Happy reading 💕💕
Pagi telah tiba menyelimuti segala duka yang ada di sela keheningan yang tercipta, ku tunaikan sholat Subuh dengan khusyuk mengharap keridhaan Allah disetiap langkah dan jalan yang aku ambil. Meyakinkan bahwa apa yang aku jalani sekarang adalah takdir yang digariskan oleh Allah yang akan membawa kebahagiaan.
Setelah selesai kulipat mukenahku dan bergegas ke dapur untuk memasak sarapan dan membangunkan mas Faris.
Ku percepat langkahku, sampai di dapur kulihat mas Faris sedang memasak makanannya sendiri, ku edarkan pandanganku keseluruh penjuru ruangan tidak ada bi Minah.
"Ada apa disitu cari siapa? Bi Minah? Bi Minah tidak ada sedang ke pasar."katanya dingin.
Aku hanya mengangguk.
"Untuk apa kau berdiri disitu"ucapnya kembali, kali ini dengan menatapku tajam."Mau masak mas, sini biar Billa aja yang masak mas tunggu di meja" jawabku hati hati.
"Tidak perlu saya bisa masak sendiri lagian nanti saya terlambat ke rumah sakit" katanya ketus.
"Nggak mas insyaallah mas nggak akan terlambat, lagian ini tugas istrikan" jawabku santai."Sudah berapa kali saya bilang kau bukan istri saya, jadi berhenti bersikap seperti itu, kau akan menjadi istri ketika ada papah dan mamah dan selain itu kau bukan siapa siapa kau adalah orang asing yang hadir dalam kehidupan saya dan merusak segalanya"hardiknya sambil pergi meninggalkanku sendiri.
Hatiku sakit perih ini yang aku rasakan, sampai kapan ini akan berakhir aku hanya ingin menjadi istri terbaik dan mendapat kasih sayang.
"Aku tak perduli aku harus berjuang dan berusaha untuk mendapatkan cinta mas Faris."kataku menyemangati diriku sendiri.
Langsung kuusap kasar air mataku dan melanjutkan kegiatan memasak mas Faris yang tadi tertunda.
"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga". Ujarku setelah selesai menata makanan di atas meja.
"Saatnya memanggil mas Faris untuk makan"ucapku.
Baru satu langkah, ku sudah melihat mas Faris turun dari anak tangga sambil membawa tas dokternya.
"Mas, ayo sarapan dulu ini udah siap semuanya" ujarku dengan tersenyum.
"Tidak perlu saya sarapan di rumah sakit saja sudah terlambat" jawabnya seraya pergi meninggalkanku.
Aku kejar mas Faris, tapi tak bisa mobil mas Faris sudah terlebih dahulu pergi. Huh aku langsung bergegas kedalam untuk sarapan sendiri dan berangkat ke kampus.
🍃🍃🍃
Tak perlu waktu lama untuk Faris sampai ke rumah sakit, di sepanjang koridor rumah sakit banyak sekali wanita yang menyapanya terutama suster suster cantik, karena ketampanan Faris mampu memikat banyak hati wanita. Bagaimana tidak tubuh ideal, hidung mancung, kulit putih bersih,masih muda pula, tapi sayangnya ia tetap pada pendiriannya saat ini yaitu dengan sikap dinginnya kecuali dengan pasiennya. Sifat ini muncul setelah Faris ditinggal oleh pacarnya, mungkin ia frustasi.
"Huft," helaan nafas Faris terdengar sambil mendudukkan diri di kursi kebesarannya.
"Assalamualaikum brokuh" salam Ridwan membuat Faris sedikit tersentak.
"Waalaikumsalam"jawab Faris malas.
"Cielah pengantin baru, udah berangkat kerja aje luh"ledek Ridwan.
"Apaan sih biasa aja kali"timpalnya.
"Oh iya bro sorry nih pas pernikahan loe gue nggak Dateng ada urusan mendadak bro" ujar Ridwan.
![](https://img.wattpad.com/cover/196024368-288-k478892.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah yang Terindah (END)
General Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] My first story ya, maaf kalau bagian bagian awal rada amburadul, bakal direvisi setelah cerita selesai, [mohon hargai setiap part dengan bintang] Enjoy this story gaes, PLAGIATOR MENJAUH, yang plagiat, istighfar dan ingat...