Rintihan hujan di pagi hari terdengar jelas, padahal kemarin begitu terik, namun tiba-tiba saja, pagi ini tak seceria sebelumnya.
Liona bangkit dari kasurnya sebelum sang Ibu membangunkannya, hari ini begitu dingin.
"Yah, hujan, males banget ke sekolah." gerutunya, sambil terus bergelung dengan selimutnya di depan cermin kamar tidurnya.
Sekarang baru Pukul 05:15, ia masih punya banyak waktu untuk bersantai.
Seraya memikirkan kembali kejadian semalam yang sangat aneh baginya."Laskar kejedot apaan ya? kaki gue juga mendingan sih, ishh heran gue sama tuh cowok sableng!"
Lebih baik, ia mandi saja, dan segera bersiap-siap, bodo amat ini masih terlalu pagi, yang penting mandi air hangat.
Segera saja, dia melakukan ritual di kamar mandinya, dan itu cukup lama, mungkin menikmati shower yang sekarang ia nyalakan dengan air hangat, karena biasanya ia akan mandi dengan air dingin, karena hari ini hujan, alhasil begitulah.
Selsesai mandi, Liona segera mengeringkan tubuhnya dengah handuk, kemudian mengambil seragamnya di dalam lemari.
Lantas ia merapikan kembali seragamnya, dan bercermin. Merapikan kembali rambut abu-abunya.
Liona memang sengaja mewarnai rambutnya dengan warna itu, entah kenapa ia merasa cocok.
Ia mengambil Lipstik berwarna merah jambu, kemudian mengoleskannya di bibirnya yang tipis, sangat sedikit ia mengoleskannya, karena bibirnya juga sudah merah jambu, untuk senang-senang saja sebagai kudrat perempuan.
Ia melirik sekilas jam yang bertengger di tangannya, sekarang menunjukkan pukul 06:12, masih sangat pagi.
Buku sudah ia masukkan ke dalam bag nya, semuanya sudah tertata rapih, kamarnya pun sudah ia bereskan.
Kembali membuka jendela kamarnya, terlihat hujan masih turun, meskipun tidak terlalu deras, tetap saja, pagi ini menjadi pagi yang sangat dingin.
Liona tak lupa memakai switernya, kemudian mencangklok tasnya dan keluar dari kamar, sekarang sudah pukul setengah tujuh, waktunya untuk sarapan.
Dilihatnya di meja makan, sudah ada Mamanya yang tengah menata masakan juga piring-piringnya.
Papanya juga terlihat anteng, dengan setelan jas yang sudah rapi terbalut di tubuhnya sambil menyesap kopi susunya.
"Pagi Ma, Pa." sapanya setelah turun dari tangga rumah.
Sandrina tersenyum seraya menjawab.
"Pagi juga kesayangan Mama, tumben kamu bangun tanpa Mama bangunin?"Liona terkekeh.
"Hujan yang bangunin aku Ma." dengan mendudukan pantatnya di kursi.Papanya juga tersenyum.
"Gimana sekolah kamu sayang?"Liona menatap Papanya itu.
"Baik-baik aja Pa.""Yaudah, kita sarapan dulu yuk!"
*****
Liona berangkat dengan Pak supir seperti biasanya, hujan masih setia mengguyur kota, sehingga ia pun siap sedia membawa payung.
Sampai di sekolah, Liona segera membuka pintu mobilnya, dan membuka payung.
"Pak, jangan telat nanti jemputnya ya!"
"Iya Non." ucap sang supir tersebut.
Liona segera berlari kecil, sambil menutupi kepalanya dengan payung hitam yang ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR & LIONA (END)
Roman d'amourSi selebriti petakilan, ceroboh dan suka julid, dialah Ardaru Laskar Bzezofky. Dan si cewek kalem agak jutek, Angeline Liona Bernadeth. Musuh bebuyutan yang dipersatukan dalam ikatan perjodohan, apakah keduanya siap menghadapi prahara rumah tangga...