39. Karma Lidya, Poligami Faris

6.5K 371 39
                                    

Nisa come back,

Yang nunggu ayo angkat tangan..

Terimakasih semuanya
Bacanya pelan pelan, resapi, pahami, hayati pahami setiap kata, ambil baik nya buang buruknya, Nisa manusia biasa dan tulisan ini tidak sempurna,

Jangan lupa vote, inget yah, GRATISSS KOK NGGAK bayar,

Happy reading sayang

Aku izinkan membagi cintaku dengannya wanita masa lalumu yang menangis di hadapanku,

~• Nabilla Zahratussalma •~

Hari pernikahan bang Hafidz dan Aisyah kian dekat, aku dan mas Faris tengah mempersiapkan segala keperluan,

"mas udah mas bawa ke penjahit kain batiknya?kan biar nanti bisa dicuci kalau dadakan nanti kaya tahu bulat"kataku berjalan tertatih menggunakan tongkat ke arah lemari untuk mengambil baju untuk mas Faris gunakan,

"udah kok, paling lusa udah selesai"jawab mas Faris mengusap rambutnya yang basah,

"uh capek,"ujarku terduduk di pinggir kasur,

"capek yah pake tongkat?ya udah makannya pake kursi roda aja sayang"pinta mas Faris ikut duduk disampingku sambil mengancing kemejanya,

"Justru Billa harus pakai tongkat, biar latihan terus bisa cepat jalan deh"timpalku semangat,

"iya deh, tapi kalau capek bilang loh"kata mas Faris,

"siap"

"oh iya Bill, kamu ngapain ngambilin mas kemeja?ini kan weekend sayang, aduh mas juga lagi malah di pakai kemejanya"ujar mas Faris menepuk jidatnya,

"apa iya mas?kok Billa bisa lupa gini ya?hehe maaf ya mas"kataku terkekeh,

"nggak apa apa deh, mendingan sekarang kita jalan jalan, sambil cari hadiah buat bang Hafidz gimana?"tawar mas Faris senang,

Raut wajahku mendadak sendu, jika aku meng iya kan ajakan mas Faris aku hanya akan merepotkan dengan kondisiku sekarang, "ehm..Billa di rumah aja deh mas, Billa lagi pengin di rumah"

"yakin nggak mau jalan jalan?nggak suntuk emang di rumah aja?"tanya mas Faris lagi kali ini menatapku,

"iya mas,"jawabku yakin dan bergegas keluar menyiapkan sarapan,

Mas Faris memandangku dengan pandangan heran, dan kemudian dia mengekoriku ke meja makan,

"ini mas segini nasi gorengnya cukup?"tanyaku memperlihatkan nasi goreng diatas piring yang baru saja aku ambilkan untuknya,

"tambahin, makannya satu piring aja ya sama kamu sayang?"tawar mas Faris dengan senyumannya,

"boleh, Billa tambahin ya"jawabku

Kami pun makan satu piring berdua, masyaallah baru kali ini aku benar benar merasa sangat senang, setelah sekelumit masalah yang datang bertubi tubi, perihal mbak Lidya? Sejauh ini keadaan baik baik saja, dari situ aku mulai menepis pikiran burukku untuknya,

"minum kamu mana?"tanya mas Faris padaku,

"itu air putih tapi mas, bukan teh, kamu kan kalau pagi sukanya minum teh, emang nggak apa apa?toh kamu juga ada minum sendiri tuh teh hangat yang udah aku siapin"jawabku menunjuk teh hangatnya,

"kamu nyiapin teh nya nggak kesiram lagi kan?"godanya membuatku berpikir tentang pertama kali aku keluar dari rumah sakit,

"ya nggak lah mas, gitu deh sukanya, sebel"kesalku mencebikkan bibir,

Skenario Allah yang Terindah (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang