Puan bukan untuk disakiti namun harus diberi kebahagiaan yang hakiki,yang terpatri didalam sanubari,bukan hanya ilusi ataupun mimpi tapi sebuah kenyataan yang suci.
~aksarannisa
Aku berjalan menuju kampus dengan senyum yang tak luntur hingga dahi ini terbentur dan aku jatuh tersungkur ya nasib nasib
Brukk
"Aduh"pekikku"Ya ampun Billa ku kenapa sih makannya kalau jalan itu pakai mata sih jangan pakai perasaan nanti baper"ucap Mella sembari tertawa.
"Temen jatuh tuh ditolongin, bukan diceramahin apalagi diketawain"jawabku kesal sambil berusaha berdiri.
"Iya deh maapin ya? Sini Mella bantu"ucapnya mengulurkan tangannya.
"Nggak usah, telat nih aku udah berdiri sendiri"kataku kesal.
"Lagian kamu itu jalan aja sampai jatuh gitu mikirin apa sih?"tanyanya penasaran.
Aku hanya menggedikkan bahu"nggak tau" jawabku sambil tersenyum kembali.
"Ditanya malah senyum senyum lagi"
"Kamu sakit?"tanyanya sambil memegang dahiku
"Nggak panas kok, kenapa sih Billa curhat dong?"ucapnya kembali.
"Curhat?emang aku mamah Dedeh?"kataku terkekeh
"Tau ah Billa sebelll"ujar Mella akhirnya.
"Hehehe iya nanti aku cerita kalau selesai kuliah oke?"tawarku.
"Oke deh"jawabnya
"Oh iya Mell, yang lain pada kemana kok kamu sendiri?"tanyaku sambil celingak-celinguk.
"Mereka udah kekelas duluan kayanya"jawabnya.
"Ya udah yuk ke kelas nanti telat kan berabe"ujarnya lagi
"Yuk"kataku akhirnya.
Hari ini cukup melelahkan karena belajar bareng dosen killer, jam kuliah sudah selesai dan akhirnya aku dan mereka berjalan ke kantin untuk sekedar mengganjal perut yang sedari tadi memberontak ingin diisi."Gimana gimana nih Billa katanya mau cerita kan?"kata Mella
"Cerita apa sih? Kalian berdua mau main rahasia rahasiaan nih sama kita,?"ujar Nindy
"Iya nggak asik ah kalian"sambung Aisyah.
"Kalian itu diem aja deh biar si Billa cerita dulu, cukup dengerin aja"ucap Mella kesal
"Biasa aja dong nggak usah sewot gitu, kita kan cuma nanya"jawab Nindy tak mau kalah
"Aduh kalian itu malah ribut, nih aku mau cerita"kataku menengahi perdebatan mereka.
"Nih ya, tau nggak kemarin itu aku video call sama bang hafidz, terus nih ya mas Faris itu loh kayak nya cemburu, tapi kalau ditanya dia itu nggak mau ngaku gitu, nah satu lagi pas tadi mau berangkat kampus aku dianter sama dia, gara gara dia nggak mau aku naik ojol heran deh tapi ya nggak apa-apa sih yang jelas hari ini Billa seneng bangetttt"cerita ku pada mereka.
"Seriusan? Alhamdulillah kalau gitu,"
Syukur Mella."Terus gimana sekarang?"tanya Nindy.
"Gimana apanya sih Min?"tanya kembali Mella dengan bingung
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah yang Terindah (END)
Ficción General[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] My first story ya, maaf kalau bagian bagian awal rada amburadul, bakal direvisi setelah cerita selesai, [mohon hargai setiap part dengan bintang] Enjoy this story gaes, PLAGIATOR MENJAUH, yang plagiat, istighfar dan ingat...