2. Keraguan hati

8.4K 466 3
                                    

   Jam menunjukkan pukul 02.30 seperti biasanya aku bangun di sepertiga malamku untuk menunaikan sholat tahajud,tapi kali ini aku juga menunaikan sholat istikharah untuk meminta jawaban dan petunjuk kepada Allah atas kebimbangan hati perihal perjodohan yang ayah ajukan kemarin.

Aku memulai gerakan sholatku.              " Allahuakbar".......
Ku tunaikan sholat istikharah dengan penuh kekhusuan berharap akan mendapat jawaban atas masalah ini.
"Assalamualaikum warahmatullah"
Ku akhiri sholat ku dengan menengadahkan kedua tanganku dan berdoa kepada Allah,
"Ya Allah jika Memeng dia yang telah engkau takdirkan untuk hamba maka ikhlaskanlah hati ini untuk menerimanya ya Allah, sebenarnya dari lubuk hati hamba yang terdalam hamba ingin sekali menolaknya tapi hamba juga tak ingin mengecewakan ayah. Hamba mohon berikanlah petunjuk atas kebimbangan hati ini ya Allah , aamiin ya rabbal alamin"doa'ku sambil mengusap wajah ku.

Setelah menunaikan sholat kulanjutkan murojaah selagi menunggu adzan subuh.

🌻🌻🌻

"Ibu kemana bang?" Tanyaku sambil mencari keberadaan ibu.
"Ibu lagi kepasar,kenapa emangnya ?"tanya abangku kembali sambil memakan makanan ringan yang sedari tadi menemaninya menonton TV.
"Nggak papa cuma tanya aja"jawabku seraya mendudukkan diri disamping abangku dan menyambar remot yang dipegang Abang.
"Dateng Dateng langsung ngrebut remot ikut duduk lagi,emangnya nggak kuliah?"ucapnya sedikit kesal
"Nggak ah males ".timpalku sekenanya.
Abang ku langsung menatapku tajam.
Membuatku bergidik ngeri
"Libur bang lagian mana mungkin sih aku bolos"timpalku kembali
"Oh...awas aja kalau bolos"ucapnya mengancam.
Aku tak menghiraukan ucapannya hanya diam dan kembali menonton TV.
Hari ini memang hari libur kuliah, jadi aku hanya dirumah.

Tiba tiba abangku mengajukan pertanyaan yang sama sekali tak ingin ku jawab,
"Dek,gimana kamu terima nggak tuh perjodohan yang ayah ajukan kemarin?"
"Masih bingung bang,"jawabku tak menatap abangku.
"Kenapa?masih ragu?menurut Abang sih dia orang baik,tapi ada baiknya kalau nggak yakin sama dia ya mendingan jangan diterusin, takutnya ada apa apa nantinya"kata abangku cemas
"Iya sih bang,tapi masalahnya aku juga nggak mau ngecewain ayah bang   terus aku harus gimana ya bang? Oh iya bang tau nggak sih tadi malem aku mimpi aneh banget. Tepatnya habis sholat Subuh kan aku ketiduran trus disitu aku mimpi.mimpinya itu ada sesosok laki laki bang,badanya tegap tapi aku nggak kenal, dia lagi sama perempuan dan mereka ninggalin aku bang, dan herannya lagi aku nangis bang, maksudnya apa ya bang?"ceritaku panjang lebar.
Abang yang sedari tadi memperhatikan ceritaku kini berfikir sejenak, sambil mencerna ceritaku.
"Kalau dilihat dari kacamata pengamatan Abang nih dek,dia itu nanti kalau sudah nikah sama kamu kayanya sih bakal ninggalin kamu"jawab Abang menakut nakuti sambil cekikikan.
"Ih Abang mah, serius bang asal Abang tau yah ini itu menyangkut masa depan aku nanti, makanya aku minta pendapat abang"jawabku sambil mengerucutkan bibir .
"Hahaha,kok jadi marah marah sih,lagian tanya hal kaya gitu ke Abang emangnya abangmu ini paranormal apa?". ucapnya menimpaliku dengan cengengesan.
"Tau ah ngobrol sama Abang"jawabku kesal.

Aku masih terdiam sambil memikirkan perihal mimpiku itu,sambil menatap layar tv yang masih menampilkan acara kesukaan abangku.
Kata tetangga aku dan abangku jarang sekali berantem bahkan sebagian dari mereka berfikir kalau aku sangat akrab dan dekat.padahal sebenarnya jangan ditanya aku sering sekali beradu argumen dan sialnya aku selalu kalah,tapi bagaimanapun dia tetap Abangku yang selalu melindungi adiknya ini.

Bicara mengenai abangku namanya itu Abang hafiz dia anak pertama dikeluarga kami,sekarang dia sedang menempuh pendidikan di Kairo Mesir dan sekitar 4 bulan lagi insyaallah akan lulus,dan sekarang mengapa dia ada disini karena Abang sedang ada liburan akhir semester.

"Assalamualaikum"ucap ibu sambil memasuki rumah.
Aku dan Abang yang mendengarnya langsung menjawab "waalaikumsalam Bu".jawabku dan Abang sambil mencium punggung tangan ibu.
"Tumben akur"kata ibu sambil melengos jalan ke dapur.
"Akur apanya,berantem iya Bu".timpalku tertawa sumbang.

Hari ini sungguh pikiranku bingung tentang keputusan yang harus aku ambil.huft...
Awalnya sih sudah yakin tetapi sejak ada mimpi itu keraguanku bertambah."sebenarnya pertanda apa ini ya Allah"ucapku dalam hati.

Skenario Allah yang Terindah (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang