33. Terselip Asa

4.3K 348 37
                                    

Up lagi yeay...

Ingetin lagi, dan ingetin terus, minta tolong banget sayang, jangan jadi siders, so sad tau, hehe...

Selamat bersua kembali dengan mereka

Salam sayang dari mas Faris si dokter tampan...

Pernah terluka, aku ingin bahagia saat ini dan seterusnya serta selamanya,

~• Nabilla Zahratussalma •~

Aku sudah kembali ke rumah setelah kejadian kemarin yang mungkin sudah mas Faris urus sedikit demi sedikit, ku tau mas Faris pasti sedang menyelidiki apakah semua yang mbak Rania ucapkan benar? Aku memang bingung dengan hal ini, huft.

Hari ini aku berangkat ke kampus lagi walaupun mas Faris sudah melarang untuk pergi ngampus aku tetap ingin berangkat kampus juga, alasan mas Faris tidak logis masa hanya gara gara persaaannya tidak enak, sementara mas Faris sudah mulai berangkat ke rumah sakit cutinya hanya dua hari.

"kamu nggak usah berangkat deh,"pinta mas Faris sambil menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk,

Aku berdiri menghadapnya dan mengambil alih kegiatannya,"nunduk mas Billa nggak sampai"

"siapa suruh pendek"ejeknya dan menunduk.

"ish,suami nyebelin"pekikku,

"nggak usah berangkat ya, perasaan mas nggak enak banget nih, serius"pintanya sekali lagi,

"Billa mau berangkat juga!"ucapku cemberut dan melemparkan handuk tepat di wajahnya .

Dia mendengus dan menghampiriku yang sedang membereskan buku, "terserah kamu, tapi kalau ada apa apa jangan pernah hubungi mas!"

Mas Faris sudah kesal dia mengambil pakaian dan membawanya ke dalam kamar mandi,

"huft salah lagi,"

Aku segera mengambil khimar instan hitam sepinggang untuk ku gunakan dan bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Sarapan sudah kusiapkan, omelet dan nasi goreng sudah tertata rapi di meja makan,tinggal menunggu mas Faris untuk sarapan,

Mas Faris dengan wajah tak bersahabat dia duduk di depanku lagi,  bukan di sampingku,

Aku hendak mengambilkannya namun ia tepis, "saya bisa ambil sendiri"

Kembali lagi, aku memang salah tidak menuruti ucapannya tapi apakah ia harus semarah ini?

"mas, Billa minta maaf jangan kayak gini, hiks Billa salah, hiks mass"rengekku dengan menangis,

"udah nangisnya?udah berapa kali bilang jangan cengeng, udah lah mas mau berangkat, inget jangan hubungi mas kalau kamu ada apa apa"ujarnya ketus dan pergi keluar meninggalkanku,

Aku berangkat kampus sendiri lagi, kali ini bukan menggunakan ojek online melainkan taksi online,
Hari ini sungguh di luar dugaan, tidak ada cium kening, diantar sampai kampus, dedenya juga nggak disapa lagi,

"ini uangnya pak,"ujarku menyodorkan uang dan langsung pergi ke dalam kelas,

Mereka, sahabatku menatapku aneh mungkin mereka cemas dengan keadaanku sekarang, mataku sudah sembab pastinya, apalagi terngiang ucapan mas Faris 'jangan hubungi mas kalau ada apa apa' ya Allah mana lagi aku lupa hari ini jadwal check up kandungan lagi, itu artinya aku check up sendiri tanpa ditemani mas Faris?

Skenario Allah yang Terindah (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang