26 [Percakapan Malam Itu]

20.4K 1K 24
                                    

Assalamu'alaikum
Apa kabar semua?
Aku update bab baru, semoga kalian suka ya ^^
Terimakasih sudah mampir~

Nami menatap tajam boneka panda yang kini ada dalam genggamannya. Bibirnya mengerucut sebal, matanya menyipit menatap lekat kedua manik mata boneka tersebut.

Gadis itu tengah duduk di ruang TV, mengabaikan acara TV yang diputar malam itu. Fokusnya kini hanya pada boneka panda yang ada dalam pangkuannya, pikirannya membayangkan kalau boneka panda dengan lingkaran hitam pada matanya itu adalah Fahmi. Ia tengah merana memikirkan segala tingkah pria itu.

"Maksud kamu tuh apa sih panda! Aku tuh bingung tahu gak sama semua tingkah kamu akhir-akhir ini. Kamu bikin aku malu setengah mampus sekarang! Duh.. ngeselin.."

Nami bergumam sendiri, melampiaskan kekesalannya pada boneka tersebut. Jari telunjuknya tak henti menoyor kening panda itu, sedang boneka berbulu lembut itu hanya diam tak membalas.

Pada akhirnya Nami hanya bisa menghela napas. Menghempaskan tubuhnya pada sandaran sofa. Ia melirik pada TV yang menyala, memutar acara talk show dengan bintang tamu selebriti yang tengah viral karena memainkan sebuah film layar lebar dan sukses marup jutaan penonton.
Nami beralih memeluk boneka berukuran sedang itu, membenamkan wajahnya pada punggung boneka tersebut.

"Aku harus gimana kalau ketemu sama Kak Fahmi nanti panda? Sebentar lagi dia pulang, aku harus gimana?" Ia bergumam dengan nada frustrasi.

Saat itu juga, suara pintu dibuka, membuat mata Nami terbelalak dengan jantung yang kembali berdebar kencang.
Duh, itu pasti Fahmi. Ia harus bagaimana?!

Benar saja, pria dengan kemeja putih itu memasuki rumah dengan wajah lelah. Tak seperti biasanya, Nami tak langsung menghampiri untuk menyambut kedatangan Fahmi. Gadis itu malah menutup wajahnya dengan boneka panda pemberian Fahmi tempo kemarin, menyembunyikan semburat merah yang memenuhi rona wajahnya saat ini.

Melihat Fahmi membuat pikiran Nami lagi-lagi memutar kejadian tadi pagi. Yang benar-benar membuatnya malu dan tak ingin menampakan muka. Apalagi dengan debaran jantungnya yang menggila, dirinya sangat merasa tersiksa dengan segala emosi yang hampir meledak dalam dadanya sekarang.

Apapun itu, tolonglah buat Nami bisa mengalihkan pikirannya sejenak saja...

Panda, gimana dong? 'kan aneh kalau aku kayak gini terus...

Fahmi yang melihat tingkah 'aneh' dari Nami hanya bisa tersenyum geli. Berpura-pura tidak melihat Nami, pria itu berjalan melewatinya begitu saja, masuk ke dalam kamar. Membiarkan Nami membenah perasaannya dulu. Ia mengerti, apa yang ia lakukan pagi tadi tidak bisa dilupakan dan dianggap angin lalu begitu saja.

Kalau memikirkan hal tersebut, ia juga sebenarnya masih kebingungan. Entah apa yang mendorongnya sampai-sampai berani melakukan hal itu pada Namira. Tingkah menggemaskan dari gadis itu benar-benar membuatnya tak bisa menahan diri. Mungkin hal itulah yang membuatnya tanpa sadar memberikan sebuah kecupan singkat pada bibir ranum milik gadis itu.

Hah.. Fahmi mencubit pangkal hidungnya. Sepertinya, bukan hanya Nami saja yang harus berbenah hati. Ia-pun sama, harus menata ulang perasaannya. Mencari tahu apa yang sebenarnya yang ada dalam hati dan pikirannya.

🍂🍂🍂


Canggung, kikuk, merasa serba salah, itulah yang terjadi pada keduanya malam itu.
Nami memilih menahan malunya dulu saat ini, ketika pria itu keluar lagi dari kamar, dan bertanya apa makan malamnya sudah siap?

Pria itu duduk di kursi meja makan, menunggu dengan sabar Nami menyiapkan segalanya.
Menu makan malam mereka adalah sayur sop daging sapi. Harum dari kuah yang masih mengepulkan asap itu menguar di udara. Wangi khas dari rempah-rempah yang menjadi bumbu masakan tersebut, masuk ke dalam indera penciuman Fahmi. Membuat cacing-cacing di perut pria itu meronta ingin segera diberi makan.

Takdir Dua Hati | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang