09

463 47 2
                                    


Pagi-pagi sekali Luna telah terjaga dari tidurnya, setelah melakukan beberapa hal yang biasa ia lakukan di pagi hari.

Sebuah pertanyaan membuat Luna terus berpikir di pagi ini, kapan ia tertidur dan siapa yang membawanya ke kamar? seingatnya sih kemarin malam ia sedang berbelanja bersama Bryan lalu setelahnya tiba-tiba saja ia sudah berada di kamar.

Jika benar begitu kenyataan, makanya Luna akan sangat malu jika harus bertemu kembali dengan Bryan. Bryan pasti bisa melihat dengan begitu jelas betapa jeleknya wajahnya saat tertidur.

Ah, memikirnya saja sudah membuat Luna malu semalu-malunya!

Luna berjalan santai menuju dapur lalu menyiapkan dua roti pangang untuk ia dan Marvel. Tak lama Marvel pun ikut bergabung di meja makan lalu menyantap sarapannya.

"Oh ya Luna, Kak Marvel lupa ngasih tau Luna ya. Kalau pagi ini Kak Marvel gak bisa nganterin Luna," ujar Marvel membuat Luna menatapnya bertanya.

"Kenapa emang?" tanya Luna.

"Kak Marvel ada tugas kelompok kemarin dan Kakak gak bisa dateng karena mager. Tapi Kakak udah bayar uang kelompok nah pagi ini temen sekelompok Kak Marvel minta buat bawain tugas praktek kita," jelas Marvel mendapati anggukan Luna.

"Yaudah, Luna pergi naik taksi online aja bisa kok," balas Luna membuat Marvel lega karena adiknya itu dapat mengerti kesibukkannya.

"Nanti pulangnya Kak Marvel bakal minta orang bengkel nganterin mobil Luna ke sekolah ya, soalnya pulang sekolah Kak Marvel juga ada tugas lain lagi," tutur Marvel lagi-lagi dia angguki mengerti oleh Luna.

"Iya, semangat ya Kak. Luna pergi dulu, assalammualaikum!" pamit Luna lalu berjalan keluar rumah setelah mendengar jawaban Marvel.

Tak perlu belama-lama taksi pesanannya pun telah datang dan pagi itu Luna kembali pergi ke sekolah tanpa Marvel.

* ° * ° *

Pagi Luna hari ini di mulai dengan mendengarkan cerita Yura yang berisikan informasi tentang kedekatan ia dan Dion. Dan tak lupa Yura juga memberitahukan sebuah informasi yang sedang ramai di perbincangkan murid perempuan di sekolah mereka.

Persoalan tentang Alka teman sekelas mereka yang masih dikatakan anak baru itu berhasil membuat kaum hawa gempar. Karena pesonanya dan keahliannya dalam bermain basket.

Tak lama sosok yang baru-baru ini di puja-puji di sekolah ini telah datang dan memasuki kelas dengan stelan  coolnya.

Alka menempati tempat duduk dan sedikit bingung juga terkejut saat melihat lacinya yang telah di penuhi setumpukan surat-surat yang kebanyakan berwarna merah muda. Tak ketinggalan terdapat beberapa coklat batang di antara setumpukan surat tersebut.

Alka melirik kedua murid perempuan yang sepertinya telah ada lebih dulu di dalam kelas ini di banding dirinya, seolah meminta penjelasan kepada Yura dan Luna.

Luna menaikkan kedua bahunya, tak tahu. Dan pandangan Alka pun tertuju kepada Yura. "Yura juga kurang tau pasti sih, cuma kayaknya ya itu semua dari fans-fansnya Alka," jelas Yura.

Sementara Alka hanya bisa menghela nafas gusar, mencoba sabar di tengah gempuran coklat juga surat-surat yang membuatnya muak.

Alka itu tipikal cowok yang tak suka makan manis seperti coklat, dan ia juga sangat anti dengan puisi terlebih puisi cinta yang di buat semata-mata karena kagum akan pesonanya yang tak seberapa baginya.

"Mau?" tanya Alka kepada Luna dan Yura sembari menunjukkan coklat-coklat tadi.

"Lah gak dimakan Ka? ntar kalau yang ngasih marah gimana?" tanya Yura ragu-ragu.

Luka Lara Luna || END (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang