29. Sesak

5.3K 405 19
                                    

Maap up lambat ya,
Happy reading sayang...

Aku tau aku salah namun apakah dengan kesalahan yang kecil itu,membuatmu membenciku? Harusnya kamu tau ini adalah garis takdir,

~• Nabilla Zahratussalma •~

Melaksanakan kewajiban kepada Allah sudah kupenuhi kini saatnya membantu ibu,kebetulan ibu sedang membuat bolu kukus gula jawa kesukaanku.

"Billa bantu ya bu,"tawarku dan mengambil pisau untuk menyisir gula jawa.

"mau buat berapa banyak bu?"tanyaku pada ibu.

"ya buat kamu dibawa aja, sama buat cemilan, palingan 30 buah mungkin"jawab ibu mengambil tepung,

"bu Billa mau tanya alasannya ibu jodohin bang Hafidz itu apa? Kan bang Hafidz bisa cari istri sendiri bu"kataku meminta penjelasan, jujur aku masih melihat kesedihan di mata abangku itu.

"mau sampai kapan ibu nunggu dia Bill, buktinya abangmu itu nggak pernah bilang ada yang mau dia khitbah"ujar ibu dengan sedikit tegas menatapku.

"itu yang ibu nggak tau"timpalku sendu,

"maksudnya?"tanya ibu penasaran.

Wajah ibu mendadak sendu, akhirnya aku urungkan ucapanku, "ehh nggak kok bu, nggak ada apa apa"

"asik banget nih kayaknya,"seru bang Hafidz menghampiri kami.

"bantuin dong bang, jangan cuma nerocos aja, jangan cuma jadi seksi konsumen"ujarku cemberut.

"seksi konsumen lebih baik"timpalnya sambil duduk dan mencomot sepotong gula jawa untuk dimakan.

Aku mendengus kesal "gula jawa dimakan juga yah,"

"iya lah enak gini"timpalnya memasukkan gula jawa kedalam mulutnya.

"Faris jemput kamu jam berapa?"tanya ibu kali ini.

"nggak tau bu, mungkin jam lima an kali,"jawabku mempersiapkan cetakan yang dilapisi kertas cup.

"mandi dulu gih, udah jam setengah lima"pinta ibu kepadaku.

"ya udah Billa mandi dulu"jawabku meninggalkan mereka dan melesat ke kamar mandi.

•••••••••

Aku merasa tenang berada di kamarku ini, setelah tadi mandi aku segera berpakaian dan merebahkan tubuhku di kasurku yang begitu kurindukan dengan rambut yang tergerai dan dengan pikiran yang melayang,

Satu sisi aku senang karena sikap mas Faris yang sangat berubah,namun disisi lain belum ada kata cinta yang tumbuh untukku didalam hatinya, apakah begitu sulit menerimaku dalam kehidupannya, sespesial  apa sosok mbak Rania dihatinya?belum lagi ditambah bang Hafidz yang sama sepertiku, Aisyah sahabatku yang kini cintanya bertepuk sebelah tangan, perihal mbak Lidya yang mungkin akan merasakan sakit yang mendalam, dan tentang kesepakatan yang akan berakhir,dan tentang kehidupanku nanti,  huft...

Aku menerawang dengan pandangan ke arah jendela, aku senang berlama lama di kamarku, damai rasanya.

•••''••••

Skenario Allah yang Terindah (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang