41. Tawa Yang Hakiki

4.6K 319 17
                                    

Huaaaa 😭😭😭 nggak terasa udah mau last part yang sesungguhnya satu part setelah ini itulah last part yang sesungguhnya, terimakasih sudah menemani perjalanan mereka ya sayang, Nisa sayang kalian,,,

Tapi tenang aja akan ada extra part kok, nggak sabar kan?
JANGAN LUPA VOTE WOY!!

Happy reading sayang,

"mas, Billa itu cinta sama mas,"
•~ Nabilla Zahratussalma •~

"mas lebih cinta sama kamu, terimakasih sudah bertahan sayang,"
~• Ghani Alfarizy •~

Hari ini bang Hafidz dan Aisyah menikah, aku tengah memoles wajahku dengan make up tipis di depan cermin, dengan rambut yang masih terurai aku mulai melukis dengan wajahku sebagai media lukisku,

Mas Faris memelukku dari belakang merasakan aroma green tea dari shampo yang aku gunakan,

"jangan tebal tebal ya make up nya, nanti kamu banyak yang naksir kan gawat"ujarnya dengan kepala yang bertumpu di bahuku,

"ini kan hari spesial mas, make up harus cetar dong, masa biasa aja"tanggapku membuat air mukanya berubah,

"jangan tabarruj, kecantikan kamu cuma buat mas sayang"katanya mengakhiri pelukannya dengan mengecup pipiku singkat,

"Dasar cari kesempatan kamu mas!"kesalku dengan pipi yang bersemu,

"bilang aja kamu suka, sok kesel lagi"timpalnya terkekeh sambil menyisir rambutnya yang telah di olesi gel rambut,

"iya suka kok, masa cuma pipi kiri aja yang kanan nggak nih?"tanyaku tak malu entah aku menjadi begitu manja dengan mas Faris suamiku,

"sekarang udah nggak malu lagi ngomong begitu sama mas?hmm?"tanyanya mendekat dan mencium pipi kananku,

"nah, jadi Billa nggak usah pake blush on, pipinya Billa udah merah hihihi"kataku terkikik,

Mas Faris ikut tersenyum manis, kenapa senyummu manis sekali mas?Billa bisa melihat senyummu setiap hari,
Aku menatap mas Faris tanpa berkedip, wajahnya sangat tampan, ya Allah aku begitu mangagumi suamiku ini,

Mas Faris menurunkan badannya agar bisa berhadapan langsung denganku, dan aku begitu leluasa meraba setiap jengkal wajahnya,

"kenapa sih mas, kamu tampan, tampan sekali, kan Billa jadi tambah jatuh cinta"kataku menyusuri alisnya yang tebal mengusapnya perlahan,

"karena istriku cantik, maka suaminya juga harus tampan"ujarnya tersenyum,

"iya lah, Billa kan sangat cantik kan mas?"tanyaku lagi,

"iya, tapi sayang istriku pendek"jawabnya tertawa,

Aku mendorong tubuhnya hingga ia terjungkal ke belakang, "puas, kalau mas Faris mau cari yang tinggi silahkan mas!cari aja sana Billa ikhlas, tapi mas Faris harus cerain Billa!"

Aku memalingkan wajahku kesal, moodku tadi baik sekarang berantakan, apa salahnya dengan orang pendek mentang mentang dia tinggi semampai,

"sayang, mas minta maaf tadi kan cuma bercanda"pintanya menahan tawa,

"ketawa aja mas, nggak usah ditahan ketawa ayo!Billa mending berangkat sama kak Ridwan aja,"kataku membuatnya bungkam dan bersimpuh di depanku dan menggenggam tanganku,

"maaf ya, beneran mas minta maaf, sama mas aja ya?jangan sama Ridwan, suami kamu kan mas, bukan Ridwan,"ucapnya tulus,

"hmm"

Skenario Allah yang Terindah (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang