Attention ini part terpanjang yaw, jadi jangan bosen bacanya tinggalkan jejaknya 💜💜
Ketika kamu bermain dengan hati maka ada seseorang yang terluka, ketika kamu bermain dengan waktu maka ia tak akan kembali, namun satu hal kamu tak bisa bermain dengan takdir karena ia telah digariskan oleh sang pencipta untuk hambanya.
•Aksarannisa•
Sudah cukup apa yang aku rasakan, tapi mana mungkin aku mengharapkan perpisahan, setidaknya aku masih bisa bertahan walaupun itu menyesakkan, aku tidak mau mereka merasakan kesedihan, hidupku memang penuh beban, namun aku percaya semua akan mencapai puncak kebahagiaan, karena itulah garis takdir yang harus aku jalankan.
Kini telah berganti pagi lagi,aku tidak tahu apa yang mas faris lakukan di luar karena sejak kejadian siang itu, aku tidak keluar kamar sedikitpun,
Pagi ini aku menyemangati diriku agar dapat memulai kehidupan kembali, dengan sedikit polesan make up untuk menyegarkan wajahku yang sebelumnya benar benar berantakan, kejadian kemarin? Sudahlah aku sudah lupakan, biarlah Allah yang membalas semuanya.
Aku keluar kamar dan langsung menuju ke dapur menyiapkan sarapan, hari ini kuliahku libur jadi aku pasti banyak waktu dirumah.
Kulihat suamiku berjalan menuju ke meja makan, dengan senyum yang terus merekah aku memberanikan diri menyapanya "shobalul khair mas suamiku" sedikit alay memang aku hari ini, ini bukan sifatku sebenarnya tapi aku juga jadi anak manja saat bersama ayahku jadi apa salahnya jadi anak alay setidaknya bisa membuat dia berubah.
"hmm"jawabnya singkat.
"kok cuma hmm sih mas nggak asik ah"ucapku sambil cemberut, benar benar nggak tau malu aku ini.
"ya shobahu nur"katanya akhirnya sambil menggeser kursi di seberangku dan mendudukinya.
Senang sekali rasanya mendapat respon. Apa aku harus seperti ini setiap hari, rasanya alay dan gila sekali aku ini.
"aneh dia tidak marah? Padahal aku memakinya kemarin, aku kira dia bakal pergi dan minta cerai,benar benar aneh"monolog faris dalam hati.
"kamu itu kenapa, liatin saya seperti itu,saya tau kamu itu sebenarnya mau membalas saya kan?tapi pakai ilmu ghaib, jangan jangan kamu mau santet saya iya?! "katanya menatap kearahku.
"hahahaha, mas faris lucu deh jadi tambah sayang"ucapku kelepasan namun langsung kuberhentikan tertawaku dan memakan makanan yang ada di depanku.
Kulihat dia terheran heran dengan aku hari ini, biarlah.
"kamu sakit? "tanyanya disela mengunyah makanan.
"nggak kok"jawabku, "emangnya kenapa mas? "tanyaku lagi.
"nggak apa apa cuma beda aja, saya kira kamu akan minta pisah dari saya gara gara kejadian kemarin"ujarnya.
"ya nggak lah, aku nggak mungkin pergi sebelum kamu yang minta aku pergi, nyatanya kamu nggak minta aku pergi tuh kenapa coba?pasti kamu takut kan kehailangan aku, iya kan?"ucapku dengan nada menggoda.
"saya hanya tidak mau orang tua saya berfikir macam macam saja dengan kamu dan saya"kata faris tegas.
"ok, tapi kamu harus turutin mau aku,"pintaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah yang Terindah (END)
General Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] My first story ya, maaf kalau bagian bagian awal rada amburadul, bakal direvisi setelah cerita selesai, [mohon hargai setiap part dengan bintang] Enjoy this story gaes, PLAGIATOR MENJAUH, yang plagiat, istighfar dan ingat...