42 [Perkara Masalalu]

21.3K 1.1K 31
                                    

HAPPY MUHARRAM 1441 H
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari tahun yang lalu.
Semoga Allah selalu melindungi kita,
semoga kita bisa selamat Dunia maupun Akhirat.
Semoga nanti Allah wafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah.
Aamiin

~Happy Reading~

🌹🌹🌹

"Nami, bisa kita bicara?"

David menatapnya penuh harap, membuat Nami bingung haruskah menuruti pria itu atau pergi.

Masalahnya dengan David memang belum juga selesai sampai sekarang. Usai penolakannya beberapa bulan lalu ketika David tak berhenti menemuinya ke apartemen, pria itu tak pernah lagi muncul di hadapannya. Pergi entah kemana, menghilang, sampai Nami-pun menjadi lupa akan dirinya.

Tapi tiba-tiba pria itu muncul kembali seperti ini, membuat Nami harus kembali merasakan kekecewaan yang menyakiti hatinya oleh pria itu. Lengkap sudah, setelah tersakiti oleh sikap Fahmi padanya, kini ia harus berhadapan dengan pria pemilik luka lama dalam hatinya lagi.

Allah, haruskah sekarang?

"Nami, aku mohon. Aku harus jelasin semuanya sama kamu, supaya nggak ada lagi kesalahpahaman antara aku dan kamu. "

Nami menggigit bibir, ragu untuk menerima ajakan David.
Tapi, bila ia terus-terusan menghindar, masalahnya takkan pernah selesai. Ia akan terus hidup dengan ketidak tahuan akan alasan mengapa David meninggalkannya kala itu?
Jadi, haruskah ia mengiyakan ajakan David?

"Namira, aku mohon.. hanya untuk kali ini saja."

Pada akhirnya, Nami memilih mengangguk kecil. Dan semoga, keputusannya kali ini takkan membuat rasa dendam dan sakit hatinya pada David malah semakin membesar.

🍂🍂🍂


Angga menatap kepergian Namira dan pria jangkung itu dalam diam. Ia melihat semuanya, ketika wanita itu membuang sebuah kotak kecil pada tempat sampah, ketika wanita itu mengusap air matanya, dan ketika pertemuan wanita itu dengan pria tadi.

Pria sawo matang itu berjalan menuju tempat sampah tempat Nami membuang kotaknya, meraih kotak berwarna merah dengan aksen pita putih itu dengan raut wajah bingung. Kenapa Nami membuang benda ini? Dan mengapa ia menangis setelahnya?

Apalagi Nami membuangnya sesaat setelah ia keluar dari ruangan Fahmi yang tak lain merupakan sahabatnya sendiri. Tiba-tiba ia merasakan firasat tidak enak atas hubungan Fahmi dengan wanita itu. Mungkinkah mereka sedang ada masalah?.

Dan mungkin dugaannya benar, karena melihat sikap Fahmi akhir-akhir ini yang tak seperti biasanya, sering melamun dan tetiba marah-marah sampai membuat beberapa perawat ketakutan.

Angga menatap kotak tersebut, menimang apakah ia harus membukanya atau langsung menyerahkannya pada Fahmi saja?
Namun rasa penasarannya tak bisa ia tahan. Pada akhirnya ia memilih membuka kotak itu. Perlahan, ia mulai membukanya dengan dada yang berdebar kencang.

Dan Angga tak dapat menyembunyikan keterkejutannya, ketika melihat apa yang ada dalam kotak tersebut.

🍂🍂🍂


Nami menunduk diam di tempatnya, membiarkan pria itu memesan apapun untuknya.
David membawanya ke sebuah caffe tak jauh dari sana, duduk di kursi dekat jendela.

David mengulas senyum tipis pada Nami, yang tak digubris sedikitpun olehnya.

"Apa kabar?" Katanya mencoba berbasa-basi.

Takdir Dua Hati | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang