seven

17.3K 710 11
                                    

..

Kylie???  "
Seketika kylie memalingkan wajah nya untuk melihat siapa yang memanggil nya

" yaa? " sahut nya heran

Sosok pria tinggi itu kini sudah berdiri di hadapan kylie di iringi senyuman hangat

" apa kita pernah bertemu?? " tanya kylie ragu, pasal nya ia yakin bahwa selama ini tak pernah ada pria yang ia dekati atau pun berteman dengan nya.

" Ahh ya..  Kenal kan nama ku Wilson Taylor,  dan kita satu Gereja " terang nya polos.

Kylie pun mengangguk mengerti,
" Lalu apa --"

" tidak tidak hanya- hanya sering melihat mu berdiskusi dengan pendeta setiap kebaktian selesai dan hal itu cukup menarik perhatian ku" jelas nya lagi

" baik lah, terima kasih wilson!  Tapi.. Mengapa kau mengikuti ku dan dari mana kau tau bahwa aku tinggal di sini?? "

" sebenarnya setelah hari itu aku berniat untuk menemui mu namun saat melihat mu menjauhi para pria yang menyapa mu di halaman aku mulai merasa ragu, dan aku memutuskan untuk mengikuti ber harap suatu hari nanti aku memiliki kesempatan untuk berbincang " lanjut nya terdengar tulus meski cara nya sedikit aneh

Mendengar penjelas wilson kylie pun terdiam tak tahu harus menjawab apa.

" am kylie, mau kah jika pekan ini kau ku jemput? "

" akan ku fikirkan, maaf wilson aku harus masuk dan maaf juga karna kau harus segera pergi karna aku takut para tetangga akan menggunjing ku " gumam kylie tak enak.

Setelah itu pun kedua nya berpisah tanpa pembicaraan lebih banyak, dan dengan nafas tersengal kylie mencoba berjalan kearah dapur kecil nya untuk mengambil segelas air.

Karna jujur saja ia sangat terkejut bahkan dalam hati nya merasa cukup ngeri, ia tidak ingin percaya pada orang yang tak ia kenal

Terlebih lagi orang itu adalah pria, kylie masih ingat nasihat sang ibu, bahwa di dunia ini tidak semua manusia itu baik terutama laki laki.

Mereka kerap memiliki sifat memanfaatkan bahkan mencari kesempatan dalam segala hal jika soal wanita.

Kini fikiran nya kembali teringat pada sosok Stephen, pria penuh tattoo itu menghilang dalam semalam.

Bahkan ia belum sempat mengucap kan kata terimakasih untuk kebaikan nya.
Kylie benar benar tidak menyukai jika harus memiliki hutang budi pada seseorang.

Entah mengapa dunia ini begitu rumit untuk kylie fahami, antara nasihat dan keadaan, entah siapa yang harus ia ikuti saat ini.

Kylie sangat ingin menjalani kehidupan layak nya anak jaman sekarang, berteman dengan siapa saja, pergi ke club dan bergabung dengan kelompok sosial.

Namun semua itu tak akan pernah terjadi karna janji nya pada sang ibu.

....

"Jadi ada pria yang menemui nya?? Am dia bahkan tau di mana kylie tinggl?? " ucap stephen mencerna informasi yang baru saja ia terima.

" kau tahu bukan apa yang harus kau lakukan?  Dan satu lagi,  bakar saja rumah gadis itu! Buat dia tak memiliki tempat tinggal dan.. " seringai stephen seolah ia tahu apa yang akan terjadi.

" lakukan sesuai ke inginan ku dan ingat aku ingin semua nya sempurna saat aku kembali! " obrolan antara mereka pun terhenti, stephen tak ingin lama lama berbicara dengan para ajudan nya

Yaa  menurut stephen hal itu hanya akan membuat pria rendah itu ber besar kepala dan berfikir bahwa mereka layak untuk dekat dengan nya.

Namun saat ini fikiran nya kembali terganggu, ia khawatir kylie dekat dengan pria asing itu kemudian jatuh hati pada tipuan nya.

Meski step tau kylie bukan gadis yang mudah dan bisa berteman dekat dengan lawan jenis nya.

Tapi tetap saja kylie hanya gadis polos nan suci yang siapa pun akan dengan mudah mendapatkan simpati nya.

Dan tentu nya stephen tak akan membiarkan hal ini terjadi terlebih ia sudah mengatakan bahwa gadis itu milik nya.

" tak akan ku biarkan seekor semut pun menyentuh milik ku " gumam nya penuh kekesalan.

******

Lampu lampu kecil itu kini menyala sempurna saat jarum jam menunjuk ke angka tujuh.

Tak ada yang berbeda seperti malam malam biasa nya, kylie akan duduk di depan jendela sembari menatap langit yang tak berawan

Entah mengapa malam ini ia merasa kesepian, meski hal ini sudah ia lewati bertahun lama nya

Sekilas ia teringat sosok pria yang kemarin malam menolong nya, pria dingin namun penuh tatapan teduh nan menenangkan itu kini berhasil mengisi fikiran kylie.

"Siapa pria itu?  Mengapa aku tak bisa melupakan wajah nya? Oh ayolah kylie jangan seperti ini! Tidak mungkin pria kaya raya sperti nya akan menghiraukan mu! " kylie  menghela nafas berat nya mencoba menepis khayalan konyol yang ia takutkan menjadi sebuah keinginan.

Tak ingin terus larut dalam hal ini kylie pun memilih membuka buku novel clasic yang ia pinjam di perpustakaan caterdal.

Kylie sangat menyukai kisah cinta terlebih kisah kerajaan atau hal hal supranatural seperti kisah cint vampir atau lain nya.

Bagi kylie kisah cint makhluk astral itu berbeda dengan manusia, di mana kedua pasangan itu di tulis oleh takdir bahkan dengan mudah nya mereka menemukan pasangan dan jatuh cinta tanpa harus saling mengenal.

Tak seperti kebanyakan manusia yang harus menjalani masa kencan yang sangat lama dan terkadang harus menerima jika pasangan yang mereka jaga selama bertahun tahun pergi.

Dan hal ini juga yang kylie takut kan, ia tak ingin mencintai atau menjaga jodoh orang lain ia tak mau kenal dengan patah hati atau dengan kata putus.

Beberapa jam kemudian mata nya mulai terasa berat, tak terasa buku setebal dua ribu lembar itu melewati waktu dengan cepat hingga membuat kylie terlelap tanpa lagu pengiring tidur seperti gadis kecil lain nya.

" Chalysta?? kemana saja kau ? Ku mohon jangan pernah pergi, aku sangat takut kehilangan dirimu! " ucap pria yang wajah nya teduh itu

Seketika kylie mematung mendengar ucapan sang pria yang tak ia kenal namun ia merasa bahagia saat mata nya melihat senyuman teduh yang di tunjukan pada nya

" siapa kau?? "

" Chalysta aku.....

" hei kau mau kemana?? "

" Chalysta aku harus kembali, ingat lah cepat atau lambat kita akan bersama, ku mohon jangan dekati pria asing itu! "

******

*jangan lupa vomen*

QUEIRO (LOVE) -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang