahan paksa mengikatnya bersama Kim Taehyung, meskipun kedua kata itu merupakan dua hal yang saling berlawanan. Taehyung membencinya, sekalipun Jisu adalah satu-satunya...