15

381 38 2
                                    


Luna kembali meneguk susu coklat kesukaannya sampai habis, lalu membuang kotak susu itu ke tong sampah. Usai berbicara panjang lebar bersama Bryan di taman tadi kini Luna dan Bryan saling diam. Antusias menanti pergantian hari, untuk menyambut keindahan di keesokan hari.

Bryan sendiri masih berada di rumah Luna, tepatnya di ruang tengah bersama Marvel tentunya. Tak mereka berdua sedang membicarakan apa, dan tak mau tau lebih jauh juga. Tau sedikit saja sudah membuat Luna mabuk kepayang di buatnya.

Semenjak selesai berbicara dengan Bryan tadi, Luna jadi salah tingkah seorag diri. Ah karena cinta rasanya Luna menjadi gila dalam sekejap saja.

Dari pada terus-terusan bergelut dengan kata cinta yang tak ada ujungnya itu, perempuan berambut panjang tersebut memilih untuk menyibukkan diri dengan melakukan perawatan wajah.

Mengenakan masker wajah, bibir, mata, dan beberapa tahap skincare lainnya beberapa bagian tubuh lainnya yang rasa-rasanya perlu perawatan lebih.

Di sela-sela kesibukannya itu, Luna menyempatkan diri untuk mengotak-atik ponsel, mencari satu nomer yang sering kali ia hubungi.

Panggilan itu tersambung, namun tak terjawab. Mungkinkah ibunya sesibuk itu di sana, sehingga meluangkan waktu sekejap saja untuk mengangkat telepon pun tak bisa?

Luna menepis kasar pikiran-pikiran buruk yang sempat terlintas. Harusnya ia mewajari, bukan memaki ibunya dalam hati.

Toh jika bukan karena hal yang begitu penting, ibunya pasti takkan pergi. Ya Luna harus bersabar, dan menunggu saja sampai ibunya menghubungi. Walau ia tak tau kapan panggilan itu ia terima.

* ° * ° *

Siang ini Luna di buat bingung oleh Alka yang meminta bantuan dirinya untuk melakukan sesuatu, yang Luna sendiri pun masih belum tau apa itu.

Kini Luna sedang berada di sebuah mall tepatnya tempat berbelanja bahan-bahan makanan. Luna jadi menerka-nerka, apakah Alka memintanya untuk memasak?

Luna yang sedang sibuk dengan pikirannya hanya memperhatikan Alka memasukkan ini itu kedalam troli bawaan mereka. Setelah troli itu terisi cukup banyak barulah Alka membayar dan mengendari mobilnya kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah Alka, Luna membantu laki-laki itu memasukkan bahan-bahan masakan yang tadi mereka beli ke dalam kulkas. Lalu Alka meminta untuk mereka berdua makan terlebih dahulu sebelum mulai memasak.

Tadi Alka menyempatkan diri untuk membeli makanan siap saji, dan juga minuman yang ia yakini di sukai perempuan yang bersamanya ini.

Luna dan Alka mulai menyantap makanan mereka, dengan Alka yang senantiasa memperhatikan Luna. Sementara Luna yang baru saja menyantap sedikit makanannya merasa takjub dengan rasa enak makanan tersebut.

"Emm," gumam Luna sembari menggoyang-goyangkan kan kepalanya ke kanan dan kekiri.

Cekikikan tertahan terdengar, Alka kemudian meneruskan acara makannya itu, begitu juga dengan Luna. Hingga makanan habis dan minuman yang kandas setelah duduk sebentar barulah Luna memulai aksinya.

"Ini berarti kita mau masak kan?" tanya Luna setelah memasang celemek.

"Iya, ada lumayan banyak makanan yang mau di masak. Lo bisa masak kan?" tanya Alka balik yang di angguki mantab oleh Luna.

Luka Lara Luna || END (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang