06

687 53 6
                                    


"Luna," sapa salah satu laki-laki yang mulai berjalan mendekat ke arah Luna.

"Eh Kak Marvel," balas Luna sembari menyuguhkan senyuman.

"Mau kemana kamu?" tanya Marvel.

"Perpus. Oh iya, kenalin ini Yura temen sekelas dan sebangku nya Luna," terang Luna memperkenalkan Yura yang hanya diam sedari tadi.

"Oh, hai Yura," sapa Marvel tampak begitu manis di mata Yura.

"Ah iya, salam kenal Kak," jawab Yura kikuk.

Sebuah tangan tanpa izin menjabat jemari Yura, sang empunya yang baru tersadar dari lamunannya pun melihat siapa pelaku yang sangat tak sopan tersebut.

Terpampang lah wajah seorang laki-laki yang tengah tersenyum lebar memperlihatkan sederet giginya yang dilapisi behel.

"Hai chitik," sapa orang itu yang tak lain adalah Dion.

Masih dengan menampilkan wajah 'risih' Yura menjawab. "H-hai," jawab Yura mulai bingung.

"Tau gak apa chitik?" Tanya Dion, dibalas gelengan kepala oleh Yura.

"Hehe, CHITIK is China Cantik," terang Dion dengan percaya diri.

"Mppft," terdengar Argo susah payah menahan tawanya.

Sementara Yura dan Luna hanya bisa tertawa hambar mendengar jawaban ngawur Dion.

"Eum, yaudah ya kak. Luna sama Yura lanjut jalan lagi," ucap Luna memecahkan kecanggungan di antara mereka berenam.

"Okay,"

"Hati-hati ya Chitik qu," ujar Dion sembari melambai-lambai kan tangan.

"Lebay amat pake q," ucap Argo merasa geli.

"Suka-suka gue lah, berisik lu Jawa," balas Dion tak terima.

"Yee, rasis lu sipit!" seru Argo tak bisa diam saja.

Sementara itu Luna dan Yura telah sampai di tempat yang di penuhi dengan buku-buku. Yap, perpustakaan.

Setelah menemukan buku yang di cari-cari kedua perempuan berparas menawan itupun mencari tempat duduk.

Tak lama setelah Luna menduduki kursinya, suara gerutu ia dapatkan dari Yura.

"Kenapa?" Tanya Luna penasaran.

"Di chat sama Kak Dion," celetuknya terdengar kesal.

Luna mengulum senyuman, sebisa mungkin terlihat biasa-biasa saja. Padahal lucu sekali melihat reaksi kesal Yura saat ini.

"Dapet dari mana ya dia, nomer nya Yura," monolog Yura.

Luna ikut berpikir. "Grub sekolah, mungkin?"

"Tapikan ada banyak nomor murid-murid lain," balas Yura merasa aneh.

"Ya kalau kamu ngerasa keganggu, tinggal gak usah di bales chatnya. Kalau perlu block, sesimpel itu kan?" Saran Luna.

Yura terdiam, tampak menimang. Membenarkan perkataan Luna, sembari menelan rasa ragu di benaknya.

"Iyasih, tapi.. Yura gak enakan anaknya," jawab Yura bimbang.

"Hm, gimana enaknya Yura aja. Lagian, kalau di lihat-lihat kalian cocok tau!" Seru Luna.

"Cocok, cocok gimana?" Tanya Yura tak mengerti.

"Sama-sama China, hehe." Celetuk Luna sembari menaikkan dua jari ke udara 'peace'.

* ° * ° *

Sepulang sekolah, seperti biasa Luna pulang bersama dengan Marvel. Yang tak biasa adalah dimana Luna melihat keberadaan Dion dan juga Argo di dalam mobil.

Luka Lara Luna || END (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang