Happy reading sayangkuh 💙💙Ada kebohongan lain, untuk menutupi kebohongan yang lainnya, sungguh ini bukan yang aku mau tapi keadaanlah yang membuatku berkata demikian, hati ini masih tertutup, atau mungkin aku yang menutup, aku harus membukanya mungkin besok atau lusa.
•~ Ghani Alfarizy ~•
Kini aku dan keluargaku sedang menyantap makanan yang telah tersaji dengan rapi didepan kami. Sampai bada maghrib ayahku tak kunjung menampakkan wajahnya, padahal aku merindukannya.
"dek tolong ambilin dong makannya"pinta abangku dengan dilembut lembutkan.
Tuk..
"aws, sakit nih bu tangan Hafidz, kok dipukul sih!mana pukulnya pakai centong sayur lagi"ringis bang Hafidz sambil mengelus tangannya yang kena pukul oleh ibu.
"lagian kamu, Billa kan mau ngambilin makan faris, suaminya, bukan kamu"ucap ibu tak suka. "sini biar ibu ambilkan"sambungnya menyambar piring yang berada dalam tangan abangku.
Bang Hafidz hanya bisa mendengus kesal dengan raut wajah yang masam,
"makannya bang, cepetan dihalalin"kata mas Faris membuka suara.
"diem loe, dasar adek ipar laknat"dengus bang Hafidz kesal.
"hahahaha, bang bang udah jomblo baperan lagi"ujar mas Faris yang kali ini membuatku ingin ikut menjahili bang Hafidz.
"bener banget tuh bang kata mas faris"tambahku membuatnya benar benar kesal.
"udah udah kalian itu, kasian tuh bang Hafidz"ujar ibu menengahi.
Akupun masih hanyut dan sedikit terpaku melihat tawa mas Faris yang begitu tulus tanpa beban disini, aku merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia ini, tapi mungkin hanya sekejap, dan nyatanya semua ini akan lenyap.
"Bill, kok nglamun,"ucap mas Faris mengintrupsiku.
"ehh iya mas mau lauk apa?"tanyaku padanya mencoba biasa saja.
"kamu kenapa Billa?ada masalah?cerita sama ibu nak"tanya ibu khawatir.
"nggak kok bu, Billa nggak apa apa, oh iya mas ini lauknya mau apa?"ucapku menutupi segala kebohongan yang ada.
"sayur sop, sama ayam goreng aja"ucap mas Faris menanggapi.
Segera kuambilkan lauk yang ia mau, dan menyerahkannya sekaligus mengambil makanan untukku makan juga.
Tok tok tok
"Biar Billa aja yang buka bu,"kataku bergegas meninggalkan meja makan dan menuju pintu utama.
"iya sebentar"kataku dari dalam.
"iya!, kak Rid-wan?"ucapku terbata setelah membuka pintu.
"assalamualaikum Bill"salamnya.
"wa-waalaikumsalam kak, silahkan masuk"jawabku mempersilakan dia masuk.
"mau apa dia kemari?"tanyaku dalam hati.
"bang Hafidz ada?"tanyanya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah yang Terindah (END)
General Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] My first story ya, maaf kalau bagian bagian awal rada amburadul, bakal direvisi setelah cerita selesai, [mohon hargai setiap part dengan bintang] Enjoy this story gaes, PLAGIATOR MENJAUH, yang plagiat, istighfar dan ingat...