-Mengandung unsur mesra. Anak kechel harap meninggalkan bab ini :v Awas jantungan-
Assalamu'alaikum ^^
Pertama kali buat author note, agak gugup sih..
cuma mau bilang makasih buat semua yang udah mau baca ceritaku sampai bab ini.
Aku tahu kok, ceritaku emang ngebosenin ya?
Tapi kalian tetep mau baca sampai sini akutuh senengggg banget.
Makasih sekali lagi ><Yaudah deh, happy reading yaaa..
Semoga suka~Tidur nyenyak Nami terusik saat merasakan sesuatu begitu erat melingkar dibahunya. Perlahan, sambil mengumpulkan keping nyawa yang belum sepenuhnya bersatu, Nami membuka matanya.
Dirasakannya hembusan napas seseorang yang begitu dekat, berhembus dengan damainya pada kulit kening gadis dengan perawakan mungil itu.
Nami mengeluh, retinya masih nampak kabur, masih tak sadar dengan apa yang terjadi pagi hari itu.Dan ketika matanya sudah berhasil fokus, nyawanya sudah terkumpul semua, Nami hampir tak bisa bernapas saat menemukan wajah Fahmi yang begitu dekat dengannya.
Pria itu tidur pulas, tanpa sadar, kalau dalam tidurnya ia memeluk Namira begitu erat.Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah.. Ini apa gustiiii
Jantung Nami berdebar-debar, sangat kencang sampai rasanya dadanya mau meledak. Matanya membulat sempurna, mulutnya menganga tak percaya, ia menatap lengan besar yang memeluk bahunya saat ini. Duh.. bisa-bisa ia mati kena serangan jantung kalau lama-lama seperti ini.
Pikirannya melanglang buana, mencari ingatan tentang apa yang terjadi tadi malam.
Rasa-rasanya, mereka hanya menjalani kegiatan seperti biasa. Pulang, lalu membereskan belanjaan, kemudian melaksanakan shalat isya, dan lanjut tertidur.Tidak ada kesepakatan untuk saling peluk atau semacamnya!
Lalu kenapa sekarang Fahmi malah memeluknya seperti ini?Allah, tolong hamba...
Mungkin terusik dengan pergerakan Nami yang tiba-tiba, mata yang tadinya tertutup rapat itu mulai terbuka. Mata Nami masih membulat sempurna, menatap takut-takut wajah yang begitu dekat dengannya itu. Nami hampir tak bernapas saat mata Fahmi perlahan terbuka, menyipit, mencoba memfokuskan penglihatannya kala merasa ada sesuatu yang begitu dekat di hadapannya.
Maka, terbelalaklah mata Fahmi saat menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Fahmi langsung menarik lengannya yang lancang memeluk bahu Nami begitu erat. Dan Nami akhirnya menghembuskan napasnya yang tertahan ketika Fahmi mulai memberikan jarak.
Jantung keduanya seperti dipompa habis-habisan.
"Nami, ma...maaf. Aku nggak sadar," Ujar Fahmi kikuk. Bangun dari pembaringannya, duduk menyandar pada bahu tempat tidur.
Nami malah menarik selimut, bergelung di dalamnya. Menyembunyikan rona wajahnya yang entah sudah semerah apa.
"Ng....ga apa-apa." Katanya dengan perasaan gugup setengah mati."A..aku siap-siap ke masjid dulu."
"Ya,"
Setelahnya, terdengar suara pintu kamar mandi yang dibuka, lalu kembali ditutup. Barulah Nami membuka selimut yang menutupi wajahnya, menatap pintu kamar mandi dengan perasaan tak menentu, mengusap dadanya menetralkan detak jantungnya yang hampir meledak di dalam sana.
🍂🍂🍂
Nami meletakkan sepiring nasi itu di hadapan Fahmi, kemudian mulai menyusun lauk sarapan mereka pagi itu. Masakan sederhana, hanya semangkuk tumis kangkung, sepiring ayam goreng, dan segelas jus jambu sebagai pelengkap nutrisi mereka. Nami menuang air putih ke dalam sebuah gelas, meletakannya di samping piring nasi milik Fahmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Dua Hati | END ✓
Spiritual⛔Nggak perlu baca cerita ini kalau menurutmu cuma buang-buang waktu⛔ SINOPSIS: "Allah, sebenarnya skenario apa yang telah Engkau buat untuk hamba?" Nami seperti tengah berjudi hati. Mempertaruhkan perasaannya hanya demi seseorang yang bahkan hampir...